Mohon tunggu...
Miftahul Hasanah
Miftahul Hasanah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi UIN Antasari Banjarmasin

Tugas Kuliah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Yuk, Kenali Pengetahuan dan Dasar-dasarnya!

5 November 2020   15:21 Diperbarui: 8 November 2020   19:19 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

1) Pengetahuan agama, pengetahuan ini seringkali dikaitkan dengan hal-hal keyakinan, kepercayaan, yang diperoleh melalui wahyu dari tuhan, bersifat mutlak dan wajib diikuti oleh penganutnya. Sebagian besar nilai yang terkandung di dalamnya bersifat “mistis”, artinya; tidak dapat dinalar secara sederhana melalui akal apalagi indriawi. Agama, pada dasarnya memiliki gagasan yang secara gamblang mengisahkan makna dan jalan kehidupan manusia, serta mengandung nilai etika dan moral, yakni; bagaimana seharusnya manusia hidup dengan hubungannya secara vertikal kepada tuhan, maupun horizontal kepada sesama atau lingkungan.

2) Pengetahuan filsafat, merupakan pengetahuan yang bersifat spekulatif, diperoleh melalui hasil perenungan yang mendalam terkait sesuatu hal yang menjadi objek kajiannya. Pengetahuan filsafat sendiri dikenal dengan unsur rasionalitas, kritis, dan radikal dari perenungan mendasar atas segala kenyataan dalam kehidupan ini. Pengetahuan filsafat berlandasan pengetahuan ilmiah, dapat menjadi tumpuan dasar untuk menyikapi berbagai persoalan yang tidak bisa dijawab oleh disiplin ilmu. Oleh sebab itu, filsafat dapat memberi penjelasan yang bersifat substansial (sesungguhnya) serta radikal (mendasar) atas berbagai masalah yang kita dihadapi secara logis, sobat.

3) Pengetahuan ilmiah, jenis pengetahuan ini menekankan pada evidensi (bukti), disusun secara sistematis, diperoleh dari serangkaian observasi, eksperimen, dan klasifikasi, sehingga mempunyai metode, dan memiliki prosedur. Oleh karena itu, pengetahuan ilmiah dapat disebut juga dengan ilmu pengetahuan “science”. Pengetahuan ilmiah didasarkan pada prinsip empiris, yang menekankan pada fakta atau kenyataan, serta dapat di verifikasi melalui indrawi sehingga ilmu itu dapat diuji, dapat dibuktikan, serta dapat pula diikuti. Pentingnya pengetahuan ilmiah ialah guna mencari kebenaran dan sebagai kerangka dalam merumuskan berbagai aspek yang dapat mempermudah manusia dalam menyelesaikan segala masalah kehidupan, sobat.

Sobat, penting bagi kita memiliki pemahaman atas berbagai macam jenis pengetahuan tersebut, itu semua akan membantu memperkaya wawasan kita agar dapat memahami dan menjadikannya acuan dalam berkehidupan, karena segala sesuatu tidak dapat didasarkan dengan satu cara pandang saja.

3. Sumber Pengetahuan. Selanjutnya kita akan mengetahui mengenai sumber-sumber pengetahuan. Apa saja ya? Nah, sumber pengetahuan itu terbagi menjadi 4 bagian yakni; 1) Sumber pengetahuan empirisme, 2) Sumber pengetahuan rasionalisme, 3) Sumber pengetahuan wahyu, dan 4) Sumber pengetahuan intuisi. Penjelasannya sebagaimana diuraikan di bawah:

1) Sumber Pengetahuan empirisme, sumber pengetahuan berasal dari sebuah pengalaman, yang berarti, segala hal yang telah terjadi, tampak, serta dapat diamati. Peran dari indra menjadi sumber utama untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Sedangkan, keberadaan dan peran akal dikesampingkan. Kebenaran pengetahuan hanya didasarkan pada fakta-fakta yang ada di lapangan, maupun lewat pengalaman yang konkret atas gejala alamiah yang terjadi di muka bumi. Contohnya; seperti merasakan tangan terbakar setelah terkena api, dan sebagainya.

2) Sumber pengetahuan rasionalisme, pengetahuan bersumber dari rasio/akal. Akal dianggap sebagai dasar dan tolak ukur bagi kebenaran dan kepastian pengetahuan. Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek. Fungsi pancaindra hanya untuk memperoleh data-data dari alam nyata dan akalnya menghubungkan data-data itu antara satu dengan yang lain. Dalam penyusunan ini, akal menggunakan konsep-konsep rasional atau ide-ide universal. Contohnya; sebuah garis lurus merupakan jarak terdekat diantara dua titik, artinya; indera menyaksikan, lalu ide atau akal yang menafsirkan data yang ditangkap indera tersebut.

3) Sumber pengetahuan wahyu, ialah dimana sumber pengetahuan yang berdasarkan pengetahuan dan kebenaran pada teks/kitab suci/wahyu yg berasal dari tuhan (revealed knowledge). Pengetahuan wahyu ini ialah pengetahuan yang disampaikan oleh tuhan kepada manusia lewat perantara para utusannya. Para utusan memperoleh pengetahuan atas kehendak-Nya. Bagi umat mulim, pengetahuan dengan jalan ini merupakan kekhususan bagi para nabi. Hal ini lah yang membedakan mereka dengan Manusia-manusia lainnya.

4) Sumber pengetahuan intuisi. Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari revolusi pemahaman yang tertinggi, mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya. Pengembangan intuisi memerlukan suatu usaha. Ia juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi (pasti). Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan, intuisi tidak dapat diandalkan. Pengetahuan intuisi dipergunakan sebagai hipotesa bagi analisis selanjutnya dalam menentukan benar tidaknya pernyataan yang dikemukakan. Kegiatan intuisi dan analisis bisa bekerja saling membantu dalam menemukan kebenaran. Bagi Nietzchen, intuisi merupakan “inteligensi yang paling tinggi” dan bagi Maslow intuisi merupakan “pengalaman puncak” (peak experience).  Intuisi dapat juga duartikan sebagai pemahaman yang tiba-tiba saja datangnya dari dunia lain dan di luar kesadaran. Misalnya saja, seseorang tiba-tiba saja terdorong untuk membaca sebuah buku. 

Nah sobat, begitu kiranya yang dapat saya uraikan dalam artikel kali ini. Bagi kita yang sedang belajar, perlu kita ketahui bahwa “Tujuan pendidikan adalah kemajuan pengetahuan dan penyebaran kebenaran” (John F. Kennedy). Pengetahuan adalah suatu hal yang tak terjangkau luasnya, masih sangat banyak yang belum diketahui. Kata Socrates; “Orang yang bijaksana adalah orang yang tahu bahwa dia tidak tahu”. Sadari bahwa kita merupakan orang yang tidak tahu, sampai kita tak pernah mau berhenti untuk mencari tahu. Tetaplah saja merasa bodoh, sampai kita tak mau berhenti belajar. Jangan pernah merasa cukup akan ilmu, dan bersemangatlah untuk terus membuka jendela wawasan..– Reminder for our self .

Salam Filsafat, tabik!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun