Mohon tunggu...
MIFTAKHUL ROKHMAH
MIFTAKHUL ROKHMAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Tugas

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menakutkan tetapi Sangat Berjasa

21 Mei 2022   09:13 Diperbarui: 21 Mei 2022   09:24 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang gaya bicara beliau yang tegas dan juga keras. Hal tersebut tidak serta merta di lakukan beliau tanpa alasan. Beliau ingin semua muridnya pintar.

Pada hari biasa beliau adalah orang yang sangat sulit untuk di temui. Banyak sekali acara yang menunggu beliau, jika di ingat- ingat lagi bahkan beliau sangat jarang untuk mengajar mengaji. Tetapi jika ada waktu untuk mengajar pasti akan di selingi cerita- cerita nabi atau cerita islami lainnya. 

Yang terkadang selesai karena adzan maghrib berkumandang. Pada setiap bulan Ramadhan, di daerah rumah saya terdapat suatu tradisi yaitu berkunjung ke rumah- rumah sesepuh yang ada di desa tersebut. 

Atau yang biasa disebut unjung- unjung. Ibu saya tidak hanya berkunjung ke sesepuh tetapi juga pergi ke guru- guru yang telah mengajar anak- anaknya.

Beberapa waktu lalu, saat saya berkunjung. Beliau sudah bersiap- siap untuk pergi keluar karena terdapat undangan suatu acara. 

Meskipun saya hanya berkunjung sebentar, tetapi banyak cerita yang saya dapatkan. Salah satunya adalah bahwa anak tertua guru saya tersebut mendapat beasiswa penuh untuk berkuliah di Mesir. 

Sangat membanggakan. Tetapi yang menyedihkan adalah bahwa selama 5 tahun sama sekali tidak di perbolehkan untuk pulang. Jadi beliau hanya di kirimkan foto- fotonya saja. 

Beliau juga menunjukkannya kepada saya. Mulai dari berfoto dengan unta, kemudian berfoto di depan universitas. Serta mengambil gambar dengan orang- penting yang ada di sana. Seperti professor serta teman- temannya.

Pada waktu itu tentu kami membicarakan banyak hal, mulai dari saya melanjutkan sekolah dimana, masuk jurusan apa, sampai apakah sudah mendapatkan apa yang di inginkan. Kemudian beliau bercerita tentang anak- anaknya yang semua merupakan lulusan dari pondok pesantren. 

Beliau bertanya kepada adik saya apakah berminat untuk mendaftar di sebuah pondok jika nanti sudah lulus dari MI- nya. 

Tentu saya tidak pergi ke rumah beliau sendirian. Saya pergi bersama adik saya. Karena saat ini adik saya juga mengaji di tempat saya mengaji. Meskipun terbilang jarang bertemu, saya masih sedikit takut dengan guru saya tersebut. Karena beliau masih tetap sama, yaitu tegas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun