Bunyi tambur, ceng-ceng (cha-cha) dan tong-tong (knong) terdengar nyaring hingga ke lantai 5. Dua ekor barongsai bergerak lincah dan gesit mengikuti suara alat musik. Masyarakat beragam usia telah memadati jalanan di sekitar klenteng. Ingin menyaksikan atraksi barongsai pada siang hari itu.
Atraksi yang dimainkan Tim Barongsai Klenteng Kwan Kong mendapat sambutan hangat. Masyarakat bersemangat menonton, walaupun cuaca siang itu sangat terik.
Kawan-kawan jurnalis pun tak ingin ketinggalan. Bergegas menuju ke lantai dasar untuk berbaur dengan masyarakat.Â
Meliput atraksi barongsai oleh remaja dan pemuda berusia 13-23 tahun; dari beragam suku: Bugis, Makassar, Ambon, dan Tionghoa. Kesenian barongsai telah menjadi milik seluruh anak bangsa. Bukan hanya menjadi milik orang Tionghoa semata. Â Â
Rasa penasaran para jurnalis dan masyarakat pun terpuaskan. Dapat menonton atraksi barongsai yang dimainkan dengan sangat enerjik. Saling mendukung, berkolaborasi, dan bersatu padu antar anggota tim untuk menampilkan atraksi terbaik kepada masyarakat.Â
Kunjungan adik-adik mahasiswa dan kawan-kawan jurnalis mengenal tradisi budaya Tionghoa di Klenteng Kwan Kong bermakna penting.Â
Sebagai upaya saling mengenal dan membangun persaudaraan sejati sebagai sesama anak bangsa. Bersama-sama dengan seluruh komponen anak bangsa, termasuk umat Tridharma untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia tercinta.Â
 Â
**
Salam Penuh Berkah,