Mohon tunggu...
Miguel Dharmadjie
Miguel Dharmadjie Mohon Tunggu... Penulis - Berbagi nilai-nilai kebajikan

Public speaker, Member of IPSA (Indonesian Professional Speakers Association), Dhammaduta, Penyuluh Informasi Publik (PIP) dan Penulis. Urun menulis 9 buku antologi dan kolaborasi: "Berdansa Dengan Kematian : Narasi Survival, Solidaritas dan Kebijakan di Pandemi Covid-19" (November 2020), "Di Balik Panggung Bicara (Kisah dan Kolaborasi Pembicara Publik)" (Mei 2021), "Selalu Tebar Kebaikan" (April 2022), "Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati" (Desember 2022), "Gerimis Cinta Merdeka" (Januari 2023), "Speakers' Notes" (Januari 2023), "Speakers' Notes: The Next Journey" (Oktober 2023), novel "Kapak Algojo dan Perawan Vestal" (Juni 2024), serta "A2Z Experience In Public Speaking" (Agustus 2024).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kathina, Pesta Kebajikan

2 Desember 2024   16:21 Diperbarui: 3 Desember 2024   06:10 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Sanghadana Kathina 2568 TB. / 2024 M. di Klenteng Kwan Kong Makassar (Sumber: dokpri)

Sang Buddha menekankan dalam berbagai kesempatan. Pentingnya mengisi kebajikan dalam kehidupan, maka kebaikan akan datang dalam hidup ini. Sebaliknya, penderitaan akan datang apabila melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat.

YM. Bhikkhu Santacitto Thera, Ph.D. membawakan kotbah Dhamma pada Sanghadana Kathina 2568 TB. / 2024 M. di Klenteng Kwan Kong Makassar (Sumber: dokpri)
YM. Bhikkhu Santacitto Thera, Ph.D. membawakan kotbah Dhamma pada Sanghadana Kathina 2568 TB. / 2024 M. di Klenteng Kwan Kong Makassar (Sumber: dokpri)

Kebajikan seperti berdana harus terus dilakukan. Tidak hanya kepada para Bhikkhu, tetapi juga kepada siapapun. Bahkan terhadap sesama makhluk lainnya. Kebahagiaan dari yang bersifat duniawi hingga spiritual akan muncul dengan berdana.

Karena berdana memberi manfaat yang begitu besar, maka Sang Buddha mengingatkan pentingnya berdana. Hal ini disampaikan berdasarkan pengalaman langsung Beliau.

Tidak ada seorang pun makhluk yang akan menderita atau miskin hanya karena berdana. Hal ini disampaikan Sang Buddha melalui pengetahuan mata batin Beliau.

Seseorang yang suka berdana, lagi dan lagi, akan terlahir di alam bahagia. Sang Buddha berkata jika seseorang tahu betapa besar manfaat berdana. Maka tidak ada seorang pun yang akan makan sebelum ia bisa memberi kepada yang lain; bahkan walaupun itu suapan terakhir.

Betapa berdana sangat bermanfaat untuk diri kita masing-masing. Walaupun dana ini bermanfaat, tetapi ada yang lebih penting lagi. Yaitu: bagaimana orang tersebut memiliki kualitas dalam berdana. 

Umat berdana kepada Sangha dalam Sanghadana Kathina 2568 TB. / 2024 M. di Klenteng Kwan Kong Makassar (Sumber: dok KBBV Makassar)
Umat berdana kepada Sangha dalam Sanghadana Kathina 2568 TB. / 2024 M. di Klenteng Kwan Kong Makassar (Sumber: dok KBBV Makassar)

Apakah berdana dilakukan dengan ketulusan, keikhlasan, dan penuh hormat? Ataukah dilakukan dengan tangan sendiri atau meminta tolong orang lain, yang akan menjadi nilai lebih saat berdana.

Apakah dilakukan dengan pertimbangan yang baik, atau dengan memberikan benda yang layak? Apakah dilakukan dengan pandangan yang benar atau tidak dengan pandangan yang benar?

Itu semua akan menjadi hal baik ketika berdana. Dan yang juga penting, apakah perbuatan yang dilakukan memberikan akibat ataukah tidak memberikan manfaat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun