Kathina; salah satu dari empat Hari Besar Agama Buddha; merupakan hari perayaan yang selalu dinantikan oleh umat Buddha. Saat dimana umat Buddha mempersembahkan dana kepada Persamuhan para Bhikkhu (Sangha) di bulan Kathina. Merayakan usainya para bhikkhu berlatih diri selama tiga bulan menetap di suatu tempat pada musim hujan (vassa).
Kathina sebagai wujud bakti dan terima kasih umat Buddha kepada para Bhikkhu yang telah membimbing mereka. Saat yang tepat bagi umat Buddha berdana empat kebutuhan pokok para Bhikkhu (catupaccaya); yakni: jubah, makanan, tempat tinggal dan obat-obatan. Kathina dikenal sebagai bulan berdana kepada Sangha; lahan yang subur untuk menanam jasa kebajikan.
Berdana catupaccaya kepada Sangha pada masa Kathina dikenal sebagai Sanghadana Kathina. Menjadi kesempatan sangat berharga untuk dapat berdana kepada Sangha di bulan Kathina. Bhikkhu yang hadir bukanlah pribadi para bhikkhu. Tetapi representasi dari Sangha atau mewakili Sangha.
Sanghadana Kathina yang digelar di berbagai vihara, cetiya dan kelenteng selalu dipadati umat Buddha. Termasuk di Klenteng Kwan Kong Makassar (Rumah Ibadah Satya Dharma); Â salah satu tempat pelaksanaan Sanghadana Kathina 2568 TB. / 2024 M.
Sanghadana Kathina yang diadakan di Ruang Dhammasala dan Ruang Kelas ini berlangsung pada Minggu (03 November 2024) pagi. Keluarga Buddhis Brahmavihara (KBBV) Makassar menjadi panitia pelaksana.
Hadir empat orang bhikkhu dari Sangha Theravada Indonesia (STI). Yaitu: YM. Bhikkhu Appamatto, Mahathera; YM. Bhikkhu Jayaratano, Thera; YM. Bhikkhu Santacitto, Thera, Ph.D.; dan YM. Bhikkhu Cittasilo.
YM. Bhikkhu Santacitto membawakan kotbah Dhamma dengan tema "Kathina; Pesta Kebajikan". Di hadapan sekitar seratus lima puluh orang umat Buddha, alumni program S3 jurusan Buddhist Studies dari Kelaniya University, Sri Lanka ini menguraikan tentang makna Kathina sebagai pesta kebajikan.
Kathina merupakan pesta kebajikan. Menjadi tradisi sejak jaman Sang Buddha. Sebagai bentuk atas dasar keyakinan umat Buddha terhadap Buddha, Dhamma dan Sangha dalam menyokong Sangha. Apa yang dilakukan adalah kebajikan yang besar. Karena menyokong Sangha artinya berkontribusi dalam menjaga ajaran Buddha; Buddha Sasana.
Para Bhikkhu dapat bertahan karena sokongan perumah tangga. Para Bhikkhu dapat sehat karena makanan dari umat sehingga dapat mempraktikkan kehidupan kebhikkhuan. Hal ini sebagai bentuk turut berkontribusi agar ajaran Buddha dapat bertahan dengan lebih baik. Kontribusi untuk menjaga Buddha Sasana.