Mohon tunggu...
MIFTAKHUL ROKHMAH
MIFTAKHUL ROKHMAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Leluhur Menjelang Ramadhan

31 Maret 2022   21:01 Diperbarui: 31 Maret 2022   21:04 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beberapa hari lagi kita sebagai umat muslim akan menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Bulan yang penuh berkah, dimana di dalamnya terdapat beribu- ribu kebaikan. Bulan saat umat islam melaksanakan kewajibannya yaitu berpuasa selama satu bulan penuh. Menahan lapar dari terbit matahari sampai terbenamnya matahari pada sore hari. 

Tentu saja saat sebelum bulan Ramadan datang, banyak sekali tradisi yang dilakukan oleh masyarakat untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Tradisi yang hamper dilakukan secara turun temurun dari nenek moyang. Yang di anggap sebagai tanda akan memasuki bulan Ramadhan.

Salah satu budaya menyambut bulan suci Ramadhan yang dilakukan masyarakat dari Jawa adalah megengan. Megengan sendiri adalah berarti ngempet atau menahan. 

Maksud dari megengan adalah menahan diri dari hawa nafsu, sehingga saat Ramadhan tiba kita dapat terbebas dari hawa nafsu yang ada. Dan juga memohon kepada Allah SWT untuk di hindarkan dari berbagai macam godaan. Megengan biasanya dilakukan pada penghujung bulan syaban. Tiga hari sebelum bulan Ramadhan.

Di keluarga saya biasanya megengan dilaksanakan dengan membuat beberapa makanan dan kemudian dikirimkan atau diberikan kepada sanak saudara dan tetangga- tetangga sekitar. 

Pada saat megengan banyak sekali orang yang saling memberikan makanan. Banyak sekali makanan yang datang yang membuat ibu saya biasanya tidak memasak. Kalau orang jawa biasanya disebut dengan berkat atau berkatan. 

Bukannya ibu saya tidak ikut megengan, karena tuntutan pekerjaan ibu saya terkadang membuat megengan pada hari terakhir menjelang puasa atau bulan Ramadhan.

Berbeda tempat berbeda adat memang benar adanya. Jika di daerah saya megengan hanya dilakukan dengan membuat beberapa nasi kotak. Maka di daerah rumah nenek saya pada saat megengan terjadi, mereka saling bertukar rantang. 

Pasti kalian tau kan rantang makanan. Tempat makan yang bertumpuk- tumpuk tinggi. Setiap satu tempat di isi oleh satu jenis makanan dan biasanya sangat penuh. 

Bayangkan harus berapa banyak nenek saya harus membuat setiap jenis makanan. Dan rantang yang paling bawah biasanya di isi oleh nasi putih yang sangat banyak. Hal menariknya saat mengantar megengan kepada tetangga biasanya mereka juga memberikan sejumlah uang untuk jajan. Bayangkan seberapa banyak saya dulu mendapat uang hanya dengan mengantar makanan yang saya sendiri tidak ikut membuatnya.

Hal menarik lainnya yang saya dapatkan Ketika menunggu rantang di kembalikan adalah melihat- lihat isi rumah tetangga. Meskipun tidak sopan tapi itulah yang saya ingat. Karena rumah nenek saya berada di desa jadi proses pembuatan apapun pada saat itu masih tradisional. Sembari menunggu rantang di kembalikan, saya bisa melihat proses pembuatan kerupuk, pembuatan tahu putih dan tahu kuning. Dan itu sangat seru.

Tradisi lainnya yang dilakukan adalah ziarah kubur atau nyekar. Meskipun ziarah biasanya dapat dilakukan setiap minggu pada hari kamis, tetapi ziarah sebelum Ramadhan juga menjadi salah satu tradisi yang ada di Indonesia. Tujuannya adalah untuk mendoakan keluarga yang sudah tidak ada, dan juga sebagai pengingat akan kematian bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini. 

Alasan lain dari nyekar adalah kita sebagai keluarga juga dapat membersihkan kotoran yang berada di sekitar makan. Mencabuti rumput dan ilalang yang tumbuh di sekitaran makam.

Dahulu saya hanya menganggap remeh ziarah kubur, hanya sekedar ikut saat disuruh oleh ibu dan juga bapak. Tetapi saat beberapa tahun terakhir, Ketika nenek saya sudah tidak ada, saya baru sadar betapa pentingnya ziarah kubur. Selain untuk mendoakan almarhumah kita juga dapat terus mengingat kenangan yang sudah ada.

Sebelum menjelang Ramadhan, masyarakat melaksanakan tradisi nisfu syaban terlebih dahulu. Malam nisfu syaban biasanya di tandai dengan membaca surat yasin sebanyak tiga kali, kemudian memperbanyak sholawat, membaca kitab suci al- quran, dan masih banyak lagi.

Tujuan dari nisfu syaban sendiri adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah, meminta perlindungan dari segala macam penyakit, meminta untuk di beri Kesehatan, umur yang Panjang, dan rezeki yang barokah.

Sebenarnya membaca surat yasin sebanyak tiga kali tidak hanya dapat dilakukan pada malam nisfu syaban saja. Tetapi di berbagai kesempatan, membaca yasin dapat dilakukan. Nabi Muhammad juga tidak menyebutkan ketentuan- ketentuan yang harus dilakukan selama menyambut malam nisfu syaban. 

Tetapi tradisi masyarakat dan juga banyak ulama yang berkata bahwa jika Allah SWT mengkhususkan pada malam itu untuk memperhatikan hamba- Nya. Bukan berarti bahwa pada malam- malam biasanya Allah tidak memperhatikan, bukan seperti itu.

Jadi tradisi- tradisi untuk menyambut bulan suci Ramadhan yang ada di daerah rumah saya adalah hal tersebut di atas, yaitu megengan, ziarah kubur atau nyekar, kemudian nisfu syaban. Inti dari semua tradisi adalah meminta pertolongan dan perlindungan kepada Allah SWT. Mendekatkan diri serta meminta untuk di jauhkan dari segala macam musibah. 

Mungkin di berbagai daerah lebih banyak tradisi menjelang Ramadhan. Tradisi ada untuk di lestarikan, bermacam- macam tradisi tentu akan menambah nilai budaya bangsa Indonesia di mata dunia. Karena Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki berbagai macam adat dan istiadat. 

Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda yang harus melestarikan tradisi tersebut. Dengan terus mempelajari dan menyebarkannya. Sehingga dapat dikenal oleh masyarakat luas dan juga dapat menambah wawasan kita tentang budaya Indonesia. Itulah pemaparan saya tentanf tradisi sebelum Ramadhan, sekian dan terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun