Sang Buddha menekankan dalam berbagai kesempatan. Pentingnya mengisi kebajikan dalam kehidupan, maka kebaikan akan datang dalam hidup ini. Sebaliknya, penderitaan akan datang apabila melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat.
Kebajikan seperti berdana harus terus dilakukan. Tidak hanya kepada para Bhikkhu, tetapi juga kepada siapapun. Bahkan terhadap sesama makhluk lainnya. Kebahagiaan dari yang bersifat duniawi hingga spiritual akan muncul dengan berdana.
Karena berdana memberi manfaat yang begitu besar, maka Sang Buddha mengingatkan pentingnya berdana. Hal ini disampaikan berdasarkan pengalaman langsung Beliau.
Tidak ada seorang pun makhluk yang akan menderita atau miskin hanya karena berdana. Hal ini disampaikan Sang Buddha melalui pengetahuan mata batin Beliau.
Seseorang yang suka berdana, lagi dan lagi, akan terlahir di alam bahagia. Sang Buddha berkata jika seseorang tahu betapa besar manfaat berdana. Maka tidak ada seorang pun yang akan makan sebelum ia bisa memberi kepada yang lain; bahkan walaupun itu suapan terakhir.
Betapa berdana sangat bermanfaat untuk diri kita masing-masing. Walaupun dana ini bermanfaat, tetapi ada yang lebih penting lagi. Yaitu: bagaimana orang tersebut memiliki kualitas dalam berdana.Â
Apakah berdana dilakukan dengan ketulusan, keikhlasan, dan penuh hormat? Ataukah dilakukan dengan tangan sendiri atau meminta tolong orang lain, yang akan menjadi nilai lebih saat berdana.
Apakah dilakukan dengan pertimbangan yang baik, atau dengan memberikan benda yang layak? Apakah dilakukan dengan pandangan yang benar atau tidak dengan pandangan yang benar?
Itu semua akan menjadi hal baik ketika berdana. Dan yang juga penting, apakah perbuatan yang dilakukan memberikan akibat ataukah tidak memberikan manfaat?