Mohon tunggu...
Eriza Fudlah
Eriza Fudlah Mohon Tunggu... Bankir - karyawan swasta

Ordinary people but have great dream n wish..

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Anomali (II)

5 November 2012   08:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:57 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi…

Mari kita berjalan kaki sedikit terus beberapa ratus meter ke arah belakang, tepatnya setelah kali atau sungai yang terletak di belakang Plaza Indonesia. Di sana kita bisa melihat betapa perekonomian Indonesia memang tumbuh namun tidak untuk semua rakyat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya dinikmati oleh segelintir orang saja.

Anomali?

Anomalikah jika pertumbuhan Indonesia secara kumulatif, hingga triwulan III-2012, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,29 persen. Namun masih banyak rakyat yang kelaparan? Rakyat yang tidak bisa menikmati pendidikan karena tak sanggup membayar uang sekolah. Bahkan di era modern seperti ini, masih ada rakyat yang tak mendapatkan aliran listrik.

Uang sekolah gratis. Ya! Tapi siswa mesti membayar uang sumbangan wajib, sumbangan sukarela, uang seragam, uang POMG, uang bangunan, uang buku, dan uang yang bernama lain selain SPP. Orang tua lebih memilih meng-kuliahkan anaknya ke kampus swasta yang mutunya belum tentu bagus. Karena kampus seperti UI, ITB, UGM dan kampus negeri lainnya sungguh mahal hingga tak terjangkau oleh rakyat biasa.

Saat ini, masih banyak rakyat yang memilih pergi ke ‘orang pintar’ ketimbang ke dokter karena mahalnya biaya kesehatan. Kartu miskin untuk kesehatan ‘gratis’ tidak mudah dan murah di dapat. Seandainya dapat dibuat tak gampang dipergunakan. Sungguh ironis.

BBM disubsidi. Sementara subsisidi pendidikan dan kesehatan sungguh kecil. Pemerintah justru memilih mensubsidi orang kaya melalui subsidi BBM.

Anomali?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun