Mohon tunggu...
Miguel Dharmadjie
Miguel Dharmadjie Mohon Tunggu... Penulis - Berbagi nilai-nilai kebajikan

Public speaker, Member of IPSA (Indonesian Professional Speakers Association), Dhammaduta, Penyuluh Informasi Publik (PIP) dan Penulis. Urun menulis 9 buku antologi dan kolaborasi: "Berdansa Dengan Kematian : Narasi Survival, Solidaritas dan Kebijakan di Pandemi Covid-19" (November 2020), "Di Balik Panggung Bicara (Kisah dan Kolaborasi Pembicara Publik)" (Mei 2021), "Selalu Tebar Kebaikan" (April 2022), "Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati" (Desember 2022), "Gerimis Cinta Merdeka" (Januari 2023), "Speakers' Notes" (Januari 2023), "Speakers' Notes: The Next Journey" (Oktober 2023), novel "Kapak Algojo dan Perawan Vestal" (Juni 2024), serta "A2Z Experience In Public Speaking" (Agustus 2024).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Waisak dan Kesadaran Keberagaman

5 Juni 2024   07:00 Diperbarui: 5 Juni 2024   07:07 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ucapan Waisak 2568 TB / 2024 (sumber: Parami Buddhist School)

Mengingat sangat pentingnya keberagaman, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha (Ditjen Bimas Buddha) Kementerian Agama RI mengangkat tema “Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis dan Bahagia”. Tema ini menjadi tema nasional dari peringatan Waisak 2568.

Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas, dalam video ucapan selamat memperingati Waisak 2568 BE. mengatakan, kesadaran bahwa bangsa ini kaya akan keragaman sangat penting untuk merawat harmoni dan kerukunan. Sebab kerukunan adalah prasyarat pembangunan. Semoga peringatan Waisak tahun ini menjadi berkah utama dalam membangun kesadaran keberagaman hidup harmonis dengan penuh bahagia.

“Mari jadikan Waisak 2568 sebagai momentum merajut kembali kerukunan. Setelah dinamika pemilihan presiden dan anggota legislatif. Saatnya kita menjalin sinergi untuk bersama-sama memberikan kontribusi bagi pembangunan bangsa ke depan,“ pesan Gusmen.

Pentingnya keberagaman sejalan pula dengan Pesan Tri Suci Waisak 2568 BE. dari Sangha Theravada Indonesia (STI). Dengan tema “Memperkokoh Persatuan dalam Keberagaman” mengingatkan bahwa memperkokoh persatuan merupakan keniscayaan bagi perkembangan diri dan sosial dalam skala makro, bahkan global. Apalagi, persatuan Indonesia telah disepakati sebagai dasar hidup berbangsa dan bernegara dalam Pancasila.

Ucapan Waisak 2568 TB / 2024 (sumber: Parami Buddhist School)
Ucapan Waisak 2568 TB / 2024 (sumber: Parami Buddhist School)

Sementara Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres, dalam Pesan Waisak 2568 BE./2024. Menandaskan ajaran Buddha yang abadi tentang perdamaian, kasih sayang dan pelayanan kepada orang lain adalah jalan menuju dunia yang lebih baik, lebih pengertian dan harmonis untuk semua.

“Hari ini dan setiap hari, marilah kita dibimbing oleh semangat Waisak dan keyakinan yang diperbarui akan apa yang dapat kita capai sebagai satu keluarga umat manusia. Mari bekerja sama untuk membangun masa depan yang lebih damai dan berkelanjutan,” dalam pesannya di kanal youtube United Nations in Indonesia yang dirilis pada Hari Waisak. 

Pesan-pesan Waisak 2568 BE. dari Menteri Agama RI, STI, dan Sekjen PBB, semakin meneguhkan pentingnya memperkokoh persatuan di tengah keberagaman dalam mewujudkan kehidupan harmonis dan bahagia.

Karenanya, ada dua poin penting yang patut dimiliki oleh sesama anak bangsa, termasuk umat Buddha.

Pertama, membangun kesadaran kolektif akan keberagaman. Dalam kehidupan bermasyarakat, keberagaman adalah suatu kewajaran. Pasalnya, setiap orang memiliki tanggung jawab perilaku (karma) yang tidak sama; berbeda satu sama lain.

Perbedaan dan keberagaman dalam kehidupan ini sudah pasti akan terjadi. Karena setiap orang mewarisi hasil perilakunya sendiri. Meskipun terdapat berbagai perbedaan, pada hakikatnya semua manusia menginginkan kehidupan yang harmonis, nyaman dan bahagia. Baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun