Nama : Noval adeputra (22010400005)
Mahasiswa universitas Muhammadiyah Jakarta fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Mata Kuliah Komunikasi Organisasi
Dalam organisasi, jabatan-jabatan disusun dalam urutan hierarki, menciptakan serangkaian hubungan atasan-bawahan di seluruh organisasi Kenyataannya, kecuali untuk jabatan paling tinggi dan paling bawah dan organisasi, semua jabatan, dan orang-orang dalam jabatan tersebut, mempunyai suatu hubungan bawahan kepada beberapa jabatan dan hubungan  Atasan kepada jabatan-jabatan lainnya.
Konsep hubungan atasan-bawahan bersandar kuat pada perbedaan  Dalam otoritas, yang diterjemahkan menjadi perbedaan dalam status, hak, dan pengawasan. Seorang atasan dipandang paling sedikit memiliki status Lebih tinggi, lebih banyak hak istimewa, dan wilayah pengawasan tertentu atas seorang bawahan. Seorang bawahan memiliki status lebih rendah, lebih sedikit hak istimewa, dan bergantung pada atasannya. Meskipun seorang bawahan bergantung kepada atasannya dan sering berbeda dengan atasan tersebut, atasan juga bergantung kepada bawahannya. Misalnya, seorang penyelia harus bergantung pada bawahannya untuk memperoleh dukungan atas perintah-perintah dan gagasannya, untuk menyelesaikan pekerjaan, untuk menerima instruksi, untuk memberi informasi kepada atasan tersebut mengenai persoalan-persoalan yang terjadi, dan untuk menyampaikan informasi kepada orang-orang lainnya. Ini menunjukkan bahwa kualitas komunikasi antara atasan dengan bawahan merupakan fungsi dari hubungan antarpersona yang dibangun di antara mereka dan bagaimana hubungan ini memenuhi kebutuhan bawahan.
Penelitian dalam komunikasi atasan-bawahan menunjukkan bahwa bawahan cenderung mengatakan kepada atasan apa yang ingin didengar Oleh atasan mereka menurut perkiraan mereka, dan memberi informasi kepada atasan yang menggambarkan kelebihan bawahan, atau paling Sedikit, tidak mencerminkan kekurangan bawahan tersebut.
Pola-pola interaksiÂ
1. Antara sepertiga dan dua pertiga dari waktu penyelia dipakai Untuk berkomunikasi dengan bawahan.
2. Modus dominan interaksi adalah diskusi tatap-muka.
3. Mayoritas Interaksi adalah mengenai masalah-masalah pekerjaan.