Mohon tunggu...
Miguel Dharmadjie
Miguel Dharmadjie Mohon Tunggu... Penulis - Berbagi nilai-nilai kebajikan

Public speaker, Member of IPSA (Indonesian Professional Speakers Association), Dhammaduta, Penyuluh Informasi Publik (PIP) dan Penulis. Urun menulis 9 buku antologi dan kolaborasi: "Berdansa Dengan Kematian : Narasi Survival, Solidaritas dan Kebijakan di Pandemi Covid-19" (November 2020), "Di Balik Panggung Bicara (Kisah dan Kolaborasi Pembicara Publik)" (Mei 2021), "Selalu Tebar Kebaikan" (April 2022), "Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati" (Desember 2022), "Gerimis Cinta Merdeka" (Januari 2023), "Speakers' Notes" (Januari 2023), "Speakers' Notes: The Next Journey" (Oktober 2023), novel "Kapak Algojo dan Perawan Vestal" (Juni 2024), serta "A2Z Experience In Public Speaking" (Agustus 2024).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Waisak dan Jalan Tengah

23 Mei 2022   15:30 Diperbarui: 21 Desember 2022   12:24 1029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ucapan Waisak 2566 TB / 2022 (sumber: KBBV Makassar)

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres, dalam Pesan Vesak 2566 EB / 2022; dari rilis pers di situs web PBB yang dilansir pada Jumat (13/5/2022); mengajak memanfaatkan Waisak sebagai momen pembaruan spiritual. Menghormati kebijaksanaan Buddha dengan bersatu sebagai satu kekuatan, dalam solidaritas, dan membentuk dunia yang lebih baik dan damai bagi semua orang.

Ucapan Waisak 2566 TB / 2022 (sumber: Parami Buddhist School)
Ucapan Waisak 2566 TB / 2022 (sumber: Parami Buddhist School)

Dewan Kepausan untuk Dialog Antar Umat Beragama dalam "Pesan untuk Perayaan Hari Raya Waisak 2022" menekankan pula pentingnya Empat Kebenaran Mulia. 

Ini adalah memudarnya dan berhentinya keinginan yang sama tanpa ada yang tersisa; memberikannya, membiarkannya pergi, melepaskannya, dan tidak lekat padanya. (Dhammacakkappavattana Sutta, 56.11)

"Bagi umat Buddha, Jalan Mulia Berunsur Delapan dapat mengembangkan kasih sayang dan kebijaksanaan untuk terlibat dalam masalah sosial yang menjadi perhatian," tulis Pesan Waisak dari Vatican itu.

Sang Buddha mengajarkan kehidupan berimbang, dengan prinsip jalan tengah yang menghindari dua cara hidup ekstrem. Yaitu : menuruti hasrat kesenangan indra dan menuruti praktik penyiksaan diri. Untuk dapat hidup berimbang mutlak dibutuhkan pengembangan kebijaksanaan, moralitas, dan keteguhan pikiran.

Majjhima Patipada berisikan ajaran tentang pentingnya praktik kehidupan beragama yang berprinsip jalan tengah atau moderat. Prinsip ini sangat dibutuhkan dalam menjaga kerukunan dan kedamaian. 

Praktik kehidupan beragama yang moderat ini dikenal sebagai moderasi beragama. Moderasi beragama menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang terdapat pada penerapan cinta kasih dan kasih sayang.

Moderasi beragama adalah 'jalan bijak' yang memadukan cinta kasih dan kasih sayang serta pemahaman agama yang lebih terbuka terhadap perkembangan kehidupan dewasa ini. Sehingga dapat menjauhkan sikap ekstrem dan intoleransi terhadap perbedaan.

Dengan memiliki pemahaman dan mempraktikkan moderasi beragama sebagai kehidupan beragama yang moderat, akan tercipta persatuan, kerukunan, kedamaian dan kebahagiaan. Untuk itu setiap orang hendaknya menumbuhkan prinsip jalan tengah yang dimulai dari dirinya sendiri terlebih dahulu, lalu dikembangkan ke orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun