13. Di SMA Negeri 2 Pontianak, layanan bimbingan klasikal mampu meningkatkan motivasi belajar siswa
14. Di SMAK Abdi Wacana Pontianak, media pembelajaran yang diberikan saat layanan klasikal dikategorikan cukup baik oleh peserta didik, hal tersebut dikarenakan guru BK masih menggunakan 1 media berupa buku atau modul pembelajaran. Untuk metode penyampaian mendapatkan kategori cukup baik, hal tersebut dikarenakan minimnya variasi dan hanya terpaku metode ceramah yang terkesan kaku.
Begitu juga dengan materi yang diberikan mendapatkan kategori cukup baik karena guru BK hanya fokus pada satu materi tentang percaya diri, sedangkan banyak materi lainnya.
15. SMP di Kulon progo mengembangkan model bimbingan klasikal dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Meskipun terdapat kendala karena belum semua sekolah memberikan jadwal bimbingan klasikal
16. SMP Xaverius Gisting Lampung, mengimplementasikan pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning
17. Di SMAN 2 Sungai Tarab, layanan bimbingan klasikal mampu meningkatkan self control siswa
18. Di SMP Negeri Sekadau hilir, penerapan teknik experiential learning melalui layanan bimbingan klasikal mampu mengembangkan potensi diri peserta dirik
19. Di MTS Al-Asror, layanan bimbingan klasikal dengan teknik diskusi digunakan untuk memberi pemahaman perilaku bullying
20. Di SMPN 6 bandar lampung, layanan bimbingan klasikal mampu meningkatkan kedisiplinan peserta didik
D. Kesimpulan
1. Pelaksanaan layanan klasikal sudah mulai menggunakan pendekatan seperti problem based learning, project based learning, serta experiential learning. Metode yang paling sering digunakan adalah ceramah serta diskusi, lalu ada metode lainnya seperti role playing dan ekspositori.
2. Peran layanan klasikal adalah memberi informasi tentang;
a) Perilaku bullying
b) Self control
c) Kedisiplinan
d) Bijak dalam bersosial media
e) Potensi diri
f) Motivasi Belajar
g) Pilihan karir
h) Pendidikan karakter