Mohon tunggu...
Miftakhul Fauzia
Miftakhul Fauzia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi Membaca novel, kepribadian Disiplin, konten kreator pengajian

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

ekstremisme agama di Indonesia: penyebab, dampak dan solusi

29 November 2024   16:55 Diperbarui: 29 November 2024   19:55 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

      Ekstremisme agama merupakan salah satu tantangan serius yang dihadapi Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi pluralisme dan toleransi. Fenomena ini tidak hanya mengancam harmoni sosial, tetapi juga stabilitas politik, ekonomi, dan keamanan nasional. Dalam konteks Indonesia, ekstremisme agama sering kali muncul sebagai respons terhadap isu sosial, politik, dan global yang dianggap mengancam identitas keagamaan. Oleh karena itu, penting untuk memahami akar penyebab, dampak, dan langkah-langkah pencegahan ekstremisme agama.

      Radikalisme dan ekstremisme merupakan persoalan kompleks yang tidak berdiri sendiri. Untuk melihat lebih teliti bagaimana pendidikan agama berkontribusi dalam 8 latar pendidikan dan agensi individual membentuk individu yang terpapar radikalisme penelitian ini menggunakan metode kualitatif wawancara kehidupan mereka. Persoalan-persoalan struktural seperti kemiskinan, pengangguran, dan keterbelakangan turt mendorong seseorang untuk mencari jalan resistensi yang mewadahi aspirasi mereka. Dalam konteks matinya kritisisme kelompok kiri, radikalisme dan ekstremisme menjadi alternatif ideologi resistensi bagi mereka . ideologi yang umumnya berperan sentral dalam proses anggota gerakan radikal di anggap hanya menguatkan framing yang dibangun diatas kekecewaan terhadap kondisi sosial, politik, dan ekonomi. 

Penyebab Ekstremisme Agama

1. Pemahaman Agama yang Sempit

Kurangnya pemahaman agama yang mendalam sering kali membuat individu atau kelompok terjebak dalam penafsiran teks agama yang literal tanpa mempertimbangkan konteks historis dan sosial.

2. Ketimpangan Sosial dan Ekonomi

Ketimpangan yang terjadi di masyarakat menciptakan rasa ketidakadilan yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok ekstremis untuk merekrut anggota baru dengan janji keadilan dan perubahan sosial.

3. Pengaruh Ideologi Transnasional

Ideologi radikal dari luar negeri, seperti Salafisme atau jihadisme, sering kali masuk melalui media sosial, internet, dan jaringan global, memengaruhi pandangan sebagian masyarakat.

4. Krisis Identitas

Sebagian masyarakat merasa terasing dalam dinamika modernisasi dan globalisasi, sehingga mencari identitas alternatif melalui gerakan-gerakan agama yang ekstrem.

Dampak Ekstremisme Agama

1. Disintegrasi Sosial

Ekstremisme agama dapat memecah belah masyarakat berdasarkan agama, ras, atau kelompok, yang mengarah pada konflik horizontal.

2. Ancaman terhadap Demokrasi

Ideologi ekstrem sering kali bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi, seperti kebebasan beragama, hak asasi manusia, dan kesetaraan gender.

3. Kerusakan Ekonomi

Serangan terorisme yang merupakan salah satu bentuk ekstremisme agama berdampak pada sektor ekonomi, seperti pariwisata, investasi, dan keamanan masyarakat.

4. Radikalisasi Generasi Muda

Penyebaran paham ekstrem melalui media digital sangat memengaruhi generasi muda, yang lebih rentan terhadap doktrin radikal.

Upaya Pencegahan

1. Pendidikan yang Inklusif

Sistem pendidikan harus menanamkan nilai-nilai toleransi, moderasi, dan penghormatan terhadap perbedaan sejak dini.

2. Peningkatan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial

Mengatasi kemiskinan dan ketimpangan ekonomi dapat mengurangi akar masalah yang sering menjadi pemicu ekstremisme.

3. Penguatan Hukum dan Keamanan

Penegakan hukum terhadap tindakan radikal dan intoleransi harus dilakukan dengan tegas, tanpa diskriminasi.

4. Pemanfaatan Teknologi untuk Kontra-Narasi

Pemerintah dan masyarakat harus aktif menggunakan media sosial untuk menyebarkan pesan damai dan melawan narasi radikal.

Kesimpulan

    Ekstremisme agama di Indonesia adalah fenomena kompleks yang membutuhkan pendekatan holistik dalam penanganannya. Dengan mengedepankan pendidikan, keadilan sosial, dan toleransi, Indonesia dapat menjaga identitasnya sebagai bangsa yang majemuk dan damai. Semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun tokoh agama, memiliki tanggung jawab untuk mencegah ekstremisme dan memelihara keharmonisan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun