Dan kau tahu, kau terlalu membanggakan untuk takut dengan perasaanmu sendiri. Di balik paras mu yang baik, kau tidak layak larut dengan perasaan tidak pantas yang kau buat sendiri. Percayalah kamu bunga indah  meski belum sepenuhnya mekar. Suatu saat nanti pasti akan mekar sepenuhnya
Sayang, aku mengerti keadaanmu yang tertutup. Meski begitu, Sampai kapan kau ingin bernyanyi dengan kesedihanmu di saat yang lain sibuk dengan gelak tawa? Sampai kapan memandangi orang yang itu-itu saja namun belum juga berdamai? Sampai kapan merayakan dirimu bersama lara mu? Dekap mu sendiri itu tidak cukup membuatmu bahagia
Aku tidak ingin membuatmu bersedih, di akhir surat ini. Aku hanya ingin kau mempertimbangkan dirimu sendiri. Sungguh aku jatuh hati kepadamu aku senang melihatmu berjalan dan tersenyum dan akan lebih baik jika kau berhasil berdamai dengan orang-orang di sekitarmu. Mereka baik, kau hanya terbiasa menutup diri. Kau mungkin bisa lebih bahagia memiliki banyak hal di dunia ini seperti teman yang baik, atau kekasih yang kau cintai suatu saat nanti. Bahagiakan dirimu selalu
Salam hangat,Â
aku kesumat di kepalamu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H