Mohon tunggu...
Miftahul rizka
Miftahul rizka Mohon Tunggu... Bankir - Mika

Mahasiswa perbankan syariah uin maulana malik ibrahim malang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guru Akhirat

27 Mei 2022   04:47 Diperbarui: 27 Mei 2022   04:59 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu hari sabtu yang mana di hari sabtu  adalah hari hukuman,jadi di hari  sabtu tersebut adalah hari pengecekan absensi kehadiran, jika tidak hadir dalam seminggu maka dihari sabtu lah hukumannya,

Setelah pengecekan ternyata saya mendapatkan hukuman yang paling  berat karna saya hampir 2 minggu tidak hadir mengaji, akhirnya saya diberi hukuman merapikan rak alquran,menyapu perkarangan TPA dan bonus pukulan tangan sekitar 280 kali,karna jika sehari tidak hadir maka dapat hukuman 20 kali pukulan tangan, tangan kita di pukul menggunakan sapu lidi kecil.

Pada saat ituu saya sangatt marahh kepada beliauu,kenapa beliau se tega itu memukul saya,padahal kan beliau baik ketika di rumah,tetapi kenapa ketika di TPA beliau berubah menjadi jahat. 

Ternyata sekarang saya baru paham mengapa beliau seperti itu,yang kadang kadang baik dan kadang kadang kiler dan judes, ternyata beliau harus profesional ketika bekerja.beliau harus memposisikan dirinya antara sebagai seorang guru atau sebagai seoarang kakak.

Saya orangnya juga suka menunda nunda pekerjaan , sering banget Ketika mau melakukan suatu pekerjaan ataupun pengen mencapai sesuatu kayak berat banget untuk memulai melakukannya. 

Bisa jadi kita udah janji ke diri kita sendiri untuk mulai hari ini misalnya. Tapi setelah dipikir pikir misalnya mending dilakukan besok aja deh, dan sayangnya besok nya kita malah bilang "Ah udah,lusa aja deh" dan pas lusa kita bilang "awal bulan aja deh biar enak". sampai pada akhirnya pekerjaan itu nggak dikerjain sama sekali. Pastinya banyak banget yang punya masalah kayak gini. Bahkan sampai detik ini pun aku masih merasakan hal demikian. 

Nggak jarang kita semua sering menunda menunda pekerjaan yang sebenarnya penting buat hidup kita, atau biasanya kita juga suka mengerjakan suatu pekerjaan itu di akhir ,jadi nya kayak ditunda tunda terus, padahal sebenarnya perilaku tersebut itu bisa dibilang nggak baik kalau keterusan. akhirnya kemungkinan akan membuat kerja  kita jadi nggak maksimal. Kak Devi juga mengajarkan saya agar tidak menjadi seorang yang suka menunda menunda pekerjaan. 

Beliau mengajarkan saya gimana cara supaya kita bisa mengatasi rasa malas dan lawan kebiasaan untuk menunda. Beliau mencontohkan negara Jepang. 

Orang Jepang dari kecil sudah dilatih untuk punya prinsip tertentu, dilatih untuk mengulang berbagai macam rutinitas kecil yang positif setiap harinya, dan rutinitas ini menjadi budaya dan mereka pakai terus sampai mereka dewasa, jadinya pas sudah gede dan sudah dewasa orang Jepang ini menjadi pribadi yang disiplin dan nggak malas Malasan. 

Konsep dengan rutinitas ini akhirnya diberi dengan nama kaizen. Dari segi Bahasa kaizen diambil dari suku kata yang artinya adalah kai=berubah dan Zen=kebijaksanaan. Dan dari kedua kata tersebut dapat diartikan perubahan dalam hidup bisa dicapai secara perlahan dan dengan penuh kebijaksanaan.  Prinsip ini juga dikenal sebagai prinsip 1 menit, kenapa?  

Karena prinsip ini itu intinya adalah melatih seseorang untuk melakukan sesuatu hanya dalam 1 menit setiap harinya. Contohnya gini, jadi misalnya kamu  mau  ngaji ni, ya coba aja dengan 1 menit dulu dalam sehari. Dan kamu melakukan itu setiap hari di hari  yang sama.  Menariknya prinsip 1 min ini dapat melatih seseorang untuk melakukan sesuatu hanya dalam 1 min setiap harinya di waktu yang sama dan dapat melatih tanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun