"Tidak ada keluhan yang dirasakan, tapi kadang-kadang warga yang mengeluh karena lahan parkir yang sempit, trus tamu parkir mobil ke halaman orang," ucap Amzal.
"Jadi, Saya harus melakukan negosiasi dengan warga sekitar. Pinter-pinter aja kita nyampeinnya," jelasnya.
Situs peninggalan sejarah terkadang memunculkan kisah mistis, tapi Amzal membantah jika ada kejadian mistis di rumah ini. Amzal bahkan merasakan kedamaian dan perasaan tenang di rumah ini.
"Tidak ada kejadian mistis di sini. Semua aman. Malah rumah ini terasa sejuk dan damai tanpa AC," jelasnya.
Rumah Kelahiran Bung Hatta juga merasakan dampak dari pandemi Covid-19. Penutupan objek wisata di Bukittinggi, berimbas terhadap museum ini. Amzal mengatakan bahwa pandemi juga berdampak terhadap kunjungan tamu.
"Pandemi berdampak sekali. Biasanya saat lebaran tamu banyak berdatangan, tapi lebaran sekarang malah drop. Hari ini saja baru enam orang," jelas Amzal.
Saat peliputan (22/5), objek wisata di Bukittinggi ditutup semua, tapi museum ini tetap dibuka. Amzal menjadi heran. Amzal dan staf hanya menunggu perintah dari atasan jika adanya penutupan atau museum tetap dibuka.
"Saya heran juga kenapa rumah ini masih dibuka, sedangkan yang lain sudah tutup. Tapi, kami di sini menunggu perintah saja dari atasan," jelas Amzal.
Amzal berhasil menjaga dan sebagai pendamping tamu Rumah Kelahiran Bung Hatta. Hal ini dapat dibuktikan dari ulasan para tamu yang secara keseluruhan mengatakan bahwa mereka mendapat pelayanan yang memuaskan.
MS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H