Mohon tunggu...
Almira Mutiara
Almira Mutiara Mohon Tunggu... Lainnya - Mira/Tiara

Masih belajar menulis dan memainkan diksi. Mohon bimbingannya 🙇‍♂️

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Skripsi, Sepenggal Kisah Meraih Prestasi

29 Juli 2018   11:35 Diperbarui: 29 Juli 2018   12:17 1402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : kasodik.blogspot.com

Masa kuliah saat itu, kata-kata yang sering bersliweran di antara mahasiswa di tengah perjalanan menuju kelulusan.

"Duh, belajar mulu, gue bosen.."

"Ngerusak mood sesederhana itu, ngingetin tugas cobak."

"UTS gatau deh gimana besok bisa apa gak.."

"Ahh, titip absen yak."

"Tag-in gw dong ujian besok, gue belom belajar sama sekali."

"Ini dosen ngomong apasih daritadi gw gapaham."

"Gilak ini bapak/ibu jago amat bisa kalkulus/anriil.."

"Tugasnya beneran dikumpulin gak?? Di Folio??"

"Eh liat nomer 5 dong gw beloman hehe.."

"Fotokopi catetan lu dong gw ketinggalan banyak nih.."

"Besok belajar bareng yuk"

"Ajarin gw dong yang materi ini plis"

"Hedon-hedon dulu lah, nanti stress loh belajar muluk.."

Banyak tantangan dan godaan yang harus dilewati, demi mencapai kelulusan di bangku kuliah. Inilah kita, mahasiswa matematika. Walaupun kata orang, mahasiswa yang ada di jurusan Matematika itu Hebat, sebetulnya kita juga manusia biasa yang kadang punya rasa malas dan ada kalanya rasa down melanda.. Inilah kisah kami.

                                                                                                                                                                ***

Harapan demi harapan kurajut dari semenjak kuliah semester 3. Ya, Matematika. Bukan Pendidikan, ya. Aku berada di jurusan non pendidikan atau murni. Jatuh bangun sudah kurasakan. Dari nilai yang jelek hingga yang paling bagus, semua sudah kucicipi. Dari materi kuliah yang rumit sampai yang mudah sekali. 

Karena hal ini lumrah dialami mahasiswa Matematika, banyak wacana tentang susahnya lulus tepat waktu. Yah jangankan lulus tepat waktu, untuk lulus saja rasanya sulit. Karena Matematika adalah mata pelajaran yang sebagian besar tidak disukai masyarakat. Matematika itu susah, ribet, memusingkan, dan lain sebagainya.

Ah, aku ingin mencoba mematahkan persepsi atau stereotipe orang-orang tentang sulitnya Matematika, pikirku. Karena aku seorang yang suka dengan Matematika!

Akhirnya tibalah di semester 8. Karena SKS dan nilaiku sudah mencukupi untuk maju skripsi, dimulailah pertempuran yang sesungguhnya. Tantangan untuk membuat sebuah teori atau analisis baru dalam Matematikapun harus kubuktikan untuk bisa mendapatkan gelar Sarjana Sains.

Berawal dari mencari topik dan studi kasus. Sangat sulit. Sebagian besar topik yang kuminati sudah digunakan sebagai Skripsi. Ah, tidak.. aku hampir putus asa. Tetapi, untungnya ada sahabatku yang selalu menyemangati. Namanya Atika Uyun dan Hengki Harianto, mereka kulihat sangat mudah mendapatkan topik Skripsi. Mereka mengatakan padaku untuk rajin-rajin ke perpustakaan dan mencari jurnal serta spesifik lagi topik yang paling kuminati dan tidak banyak orang membahas hal tersebut.

Akhirnya kutemukanlah apa yang akan kubahas dalam Skripsi. Alhamdulillah, saatnya memulai diksi pertamaku dalam secarik kertas. Kemudian kukonsultasikan ke Dosen Pembimbing. Aku takut sekali topikku tidak diterima! But, i'm wrong. Hamdalah, dosen bilang lanjutkan dengan topik tersebut!

Permulaan yang baik. Aku selalu diajak sahabatku untuk main ke Perpustakaan baik di LIPI, Kampus, ataupun Perpusnas. Materi tambahan yang kucari tidak langsung ketemu. Semua melalui proses panjang dan mencari keselarasan dengan topik yang aku ambil. Hari demi hari dilewati mencari tiap keping kerangka paragraf untuk skripsiku.

Teori-teori, rumus, pembuktian, Teorema, Lemma, dan lain sebagainya sudah kuhimpun dan selanjutnya kupilah. Akhirnya Bab 1 sampai 2 sudah rampung. 2 kali revisi kulewati dan berlembar-lembar kertas serta setiap tetes tinta kukeluarkan. Saatnya melanjutkan ke Bab 3. Inilah yang berat. Studi kasus yang aku buat tidaklah mudah. Bahkan sedikit merambah ke cabang Fisika. Semakin terlihat sulit, bukan? 

Sumber : darunnajah.com
Sumber : darunnajah.com
Rumus demi rumus kurancang. Lalu, kucari solusinya menggunakan software khusus untuk menghitung. Kurang lebih ada 9 persamaan Matematika yang kubuat. Hasilnya? Tidak ada solusi! Bahkan Imajiner! Haduh bagaimana ini???? 3 bulan lagi menuju sidang skripsi! Apa aku bisa menyelesaikannya? 

Saat itu tepat bulan Ramadhan. Saat puasa harus tetap memperjuangkan skripsiku. Bahkan bolak -balik bimbingan. Itupun dosennya belum tentu tidak sibuk dan harus segera mengejar saat jam kosong. Ongkos banyak terbuang, keringat tercucur, tiap liter tinta printer dan lembar-lembar kertas kuhasilkan. Sahabatku yang bernama Uyun, ia tak pernah menunjukkan lelahnya dalam memperjuangkan skripsinya.

Selalu kuingat apa yang ia katakan, "kalau ditunda-tunda gatenang, biar semua beban cepat hilang, cepet kelar juga kuliahnya. mumpung udah semester 3 nih mir. Jangan pernah nunda apa yang sudah berjalan".

Akhirnya kubangkit dan hasil solusi persamaan ketemu setelah aku beberapa malam begadang demi mencari jawaban dan berkali-kali utak-atik persamaan.

Hasilnya kukonsulkan dan apa jawaban dosen? "Kamu udah bagus bikin persamaannya. Tapi... saya minta buatkan manualnya ya. Jangan Pake software hitungnya!"

Oh tidaaaaaaak. Sudah capek-capek aku buat dan jadi hasilnya. Kenapa sekarang malah disuruh manual?????

Sumber : obatstres.org
Sumber : obatstres.org
Aku sempat putus asa di malam harinya dan cerita kepada ibuku. "mah, kalau aku gak lulus tepat waktu 4 tahun, maaf ya mah kalau telat". "Gapapa nak mamah ngerti gimana beratnya kuliah jurusan Matematika. Mamah yang tau gimana perjuangan kamu. Kamu sudah banyak berusaha kesana kemari mencari materi. Lihat mamah nak. Mamah juga dulu susah ngerjain skripsi, berjuang dapetin PNS. Gak mudah. Tapi ya namanya perjuangan kalau gak ada jatuh bangunnya gak seru. Biar ada seninya dan nikmatin aja semuanya. Semua bakal indah pada waktunya nak".

Subhanallah mamah. Orang paling inspiratif buat aku. Tidak hanya sahabatku saja.

Dan aku juga curhat sama Uyun, "Mir, kamu itu bukan buat ulang dari nol kok, dosen itu nyuruh kamu hitung manual demi kebaikan kamu demi akuratnya hasil studi kasus kamu. Siapa tau hasilnya lebih baik dari hitung otomatis. Biar skripsi kamu berkualitas. Semangat mir kita harus wisuda bareng tahun ini!"

Dia yang setia menyemangatiku dan membantuku menyelesaikan setiap permasalahan skripsiku. Energi Baik yang ia tularkan padaku membuat semangatku membara lagi. 3 Hari ku lanjutkan perjuanganku dengan hitung manual. Ini masih di bulan Ramadhan, dan aku mulai mengerjakannya dari setelah tarawih sampai jam 12 malam. Lanjut lagi setelah subuh. 

Kali ini aku hanya tidur 3 jam saja! Biasanya aku langsung tidur. Namun kurela lanjutkan skripsiku sampai solusinya dapat. Kebetulan hari ini libur dan aku bisa full mengerjakannya. Finally, semua solusi terpecahkan dan hasilnya? BENAR SEKALI. Solusi persamaan dan grafiknya lebih akurat dari sebelumnya yang menggunakan cara otomatis!!!

Maafkan aku bu dosen, sebelumnya sudah berfikir negatif karena merasa dipersulit olehmu. Padahal semua cara yang ia berikan demi berkualitasnya skripsiku ini.

Hari-hari berikutnya berjalan dan tinggal melengkapi kesimpulan. Daaaaan, surprise! akhirnya Skripsiku di ACC untuk maju sidang!

Aku minta restu ibuku dan kakaku untuk menghadapi sidang yang berat ini.

Sempat deg-degan saat sidang skripsi karena materiku separuh Matematika dan Fisika. Tidak semua dosen paham tentang Fisika. Akhirnya aku dapat menjelaskan dengan baik dan mendapat nilai bagus. Dan aku keluar ruang sidang dengan senyum sumringah dan disambut para sahabat yang mensupport aku selama ini. ALHAMDULILLAH.

Dan yang paling membahagiakan adalah, saat wisuda tiba. Kukenakan Toga dan memegang ijazah yang diberikan Pembantu Dekan. Disaksikan ibu dan kakakku. Alhamdulillah haru dan bahagiaku tak dapat dibendung. Ibuku menyambutku dengan pelukan hangat.

"selamat ya nak, perjuangan kamu terbayar juga ;') Mamah bangga sama kamu".

Akhirnya terbayar juga semua perjuanganku. Dan aku berhasil lulus tepat waktu (4 tahun). Kuberhasil patahkan stereotipe orang tentang sulitnya Matematika dan sulitnya lulus dari Jurusan Matematika. Semua karena Energi Baik yang ditularkan sahabatku dan ibuku untuk menjalani perjuangan dalam hidup terutama meraih gelar sarjana.

Terima kasih Ibu. Engkau inspirasiku dalam berjuang.

Terima kasih Atika Uyun dan Hengki Harianto. Teman seperjuangan mendapatkan Toga dan gelar S.Si.

Dokumentasi Pribadi : Hasil Perjuangan Panjang meraih Sarjana
Dokumentasi Pribadi : Hasil Perjuangan Panjang meraih Sarjana
Tanpa kalian mungkin perjuanganku akan tetap terhambat dan stagnan di satu tempat. Tidak akan bisa melewati betapa berharganya perjuangan. 

Tidak ada sesuatu yang instan untuk mendapatkan sesuatu yang berharga. Energi Baik dan pengalaman berharga dari orang-orang terkasih adalah motivasi terbaik dalam hidupku.

Semoga bisa mengisnpirasi kita semua dalam berjuang meraih mimpi apapun itu, bahkan untuk berkehidupan selanjutnya.

Energi Baik untuk Kehidupan adalah dimana kita dikelilingi orang-orang inspiratif, motivatif dan berjiwa positif dan penuh semangat.

Salam Semangat untuk seluruh warga net Kompasiana!

#EnergiBaikuntukKehidupan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun