Mohon tunggu...
Miguel Dharmadjie
Miguel Dharmadjie Mohon Tunggu... Penulis - Berbagi nilai-nilai kebajikan

Public speaker, Member of IPSA (Indonesian Professional Speakers Association), Dhammaduta, Penyuluh Informasi Publik (PIP) dan Penulis. Urun menulis 9 buku antologi dan kolaborasi: "Berdansa Dengan Kematian : Narasi Survival, Solidaritas dan Kebijakan di Pandemi Covid-19" (November 2020), "Di Balik Panggung Bicara (Kisah dan Kolaborasi Pembicara Publik)" (Mei 2021), "Selalu Tebar Kebaikan" (April 2022), "Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati" (Desember 2022), "Gerimis Cinta Merdeka" (Januari 2023), "Speakers' Notes" (Januari 2023), "Speakers' Notes: The Next Journey" (Oktober 2023), novel "Kapak Algojo dan Perawan Vestal" (Juni 2024), serta "A2Z Experience In Public Speaking" (Agustus 2024).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Tradisi Budaya Tionghoa di Klenteng Kwan Kong, Makassar

15 Februari 2023   06:00 Diperbarui: 15 Februari 2023   06:14 2582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Barongsai bersejarah berusia 73 tahun yang dipamerkan di Klenteng Kwan Kong (Sumber: Dok YKKK)

Bunyi tambur, ceng-ceng (cha-cha) dan tong-tong (knong) terdengar nyaring hingga ke lantai 5. Dua ekor barongsai bergerak lincah dan gesit mengikuti suara alat musik. Masyarakat beragam usia telah memadati jalanan di sekitar klenteng. Ingin menyaksikan atraksi barongsai pada siang hari itu.

Atraksi Tim Barongsai Klenteng Kwan Kong saat Cap Go Meh (Sumber: Dokpri)
Atraksi Tim Barongsai Klenteng Kwan Kong saat Cap Go Meh (Sumber: Dokpri)

Atraksi yang dimainkan Tim Barongsai Klenteng Kwan Kong mendapat sambutan hangat. Masyarakat bersemangat menonton, walaupun cuaca siang itu sangat terik.

Kawan-kawan jurnalis pun tak ingin ketinggalan. Bergegas menuju ke lantai dasar untuk berbaur dengan masyarakat. 

Meliput atraksi barongsai oleh remaja dan pemuda berusia 13-23 tahun; dari beragam suku: Bugis, Makassar, Ambon, dan Tionghoa. Kesenian barongsai telah menjadi milik seluruh anak bangsa. Bukan hanya menjadi milik orang Tionghoa semata.    

Rasa penasaran para jurnalis dan masyarakat pun terpuaskan. Dapat menonton atraksi barongsai yang dimainkan dengan sangat enerjik. Saling mendukung, berkolaborasi, dan bersatu padu antar anggota tim untuk menampilkan atraksi terbaik kepada masyarakat. 

Kunjungan adik-adik mahasiswa dan kawan-kawan jurnalis mengenal tradisi budaya Tionghoa di Klenteng Kwan Kong bermakna penting. 

Sebagai upaya saling mengenal dan membangun persaudaraan sejati sebagai sesama anak bangsa. Bersama-sama dengan seluruh komponen anak bangsa, termasuk umat Tridharma untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia tercinta. 

  

**

Salam Penuh Berkah,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun