Mohon tunggu...
Miftahul Ichlas
Miftahul Ichlas Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar untuk terus belajar

Belajar diusia muda untuk menikmati hasil dihari tua

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Shadow Teacher pada Anak Autis dalam Mengurangi Perilaku Autistik

18 Juli 2022   13:21 Diperbarui: 18 Juli 2022   13:33 1429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pendidikan yang telah ditetapkan, kegiatannya mencakup perencanaan (planning),pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan pengawasan (controlling) sebagai suatu proses untuk mewujudkan visi menjadi aksi.

      Manajemen atau pengelolaan pendidikan inklusif di PAUD tidak terlepas atau tidak dapat dipisahkan dari manajemen pendidikan pada umumnya. Perencanaan PAUD penyelenggara pendidikan inklusif merupakan kegiatan manajemen pendidikan. Perencanaan sekolah tersebut adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan sekolah melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia, termasuk sumber daya pendukung pendidikan inklusif. Dengan 

diselenggarakannya pendidikan inklusi maka program/kegiatan atau hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan inklusi harus terintegrasi dan secara nyata tertuang dalam Rencana Kerja Sekolah.  PAUD Inklusi Saymara adalah salah satu lembaga PAUD yang menggunakan  manajemen pendidikan inklusi yang meliputi proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pemantauan yang terintegrasi baik jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek mengenai rencana kegiatan. Melalui penelitian ini akan dibahas bagaimana  implementasi manajemen pendidikan inklusi di PAUD Inklusi Saymara dalam rangka memberikan akses dan mutu pendidikan untuk anak ABK dan anak normal lainnya serta kendala-kendala yang dihadapi dalam penyelenggaraan manajemen PAUD Inklusi.

Sayangnya, selama ini sistem pendidikan menganggap anak Autism atau sebagai anak yang tidak layak untuk berada dilingkungan masyarakat. Bahkan, tidak semua sekolah bisa menerima anak autism karena dari segi penanganan yang membuat sekolah tidak sanggup untuk mengajak anak tersebut bergabung ke dalam lembaga nya dan ini tidak sejalan dengan Undang-undang. "Kesadaran tentang anak autis sudah tumbuh, namun masyarakat belum mengerti dan menerima anak autis yang memang sangat membingungkan dari proses berpikir dan perilakunta". (Yayasan Autism Indonesi dan psikiater anak: 2013). penerimaan anak autis punya peran penting terhadap keberhasilan pemulihan anak autis yang unik. Tanpa penerimaan dari lingkungannya, anak autis tidak memiliki kepercayaan diri dan akan terus menjadi korban bullying serta masih mungkin mengalami diskriminasi terutama di sekolah. Rendahnya pengertian dan penerimaan terhadap anak autis juga berdampak pada orangtua dengan anak autis. Orang tua sulit membawa anak autis untuk bisa beradaptasi dengan lingkungannya, karena merasa khawatir atau bahkan malu, akibat tidak adanya pemahaman yang baik dan kurangnya penerimaan dari masyarakat

Penelitian dalam artikel ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini mengkaji peran shadow teacher untuk  pada anak autis dalam mengurangi perilaku autistic dalam tinjauan ABK AUD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan konsep cerita yang sesuai dengan tujuan seorang peran dalam mengatasi permasalahan prilaku pada anak autis supaya anak autis bisa mengontrol perilaku nya dengan baik, dan memiliki kemandirian yang sesuai untuk kehidupan kedepannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun