Mohon tunggu...
Miftakhul Janah
Miftakhul Janah Mohon Tunggu... Guru - HOBBY Membaca

Nama Lengkap Miftakhul Janah dan memiliki nama Pena MJana Ghifary, Anak ke 2 dari Pasangan Tamlekha dan Suharti. Lahir di Pekalongan, dan memiliki minat terhadap Sejarah dan Literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gadis Rembulan 1

7 Januari 2022   08:07 Diperbarui: 13 Januari 2022   11:38 919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang yang berkomentar, Suci kau ini cantik, pintar bahkam kamu juga banyak yang mendekati terus kenapa kamu Pilih Johan. Kamu tau sikap Johan seperti apa dia, sering gonta-ganti pasangan. Namun Suci menganggap bahwa omongan itu hanyalah sebuah ujian ketika seseorang akan menikah. Jadi Suci tak menggubris omongan itu karena bagi Suci Johan sudah berubah.

Johan merupakan laki-laki playboy ia sudah terkenal di SMA dan menjadi idola adik kelas karena ketampanannya, sikapnya yang cool dan suka merayu banyak perempuan, gaya pacaran yang bisa dibilang diluar batas, bahkan ia pernah terciduk saat kelas 3 SMA sedang berciuman dengan teman sekelasnya, meski begitu ia hanya diberi sanski dan memperoleh hukuman skors selama 3 hari dilarang masuk sekolah. Namun hukuman yang diterima tidak membuatnya jera. Ia tetap melakukan hal yang sama namun diluar sekolah. 

Gaya pacaran yang bebas membuat Johan dikenal dikalangan teman seangkatannya dengan sebutan sang buaya. Meski terkenal sebutan buaya entahlah mengapa Suci jatuh hati pada Johan, kenapa ia masih tetap menerima mungkinkah mulut manis Johan yang berhasil membujuk Suci.

Selama masa 3 tahun pacaran dengan Johan, Suci tidak menemukan suatu keganjilan apapun entah mempergoki Johan selingkuh atau hal buruk yang akan terjadi, bahkan yang ia peroleh dari Johan selama masa pacaran kepedulian Johan dan sikap romantis yang ia berikan. Maka dari itu Suci merasa yakin bahwa dia telah berubah. Setelah 3 tahun  penantian tibalah mereka mengikat janji suci. 

Namun hal yang menyakitkan muncul selama 2 bulan pernikahan Suci merasakan keganjilan pada diri Johan. Ia jarang pulang dan ia tak memberi uang bulanan seperti awal menikah dulu. 6 bulan berselang Suci telah hamil bahagianya Suci ketika memberi kabar tersebut pada sang suami. 

Namun Johan menanggapi kabar tersebut secara biasa tak ada raut bahagia diwajahnya. Johan nampak bingung wajahnya nampak lelah dan pucat. Bukankah kehamilan adalah kado terindah dari pernikahan? Lantas apa yang menjadikan Johan tidak bahagia?

Seperti pepatah bilang, suatu bangkai lama-kelamaan akan tercium juga. Suatu keburukan akan nampak dan kebenaran akan terlihat, selama ini Johan jarang pulang ke rumah karena dia berselingkuh dengan wanita lain. 

Ternyata Johan selalu berkencan dengan wanita lain. Ini ia lakukan sebagai pelampiasannya, bahwasanya Johan tidak menyukai Suci, ia hanya ingin merebut Suci karena tidak ingin Rendra memilikinya. Rendra adalah laki-laki yang dibenci Johan. Sejak SMA Rendra sudah jatuh hati pada Suci namun Johan mengetahui terlebih dahulu, ia memiliki siasat bahwa ia harus memiliki Suci.

Tok...tok...tok pintu rumah berbunyi, sesegera mungkin Suci membuka pintu rumah, ia kaget karena didepan sudah ada perempuan yang menangis. Silahkan masuk, pinta Suci. Setelah perempuan tersebut bercerita hati Suci kaget bukan main. 

Ternyata Johan memiliki simpanan dan sudah berhubungan selama beberapa bulan bahkan kini perempuan tersebut telah hamil. Hampir tak percaya rasanya Suci ingin pingsan. Ia tak tega dengan perempuan itu. Lalu ia mulai menenangkan si perempuan itu. 

Bahwa Johan akan bertanggung jawab. Namun Suci tidak ingin dimadu. Maka dari itu ia akan bercerai dengan Johan setelah anaknya lahir. Setelah perempuan itu pulang Suci mulai berfikir, benar apa yang dulu orang bilang, bahwa saran dari teman-teman lebih berharga kala itu namun ia tidak menghiraukan. Kecewa mungkin itu yang Suci rasakan, namun nasi sudah menjadi bubur ia harus menerima takdir yang sudah terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun