Mohon tunggu...
Jumaijah R
Jumaijah R Mohon Tunggu... Guru - Pegawai PPPK Kementrian Agama

Hobi saya membaca Buku, mengoleksi foto pemandangan dan Berpetualang di alam bebas

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pola Asuh Sangat Menentukan Karakter Anak

6 Desember 2024   08:48 Diperbarui: 6 Desember 2024   08:55 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Keluarga. Sumber: Dokumen Pribadi/Jumaijah.R Guguraty

 

Saudara, segala sesuatu dalam hidup kita ini, selalu berawal atau dimulai dari hal2 kecil, namun bisa berujung bahkan berdampak besar. 

Sama hal dengan sesuatu kebiasaan2 kecil yang kita lakukan, jika kebiasaan-kebiasaan itu terus dilakukan, maka kebiasaan itu akan menjadi sebuah karakter dan apabila karakter itu terus dilakukan akan menjadi gaya hidup kita dan kemudian gaya hidup kita akan menjadi nilai diri kita, pastinya semua kita sering mendengar penjelasan seperti itu, tapi memang itu benar adanya, bukan?

Nah, sama halnya dengan pola asuh kita sebagai orang tua dalam hal mendidik dan mengajar anak-anak kita.  

Kadang-kadang kita berfikir bahwa, hal-hal kecil seperti mengajari anak untuk bersikap sopan saat lewat di depan atau di tengah2 orang dengan sikap membungkukkan badan dan dengan tangan kanan diluruskan ke bawah (seperti pada umumnya kita lihat ya..) itu seperti biasa saja dan tidak berpengaruh apa-apa.  

Padahal tanpa kita sadari apabila kita mengajarkan anak kita untuk bersikap seperti itu, hal itu sangat bagus sekali, banyak dampak positif yang akan kita terima, baik untuk kita sebagai orang tua, orang lain khususnya kepada pertumbuhan karakter anak kita.

Sebenarnya, apabila kita mau ambil contoh-contoh yang lain, terlalu banyak hal yang bisa kita lihat dan pelajari, bahwa betapa pentingnya kita memiliki pola asuh yang benar dalam hal mendidik dan mengajar anak kita, sehingga mereka bisa bertumbuh menjadi anak yang memiliki karakter hidup yang terus bertumbuh ke arah yang lebih baik, dari hari ke hari lebih baik.  

Sekarang kita akan belajar sedikit tentang tantangan awal dalam hal membentuk karakter anak kita.  Ada istilah "Resiliensi", istilah ini berarti bagaimana lingkungan berpengaruh terhadap kemampuan seseorang untuk merespon segala permasalahan yang terjadi padanya, termasuk bagaimana seorang individu  merespon Stress dan melakukan koping  (adaptasi) terhadap masalah yang terjadi padanya (Smith-Osborne, 2007)

Bagaimana seseorang merespons permasalahan yang terjadi padanya dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan.  Seseorang yang tangguh cenderung memiliki disiplin diri dan bertanggung jawab atas setiap keputusan yang diambilnya.  

Keberhasilan maupun kegagalan yang terjadi sebagai akibat dari keputusan itu, diterima sepenuhnya.  Setiap kali seseorang melakukan proses pengambilan keputusan, sedikit atau banyak ia akan mempertimbangkannya berdasarkan pengambilan keputusan yang sudah terjadi sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa pengalaman terdahulu mempengaruhinya dalam memutuskan sesuatu.  

Kurangnya pengalaman akan membuat seseorang lemah dalam melihat, membuat pilihan, dan mengambil keputusan yang tepat. Mengapa begitu? karena bahan pertimbangan yang ia miliki sangat sedikit.  

Contoh, jika kita tidak pernah atau jarang melihat dan mengatur menu pilihan menu di restoran, maka kemungkinan kita akan mengalami kesulitan untuk memilih menu yang tepat saat harus menemani suami atau istri kita menjamu relasi bisnisnya.

Sebagai orang tua, kita memiliki kesibukan masinng-masing, karena semua kesibukan itu kita kadang2 sering berpikir praktis dan taktis.  

Hampir dalam setiap keadaan, kita tidak memberi kesempatan untuk anak-anak kita memilih sesuai apa yang mereka inginkan, karena kita menghindari keribetan dan hal lainnya, kita lebih suka memilih dan menentukan pilihan bagi anak-anak kita sesuai keinginan kita. Nah, dalam hal ini anak-anak kita tidak diberi kesempatan untuk mulai belajar menentukan pilihan mereka sendiri.  

Ambillah contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari.  Hal ini bukan tindakan yang salah, tetapi coba kita bayangkan dampaknya dalam jangka panjang, jika ini terjadi secara terus-menerus, kapan anak punya kesempatan untuk belajar menentukan pilihannya sendiri?

Belajar mengambil keputusan adalah tantangan awal untuk membentuk anak yang bertanggung jawab yang harus dimulai sejak dini. termasuk untuk jujur mengakui serta menerima kesalahannya sendiri.  

Izinkan anak-anak kita berlatih mengambil keputusan sendiri saat memilih semua hal dalam hidupnya sejak dini, dimulai dari  hal-hal yang tidak esensial  dalam hidupnya.  

Beri mereka kesempatan untuk memilih semua benda sendiri, sekalipun benda itu mungkin kita anggap jelek, salah ataupun bodoh. Namun, jangan lupa untuk memgajarkan pula sikap berikutnya, yaitu bertanggung jawab terhadap semua pilihan yang sudah mereka pilih.

Sebagai kesimpulan, pola asuh kita sebagai orang tua sangat menentukan seperti apa karakter anak-anak kita kelak. Jadi, didiklah anak-anak kita dengan baik.

           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun