Ada tiga poin yang hendaknya diperhatikan ketika berdana. Pertama, perbuatan baik yang disertai rasa bahagia (sebelum, pada saat & setelah berdana).
Kedua, perbuatan baik selain disertai rasa bahagia, juga disertai pengetahuan atau kebijaksanaan mengapa seseorang melakukan kebajikan (mengetahui tujuan dan manfaatnya).
Yang ketiga, berdanalah dengan keterampilan. Dipaksa atau pun tidak dipaksa, seseorang akan berdana karena ia terampil. Keterampilan batin ini diperoleh dengan cara membiasakan diri untuk berdana sehingga menjadi kebiasaan.
Berdana dengan pertimbangan yang baik, dilakukan dengan penuh hormat dan tangan sendiri, dan ada pemikiran bahwa ada manfaat dari perbuatan baik tersebut di masa mendatang. Maka orang tersebut cenderung akan memperoleh kebahagiaan, seperti: rejeki lancar dan bisa menikmati kekayaannya tersebut.
Selain dana, hal lain yang buahnya lebih besar adalah membangun vihara untuk Sangha dari empat penjuru. Hal lain yang lebih unggul dan buahnya lebih besar adalah memiliki keyakinan kepada Buddha, Dhamma dan Sangha (Tiratana) serta dapat berlindung kepada Tiratana. Bagi perumahtangga yang mempraktikkan Pancasila Buddhis akan memiliki keunggulan yang buahnya jauh lebih besar.
"Selamat merayakan Sanghadana di bulan Kathina. Menyokong kehidupan Bhikkhu Sangha berarti turut berkontribusi dalam menjaga Buddha Sasana," pesan Ketua Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB) Kertarajasa, Batu, Malang, Jawa Timur ini.
Usai Khotbah Dhamma, umat Buddha dengan penuh bakti mempersembahkan bunga, lilin dan dupa (amisa puja) serta berdana catupaccaya kepada Sangha.Â
Jasa kebajikan yang telah dilakukan tidak lupa turut dibagikan kepada semua makhluk dengan melakukan pelimpahan jasa (Pattidana). Bhikkhu Sangha melakukan pembacaan paritta Pattidana dan penguncaran paritta keberkahan diiringi pemercikan tirta paritta sebagai penutup rangkaian Sanghadana Kathina.
Umat kemudian bergegas ke Ruang Makan untuk berdana makan siang kepada Sangha. Mempersembahkan dana makan siang yang telah dipersiapkan kepada Sangha dengan penuh keyakinan. Bahwa makanan yang didanakan tersebut akan sangat menunjang para Bhikkhu agar dapat mempraktikkan kehidupan kebhikkhuan. Sebagai bentuk kontribusi umat Buddha dalam menjaga Buddha Sasana.*(midhata)