 Menurut Tyler (1950) yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009: 5), evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan telah terselesaikan. Sedangkan menurut Cronbach (1963) dan Stufflebeam (1971) yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009: 5), evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil keputusan.
Kursus menjahit adalah program pelatihan yang dirancang untuk mengajarkan keterampilan menjahit kepada peserta. Kursus ini memperkenalkan berbagai teknik menjahit, penggunaan alat menjahit, pemahaman pola, kemampuan menjahit pakaian atau tekstil lainnya. Kursus menjahit biasanya mencakup pembelajaran tentang pola menjahit, memilih kain, dan membuat serta mengubah pola pakaian. Tujuan dari kursus ini adalah untuk membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk membuat pakaian atau proyek menjahit yang berkualitas.
Kelas menjahit diselenggarakan dengan beberapa tujuan utama, antara lain:
1. Pengembangan Keterampilan: Salah satu tujuan utama kursus menjahit adalah membantu peserta mengembangkan keterampilan dasar menjahit. Meliputi pemahaman cara menggunakan mesin jahit, pemotongan pola, menjahit tangan dan teknik menjahit.
2. Pemberdayaan Pribadi: Kelas menjahit memungkinkan peserta merasa lebih mandiri dan percaya diri dalam berbagai proyek menjahit. Hal ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri mereka.
3. Kreativitas dan ekspresi: kursus menjahit juga mendorong ekspresi kreatif. Peserta dapat mendesain dan membuat pakaian sendiri, mengekspresikan gaya pribadinya, dan membuat proyek unik.
4. Penghematan Biaya: Salah satu manfaat besar dari kursus menjahit adalah kemampuan untuk menghemat uang dengan memperbaiki atau memperbarui pakaian yang ada, menghindari membeli pakaian baru atau membayar jasa menjahit.
5. Pengembangan Karir: Bagi sebagian orang, mengikuti kursus menjahit adalah langkah awal menuju karir di industri fashion atau desain pakaian. Hal ini dapat membantu mereka memahami proses pembuatan pakaian dan teknik yang terlibat.
Dalam mengevaluasi suatu program banyak model yang bisa digunakan salah satunya menggunakan model CIPP pada program kursus ini. Model CIPP adalah singkatan dari Konteks, Input, Proses, Produk. Ini adalah kerangka kerja yang digunakan dalam evaluasi program untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi berbagai aspek program.
- Context (Konteks): Hal ini mencakup identifikasi masalah atau kebutuhan yang mendasari terciptanya program, serta identifikasi faktor lingkungan dan konteks sosial yang mempengaruhi pelaksanaan program.
- Input (Masukan): Fokusnya adalah pada rancangan program, termasuk sumber daya, strategi, dan kebijakan yang diperlukan untuk melaksanakannya.
- Process (Proses): Ini mencakup implementasi program itu sendiri dan cara program dikelola, termasuk strategi pengajaran, aktivitas, dan interaksi yang terjadi.Â
- Product (Keluaran): Fokus pada hasil dan dampak program, baik yang diharapkan maupun tidak diantisipasi.
Model CIPP menganalisis program secara holistik, dengan mempertimbangkan konteks, perencanaan dan pelaksanaan, serta hasilnya. Ini adalah alat yang berguna untuk meningkatkan efektivitas program dan kebijakan.
opini ini dibuat untuk memenuhi tugas UTS dari Mata Kuliah Evaluasi Program PLS yang di ampuh oleh dosen Dra Evy Ratna Kartika Waty, M.Pd, Ph.D dan Ibu Mega Nurrizalia, S.Pd.., M.Pd. ( Pendidikan Masyarakat Universitas Sriwijaya)
