Lars (Ryan Gosling) menetap sendirian di sebuah rumah semenjak ibunya wafat. Dia dan saudara laki-lakinya yang sudah menikah bertetangga. Kesepian dan mungkin menjomblo terlalu lama dapat mempengaruhi jalan pikiran seseorang.
Semula permasalahan yang dialami Lars hanyalah rekan kerja yang buruk dan iklan-iklan intrusive di internet sampai dia mengambil keputusan membeli sebuah boneka (seperti manekin) orang dewasa. Dalam artian, dia berusaha menjalin hubungan delusional dengan seseorang atau sesuatu -sesuai harapan masyarakat- yang tidak terlalu riskan.
Dengan kata lain, kedekatan yang tidak berpotensi menyakiti perasaan diri, sebagaimana ikatan antara ibu dan anak, ataupun kebiasaan umum orang punya hewan peliharaan. Namun, tulisan ini tidak bermaksud mengulik pribadi Lars lebih jauh.
Kepribadian seseorang mendapat dukungan kompak atau pertentangan luas dari komunitas domisilinya bisa sangat kasuistis, bergantung keyakinan individual dan tradisi warga sekitar.
Film LATRG menggambarkan anggota-anggota gereja setempat toleran dan ikut berpura-pura atas 'kelainan' pacar Lars sampai merayakan pernikahan di gereja segala -boneka juga manusia. Sekilas dua kilas mimik Ryan dalam hal ini si Lars di film itu menyiratkan ambivalensi.
Di satu sisi dia tampak meyakinkan dengan gangguan jiwa, bahwa dia gila. Di sisi lain, raut wajahnya mencurigakan ; jangan-jangan dia mempermainkan semua orang sejak awal.
Pornografi
Pornografi, pornoaksi, perzinahan hingga pelacuran (illegal atau yang dilegalkan) telah lama menjadi fenomena dan rahasia umum peradaban. Selalu ada dan hanya dilupakan saat manusia berperang dan kembali di waktu rehat peperangan. Dewasa ini, di internetlah marak penyedia utama konten porno. LATRG mengetengahkan sejauh mana orientasi seksual 'menyeleweng' oleh tunasosial, ekses interaksi orang di dunia maya.
Apa efek di kehidupan offline? Bercampur baur termasuk pacaran di kalangan remaja sungguh belum merupakan kekhawatiran otoritas institusi pendidikan dan orang tua / wali, tapi materi dan tayangan sensual menyebabkan pergaulan biasa beresiko karena mereka telah terpapar gambaran-sebelumnya. Keterkejutan masyarakat terhadap bunting akibat seks pranikah menjadi lumrah sehingga misalnya tidak masalah meninggalkan pasangan sejoli berduaan di pekuburan.
Peredaran konten pornografi biasanya awal dari pelanggaran di tingkat khalwat dan seterusnya sebagaimana narkoba dan minuman beralkohol (khamr) akar/induk kejahatan yang mengantar kepada kehilangan kesadaran. Sebagai materi paling basic, menalar pornografi cukup dengan premis sederhana : melihat aurat lawan jenis bagian dari persetubuhan. Begitu anda punya akses dan tidak sulit mengontrol frekuensi 'berkunjung', materi gambar audio visual tidak diperlukan, kecuali mungkin di semesta kesenian. Salah satu keanekaragaman kebudayaan manusia adanya kebutuhan menghayati seni di lingkungan dan rutinitas banal. Lewat kontribusi silang, anda dapat menemukan beberapa faktor pemicu kekaryaan dan kekayaan pikiran. Terjadi akumulasi pengaruh merebaknya pornografi/pornoaksi bersama penggunaan narkoba dan miras yang mendorong kreativitas free sex. Misalkan euforia dan mabuk-mabukan sehabis nonton konser dibawa tidur sekamar.
Referensi postingan ini tidak membaca kajian tematik (filsafat/karya ilmiah populer) mengenai pornografi berupa ketelanjangan dan hubungan intim, tapi ulasan ini menyortir sejumlah bahan riset sebanyak puluhan adegan video 'full'. Daya tarik konten dewasa timbul karena memenuhi bentuk-bentuk ideal yang sesungguhnya nyaris tidak pernah sempurna. Adapun segelintir 'terbaik' dari tontonan itu berhasil ditemukan tapi tidak semua pemerannya terlihat nyaman sepanjang durasi.
Secara umum, wanita sejati hanya merasa aman dan nyaman bersikap terbuka dalam koridor pernikahan atau semacam privasi perzinahan. Selain itu, pastilah suatu akting yang sangat baik di ranjang jika bukan gila seks diantaranya ganda campuran sampai beregu (orgy) -homoseks dan lesbianisme dibahas di tulisan lain. Padahal, keindahan anatomi tubuh tampak ketika manusia berbusana. Misalnya wanita harus mengenakan pengganjal (bra) atau korset. Kemolekan dan kemontongan tanpa perlu jenis pakaian itu pastilah kita menemui momen langka makhluk asing (Ufo = tipe 4). Perkembangan teknologi bedah plastik kemudian mengabulkan aspirasi konsumen baik tuntutan pribadi maupun industri hiburan. Tren dan pemikiran tentang kesenangan artifisial ini sepertinya -disengaja atau tidak- disatir oleh sebuah film berjudul Lars and the Real Girl.
Penalaran ini harus senantiasa berdampingan dengan aspek-aspek berkesenian dan standar-standar nilai estetis sebagai bahan pertimbangan agar di kemudian tidak menjadi semata dalih bermaksiat yakni menyalurkan birahi dengan mengumbar bagian-bagian vital anggota badan. Sikap para orang tua kepada anak remaja mereka amat beragam hingga pembiaran. Dunia islam di negara-negara sekuler seperti Indonesia lazim mengatasi kenakalan remaja dengan solusi pesantren. Namun, percayalah pengalaman melihat pornografi akan dilewati semua orang terutama anak laki-laki. Lingkungan dan komunitas orang dewasa berasumsi tiap-tiap mereka bisa mengatasinya sampai menemukan pasangan hidup (menikah).
@ndywinston
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H