Tanpa terasa, tahun ini kita telah memasuki tahun ketiga krisis pandemi Covid-19  melanda seluruh dunia. Walaupun sudah mulai sedikit mereda, tetapi Covid-19 masih  menjadi suatu ancaman yang patut diwaspadai.Â
Berbagai krisis yang harus dihadapi umat manusia makin memperparah krisis kesehatan yang berkepanjangan ini. Seperti : pemulihan Covid-19 yang tidak merata, krisis ekologis, perubahan iklim, hingga munculnya berbagai konflik, perpecahan, dan kekerasan.Â
Hari Raya Trisuci Waisak 2566 Tahun Buddhis (TB.) Tahun 2022 yang jatuh pada tanggal 16 Mei 2022 diperingati pada masa multi krisis ini.Â
Hari Raya Trisuci Waisak memperingati tiga peristiwa suci dalam kehidupan Buddha Gotama. Tiga peristiwa suci yang diperingati umat Buddha di Indonesia dan seluruh dunia ini terjadi pada hari yang sama; saat purnama raya di bulan Waisak; dengan tahun yang berbeda.
Kelahiran Pangeran Siddharta Gotama di Taman Lumbini, Nepal (623 SM), Petapa Gotama mencapai Pencerahan Sempurna dan menjadi Buddha di Bodhgaya, India (588 SM), serta Kemangkatan Buddha Gotama atau Buddha Gotama Parinibbana di Kusinara, India (543 SM).Â
Sebagai Hari Buddha, peringatan Hari Trisuci Waisak menjadi kesempatan berharga bagi umat Buddha di manapun berada, untuk selalu mengingat dan semakin menghayati ajaran kebenaran Dhamma. Sehingga dapat mengejawantahkan nilai-nilai Dhamma yang universal sebagai landasan penuntun hidup dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dhamma memuat nilai-nilai universal guna meningkatkan kualitas batin. Untuk mengakhiri penderitaan, Sang Buddha mengajarkan Empat Kebenaran Mulia sebagai bagian penting dari kebijaksanaan Beliau. Empat Kebenaran Mulia merupakan hasil pengalaman langsung yang diperoleh oleh Sang Buddha dengan usaha-Nya sendiri.Â
Empat Kebenaran Mulia terdiri dari : Kebenaran Mulia tentang Dukkha, Kebenaran Mulia tentang Asal Mula Dukkha, Kebenaran Mulia tentang Lenyapnya Dukkha, dan Kebenaran Mulia tentang Jalan Menuju Lenyapnya Dukkha. Â
Jalan menuju lenyapnya dukkha adalah Jalan Mulia Berunsur Delapan. Sebuah jalan yang memiliki delapan unsur yang saling berkaitan satu sama lain. Yaitu : pengertian benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, pencaharian benar, daya upaya benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar.Â
Jalan Mulia Berunsur Delapan yang dikenal sebagai Jalan Tengah (Majjhima Patipada), merupakan jalan menuju lenyapnya penderitaan. Ajaran tentang Jalan Tengah yang menjadi panduan hidup bagi umat Buddha ini, memuat nilai-nilai kebenaran yang bersifat hakiki.Â
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres, dalam Pesan Vesak 2566 EB / 2022; dari rilis pers di situs web PBB yang dilansir pada Jumat (13/5/2022); mengajak memanfaatkan Waisak sebagai momen pembaruan spiritual. Menghormati kebijaksanaan Buddha dengan bersatu sebagai satu kekuatan, dalam solidaritas, dan membentuk dunia yang lebih baik dan damai bagi semua orang.
Dewan Kepausan untuk Dialog Antar Umat Beragama dalam "Pesan untuk Perayaan Hari Raya Waisak 2022" menekankan pula pentingnya Empat Kebenaran Mulia.Â
Ini adalah memudarnya dan berhentinya keinginan yang sama tanpa ada yang tersisa; memberikannya, membiarkannya pergi, melepaskannya, dan tidak lekat padanya. (Dhammacakkappavattana Sutta, 56.11)
"Bagi umat Buddha, Jalan Mulia Berunsur Delapan dapat mengembangkan kasih sayang dan kebijaksanaan untuk terlibat dalam masalah sosial yang menjadi perhatian," tulis Pesan Waisak dari Vatican itu.
Sang Buddha mengajarkan kehidupan berimbang, dengan prinsip jalan tengah yang menghindari dua cara hidup ekstrem. Yaitu : menuruti hasrat kesenangan indra dan menuruti praktik penyiksaan diri. Untuk dapat hidup berimbang mutlak dibutuhkan pengembangan kebijaksanaan, moralitas, dan keteguhan pikiran.
Majjhima Patipada berisikan ajaran tentang pentingnya praktik kehidupan beragama yang berprinsip jalan tengah atau moderat. Prinsip ini sangat dibutuhkan dalam menjaga kerukunan dan kedamaian.Â
Praktik kehidupan beragama yang moderat ini dikenal sebagai moderasi beragama. Moderasi beragama menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang terdapat pada penerapan cinta kasih dan kasih sayang.
Moderasi beragama adalah 'jalan bijak' yang memadukan cinta kasih dan kasih sayang serta pemahaman agama yang lebih terbuka terhadap perkembangan kehidupan dewasa ini. Sehingga dapat menjauhkan sikap ekstrem dan intoleransi terhadap perbedaan.
Dengan memiliki pemahaman dan mempraktikkan moderasi beragama sebagai kehidupan beragama yang moderat, akan tercipta persatuan, kerukunan, kedamaian dan kebahagiaan. Untuk itu setiap orang hendaknya menumbuhkan prinsip jalan tengah yang dimulai dari dirinya sendiri terlebih dahulu, lalu dikembangkan ke orang lain.Â
Ajaran Buddha tentang persatuan terdapat dalam Kitab Suci Dhammapada syair 194 Â yang berbunyi : "Kelahiran Para Buddha merupakan sebab kebahagiaan. Pembabaran Ajaran Benar merupakan sebab kebahagiaan. Persatuan Sangha merupakan sebab kebahagiaan, Dan usaha perjuangan mereka yang telah bersatu merupakan sebab kebahagiaan."
Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas, dalam video ucapan selamat memperingati Hari Trisuci Waisak 2566 TB. mengajak untuk terus memperkuat Moderasi Beragama dan merekatkan tali persaudaraan antar sesama. Sebagaimana terdapat dalam Kitab Suci Dhammapada, syair 194.
"Karena seluruh umat Buddha Indonesia mempunyai tanggung jawab yang sama untuk ikut membangun masyarakat yang rukun, damai dan sejahtera. Dan itu bisa dilakukan dengan memahami kebenaran Dhamma yang hakiki, " pesan Menteri Agama.
Marilah kita jadikan Jalan Tengah sebagai prinsip praktik kehidupan beragama yang menjunjung tinggi kemanusiaan dengan penerapan cinta kasih dan kasih sayang. Agar tercipta kehidupan bersama dan bersesama yang bersatu, rukun, damai dan bahagia. Hanya dengan persatuan, solidaritas dan kebersamaan, kita akan dapat melewati multi krisis ini, termasuk pandemi Covid-19.
Selamat Hari Trisuci Waisak 2566 TB. Tahun 2022. Semoga Tuhan Yang Maha Esa, Sang Tiratana, selalu melindungi. Semoga semua makhluk berbahagia.
**
Salam Penuh Berkah,
Miguel Dharmadjie, S.T., CPS, CCDdÂ
Artikel ini telah tayang di Harian Tribun Timur hari Kamis tanggal 19 Mei 2022 halaman 15 rubrik Opini dan di Tribun-Timur.com rubrik Opini pada hari yang sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H