Mohon tunggu...
Miftahul Farichah
Miftahul Farichah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Manusia yang ingin belajar dan berkembang menjadi lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Identitas Nasional Mojokerto Kota Onde-onde

10 November 2022   00:49 Diperbarui: 10 November 2022   19:48 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wilayah Kota Mojokerto merupakan wilayah enklave dari Kabupaten Mojokerto. Kota Mojokerto terbagi menjadi 3 kecamatan yaitu Magersari, Kranggan, Prajurit Kulon. Berpenduduk Mayoritas Suku Jawa dialek Arek'an. Sedangkan Kabupaten Mojokerto terdiri dari 18 Kecamatan, yaitu Dawarblandong, Bangsal, Dlanggu, Gedeg, Gondang, Jatirejo, Jetis, Kemlagi, Kutorejo, Mojoanyar, Mojosari, Ngoro, Pacet, Trawas, Pungging, Puri, Sooko, dan Trowulan.

Mojokerto tentu memiliki identitas tersendiri yang menjadi ciri khas tersendiri. Orang Mojokerto pasti tau apa yang menjadi ciri khas dari Mojokerto.

Mojokerto memiliki julukan Kota Onde-Onde, dimana onde-onde merupakan makanan khas dari Mojokerto. Onde-onde adalah sebuah makanan atau jajanan yang terbuat dari tepung beras ketan yang ditaburi wijen dan di dalamnya ada isian kacang hijau dan cara memasaknya dengan digoreng hingga warnanya kecoklatan. Onde-onde sangat enak dimakan dalam keadaan hangat karena tekstur luar gurih dan didalamnya empuk.

Tetapi seiring berkembangnya zaman hingga sekarang ini, onde-onde banyak disajikan dengan berbagai warna dan isiannya juga bermacam-macam. Warna onde-onde sekarang tidak hanya kuning kecoklatan saja tetapi ada ada hijau, ungu, merah, kuning, dan sebagainya. Sedangkan untuk isiannya bukan hanya kacang hijau saja melainkan ada yang isi coklat, selai, ataupun keju.

Selain onde-onde, Ikon dari Mojokerto adalah Patung Budha Tidur yang terletak Kecamatan Trowulan. Yang menjadi identitas lain dari Mojokerto adalah adanya berbagai macam candi yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Majapahit. Candi-candi tersebut natara lain, Candi Tikus, Candi Brahu, Candi Bajang Ratu, Candi Gentong, juga ada Kolam Segaran dan Candi Jolotundo yang terletak di kecamatan Trawas. Candi-candi tersebut tempatnya berbeda-beda namun jaraknya tidak jauh. Tempat tersebut selalu menjadi tempat favorit para pelajar dan anak-anaka yang ada di Mojokerto ataupun dari kota lain. Sehingga tempat atau candi tersebut menjadi ciri khas yang dimiliki oleh Kota Mojokerto.

Mojokerto juga memiliki budaya khas yang menjadi identitas Kota Mojokerto yaitu Tradisi Grebeg Suro Majapahit yang merupakan tradisi tahunan yang diadakan setiap tanggal 1 Suro penanggalan Saka yang dirintis oleh Yayasan Among Tani. Rangkaian kegiatan tersebut antara lain ziarah ke makam leluhur. 

Seni pertunjukan dan makanan rakyat, grebeg suro adalah prosesi dengan kostum dari era kejayaan Majapahit dan ditutup dengan pertunjukan wayang selama satu malam penuh. Tradisi Grebeg Suro secara keseluruhan bertujuan untuk menjadi bagian dari ruwat agung (permohonan keselamatan dan kesejahteraan) bagi nusantara, khususnya Mojokerto.

Selain itu juga ada Kesenian Bantengan yaitu kesenian rakyat yang berasal dari Kecamatan Pacet tepatnya di Desa Made yang konon merupakan desa yang berbatasan dengan lereng Gunung Welirang. Kawasan hutan tersebut menyimpan berbagai macam satwa liar, salah satunya adalah Banteng yang kini sudah punah.

 Saat itu, seorang warga Made yang sedang memasuki hutan dan menemukan tumpukan kerangka banteng yang lengkap. Kerangka banteng itu susah payah dibawa pulang dan dibersihkan lalu ditaruh di salah satu rumah.

Dari kejadian itu, seorang itu mendapat inspirasi untuk mengingat hewan banteng dengan atraksi yang dimainkan oleh dua orang, 1 orang di depan memainkan kepala dan sekaligus sebagai kaki depan dan 1 orang di belakang sebagai pinggul serta pinggul. kaki belakang. 

Untuk memeriahkan atraksi, dilengkapi dengan musik gamelan. Dalam atraksi tersebut ditampilkan banteng yang bersaing dengan hewan lain seperti harimau, kera dan burung, bahkan sekarang mereka mulai mengembangkan seni pencak silat dan barongsai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun