(Jumat, 18/02/22) tim KKN MIT DR 13 kelompok 43 UIN Walisongo Semarang mengunjungi salah satu pabrik minyak mentah yang terbuat dari limbah ampas kelapa di Desa Leban untuk melihat dan mewawancarai proses pembuatan minyak mentah dari ampas kelapa tersebut.Â
Ada sebanyak 4 orang yang sedang bekerja didalam pabrik tersebut. Wawancara dimulai sekitar pukul 08.00 WIB sampai pukul 09.00 WIB. Sebelum wawancara dimulai TIM KKN MIT DR 13 kelompok 43 telah menghubungi pemilik pabrik Pak Nurkholis mengenai konsep dan kegiatan wawancara yang dilaksanakan di Pabrik Minyak mentah milik pak Nurkholis.
Pabrik minyak mentah terletak di dusun pendawa desa Leban. Saat wawancara berlangsung tim KKN MIT DR 13 kelompok 43 diperbolehkan melihat-lihat proses pembuatan minyak mentah secara langsung, dari proses pengovenan, kemudian di press dan hasilnya menjadi minyak keruh yang di diamkan selama 2 hari. Tujuan dari kegiatan wawancara dengan salah satu pengusaha di desa leban ini adalah mengenalkan usaha yang memanfaatkan limbah dan mengurangi pencemaran.Â
Pak Nurkholis sangat antusias dalam menjawab pertanyaan dari tim KKN MIT DR 13 kelompok 43. Usaha pak Nurkholis ini sejak 2014, berawal dari usaha temannya membuat minyak mentah dan Pak Nurkholis ikut membantunya, kemudian ide untuk memulai usaha yang sama muncul, dan sampai sekarang usahanya terus berkembang pesat.
Melihat Proses pembuatan yang cukup menarik, yaitu bahan baku ampas kelapa yang basah dikeringkan menggunakan mesin oven, pengeringan ini rata-rata 1-2 hari, kemudian setelah ampas kering, ampas di bawa ke mesin pres untuk diambil minyaknya kemudian di diamkan hingga adanya endapan di minyak, nah minyak yang diambil adalah minyak yang sudah ada endapannya.Â
Pemanfaatan minyak ampas kelapa ini ternyata mempunyai manfaat di berbagai sektor, yaitu dari pembuatan sabun, biodiesel dsb. Manfaaatnya juga bukan hanya di minyaknya, ampas sisa pembuatan minyak pun mempunyai nilai jual, biasanya digunakan untuk pakan ternak dan untuk pembakaran.Â
Usaha minyak mentah ini pun mempunyai beberapa kendala diantaranya ketika tidak adanya bahan baku yang tersedia, otomatis pabrik tidak akan beroperasi, selain itu beliau juga mengatarakan bahwa merasa kesulitan karena adanya pembatasan pembelian solar yang dapat menghambat produksi minyak mentah tersebut.Â
"Harapan Saya produksi lancar dan saya juga ingin mengganti mesin menggunakan tenaga listrik, namun daya yang digunakan tidak mencukupi, karna listrik yang masuk di desa hanya untuk perumahan bukan untuk industrial". Ujarnya agar di desa pun mendapat listrik yang mencukupi untuk industri.Â
Pak Nurkholis juga berpesan kepada pengusaha muda "Tahan Banting, jangan putus asa. Karena dalam usaha jatuh bangun itu pasti ada".Â
Ujar Pak Nurkholis selaku pemilik dari pabrik usaha minyak mentah untuk menyemangati pemuda yang memulai merintis usaha.Â
(Kurnia Pangesti Avessiana)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H