Mohon tunggu...
ichsan mikail
ichsan mikail Mohon Tunggu... Novelis - Full time blogger

Pengarang novel Transition, novel Dimension of Dreams, dan kumpulan cerpen Province Memoir. Standby di official website : mikailearn.my.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mystery of Sanhok

6 Agustus 2021   16:20 Diperbarui: 6 Agustus 2021   17:04 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : pubg mobile

"Saya menggedor pintumu sejak tadi, astaga bel itu, kenapa terdengar nyaring hingga satu blok? Lihat tetanggamu gentayangan hidup penasaran. Apa saya mengganggu?"

"Maaf, aku flu berat" 

Percakapan berhenti sejenak. Kasak-kusuk di luar telah reda.

Ketika kami bersua dan berbincang, seperti biasa Lao menawarkan balik apa yang sedang dia nikmati. Aku bilang tidak, terima kasih. Aku mengarang punya dua problem fisik yang senantiasa menghantui : gigi dan lambung. Dalihku berubah-ubah, dia mungkin lupa. Aku tidak berbelanja untuk diriku, hanya sedang berhemat.

"Btw, apa kau masih minum obat?" tanyaku. Pertanyaan klinis kami, khususnya dia yang belum sembuh-sembuh juga.

Demi Tuhan, sedikit lagi. Aku berusaha membantunya kembali seperti dulu agar Tuhan membalas usaha secuil apapun dan menyembuhkan psikosomatik yang tersisa dalam diriku, kemudian aku bisa bertebaran di muka bumi. Mungkin ke luar negeri ; kuliah dan bekerja. Tuanku, sangat sepi di Mars. Hampir semua orang di planet ini terdaftar merundungi aku. Bosan mendengar omelan bapak dan mama dan cerita kesuksesan saudara-saudara kandung. Toh Lao juga tidak harus selalu menjadi yang terbaik sekabupaten. Seorang saja pendengar lumayan, aku tidak akan memaksanya berdebat.

Omong-omong kuperiksa gitar akustiknya berdebu. Aku berharap punya skill yang berguna dan menghasilkan uang tambahan ibarat Youtuber. Tanpa itu setidaknya semacam karir yang senantiasa berusaha kupertahankan dalam rezim Orwellian. Aku bahkan tidak tahu apa dia sungguh paham maksudku.

Beberapa waktu kemudian, Lao bertandang balik rumahku mengatakan ingin menemui kawan-kawan lama. Dia kini tengah dalam pengobatan serius.

"Abdul, gilakah aku?"

"Tidaklah... ya kau agak gila, tapi aku temanmu."

"Kau bilang kau pernah mengalami seperti aku sekarang. Kau sudah membaik?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun