Mohon tunggu...
Miftahul Muin
Miftahul Muin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang yang suka mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mudah Menulis Angka Jawa Menggunakan Dhutdolkawa

12 Desember 2022   06:13 Diperbarui: 12 Desember 2022   06:27 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Bahasa Jawa merupakan mata pelajaran muatan lokal yang wajib diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Dengan mendapatkan pembelajaran bahasa Jawa, peserta didik secara tidak langsung akan mempelajari sebuah pembelajaran yang berharga, diantaranya bisa belajar bahasa, sastra, maupun tata krama. 

Akan tetapi materi-materi dalam pembelajaran bahasa Jawa masih dianggap cukup sulit oleh peserta didik di sekolah, terutama dalam pembelajaran materi yang berkaitan dengan aksara Jawa. 

Seiring dengan perkembangan era saat ini, peserta didik semakin menganggap bahwa bahasa Jawa merupakan sebuah pelajaran yang sangat sulit. Karena menurut mereka belajar bahasa Jawa tidak sesuai dengan perkembangan era modern saat ini. 

Apalagi jika belajar tentang aksara Jawa yang mereka angggap aksara tersebut sudah kuno. Padahal jika mereka mempelajari bahasa jawa dengan tekun dan bersungguh-sungguh akan mendapatkan pembelajaran yang sangat berharga. Namun masih banyak peserta didik kurang memahami filosofi belajar aksara Jawa dalam pembelajaran bahasa Jawa dan menjadikan mereka semakin jauh dengan nilai-nilai kearifan lokal.

Berkaitan dengan kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik, membuat peserta didik merasa tidak bersemangat. Apalagi dalam pembelajaran bahasa Jawa, guru ketika mengajar hanya dengan metode ceramah. 

Dengan kondisi tersebut, minat dan semangat peserta didik menjadi tidak maksimal. Selain itu peserta didik lebih menganggap pembelajaran bahasa Jawa tidak penting. Padahal dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh peserta didik sangat banyak berhubungan dengan nilai-nilai yang ada dalam pembelajaran bahasa Jawa. Bisa diawali dengan bahasa, aksara, tata krama maupun yang lainnya. Dan tentunya dari semua yang dipelajari dalam bahasa Jawa akan tercermin dalam kehidupan.

Dalam praktik kehidupan sehari-hari banyak peserta didik yang belum memahami tentang bagaimana penggunaan angka Jawa. Karena di kehidupan bermasyarakat pada umumnya yang sering digunakan dalam menulis kata, kalimat atau paragraf adalah aksara Latin atau aksara asing lainnya. 

Selain itu di dalam keluarga juga sangat jarang bahkan tidak sama sekali menggunakan angka Jawa di dalam praktik kehidupan sehari-hari. Sehingga dari kondisi tersebut peserta didik sangat minim sekali bahkan merasa asing apabila menggunakan angka Jawa dalam menulis berbagai jenis kata, kalimat atau paragraf yang mengandung angka atau nominal lainnya.

Dengan kondisi tersebut menjadikan tantangan bagi guru untuk melakukan sebuah inovasi pembelajaran. Penyampaian materi tentang angka Jawa harus dikemas melalui media atau alat bantu yang menarik dan dekat dengan kehidupan atau aktivitas keseharian peserta didik. Hal itu perlu dilakukan agar peserta didik lebih tertarik dan bersemangat untuk mengikuti langkah demi langkah pembelajaran yang dilaksanakan terutama dalam mempelajari angka Jawa. 

Pembelajaran didesain berpusat pada peserta didik, dengan cara bekerja sama dalam kelompok agar melatih pola berfikir yang kritis dan berani berpendapat antar kelompok didalam kelas. 

Tantangan yang dihadapi untuk mencapai tujuan praktik baik pembelajaran bahasa Jawa dalam penyampaian materi angka Jawa tersebut diantaranya adalah:

  • Mengubah mindset peserta didik tentang belajar bahasa Jawa itu kuno dan membosankan.
  • Membutuhkan persiapan waktu yang lebih untuk membuatkan alat peraga dhutdolkawa (dhuwit dolanan angka Jawa) dari mulai menemuka ide/ gagasan, proses membuat desain, mencetak, dan juga samapai pada proses lainnya.
  • Motivasi belajar yang diberikan guru masih kurang dapat menggugah semangat belajar peserta didik dalam mempelajari materi-materi pembelajaran bahasa Jawa terutama angka Jawa.
  • Guru masih terbiasa menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan sebuah materi pembelajaran atau pembelajaran berpusat pada guru.
  • Guru sering menerapkan pembalajaran yang monoton dan kurang memanfaatkan media sehingga menyebabkan antusias peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran berkurang.

Dari tantangan di atas, yang harus terlibat dalam praktik baik ini adalah guru sebagai pengajar, peserta didik sebagai objek pembelajaran, teman sejawat, dan juga para pemangku kebijakan di sekolah. Guru sebagai pengajar harus menguasai kemampuan pedagogik dan profesionalnya dalam melaksankan tugas sebagai pengajar di lingkungan pendidikan. 

Peserta didik sebagai objek pembelajaran yang mengalami atau menemukan kesulitan serta kurang bersemangat saat mengikuti pembelajaran bahasa Jawa. Teman sejawat dapat dilibatkan sebagai pihak untuk mencari pertimbangan terkait hal-hal yang akan dilakukan. Para pemangku kebijakan di sekolah juga perlu terlibat agar kebijakan-kebijakan yang diambil dapat mendukung proses pembelajaran peserta didik.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut dimulai dengan memilih model pembelajaran yang akan diterapkan. Kemudian mencari metode pembelajaran yang tepat untuk dikombinasikan dengan langkah-langkah pembelajaran dalam model pembelajaran tersebut. 

Selain itu media dan juga alat bantu peraga untuk menunjang proses pembelajaran juga perlu disiapkan, dalam hal ini adalah dhutdolkawa (dhuwit dolanan angka Jawa). Kemudian yang tidak kalah penting adalah ramuan motivasi yang akan diberikan kepada peserta didik agar mereka merasa termotivasi dan semangat dalam mengikuti serangkaian proses pembelajaran yang akan dilakukan.

Dalam praktik baik ini model pembelajaran yang diterapkan adalah problem based learning, metode pembelajaran shopping playing, media pembelajaran menggunakan dhutdolkawa (dhuwit dolanan angka Jawa), dan juga motivasi diberikan melalui lagu yang sedang populer saat ini dengan mengganti lirik lagu tersebut menggunakan lirik yang berhubungan dengan pembelajaran bahasa Jawa.

Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan meliputi:

Kegiatan Pendahuluan

  • Peserta didik melakukan persiapan bersama sebelum pembelajaran dimulai. (4C-Kolaborasi)
  • Peserta didik merespon  salam pembuka dan pertanyaan kabar dari guru. (4C-Komunikasi)
  • Peserta didik melaksanakan doa bersama untuk memulai pembelajaran. (4C-Kolaborasi)
  • Peserta didik dicek kehadirannya oleh guru. (4C-Komunikasi)
  • Peserta didik menerima pengantar materi, informasi tentang capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, keterkaitan materi dengan kehidupan sehari-hari, indikator ketercapaian pembelajaran, cakupan materi, teknik penilaian, dan langkah-langkah  pembelajaran yang akan dilaksanakan melalui tampilan powerpoint yang disajikan oleh guru. (Saintifik-Mengamati, TPACK)
  • Peserta didik menyanyikan lagu motivasi belajar bersama dengan guru. (4C-Kolaborasi)

Kegiatan Inti

A. Orientasi Peserta didik Pada Masalah

1. Peserta didik bertanya jawab dengan guru tentang fenomena yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan angka Jawa. (Saintifik-Menanya, PPP-Bernalar Kritis)

2. Peserta didik menyaksikan dan menanggapi tampilan contoh penggunaan angka Jawa dalam kehidupan sehari-hari yang disajikan oleh guru melalui LCD Proyektor. (4C-Berfikir Kritis, TPACK)

3. Peserta didik menyampaikan aturan dalam penulisan angka Jawa

B. Mengorganisasi Peserta Didik untuk Belajar

4. Peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok belajar.

5. Peserta didik menganalisis contoh daftar belanjaan yang ditulis menggunakan aksara Jawa dan angka Jawa yang telah diberikan oleh Guru. (Saintifik-Mengamati)

6. Peserta didik bertanya jawab dengan guru tentang penulisan angka Jawa pada contoh daftar belanjaan yang telah dianalisis. (4C-Komunikasi, Saintifik-Menanya)

C. Membimbing Pengalaman Individual/ Kelompok

7.   Peserta didik diberikan modal uang peraga yang ditulis menggunakan angka Jawa.

8.   Peserta didik mengidentifikasi kebutuhan belanja kelompok beserta perkiraan anggaran biayanya. (4C-berfikir Kritis, Saintifik-Menalar)

9.   Peserta didik menulis daftar anggaran belanja tersebut menggunakan aksara Jawa dan angka Jawa. (Saintifik-Mencoba, PPP-Kreatif)

10. Peserta didik praktik belanja antar kelompok menggunakan uang peraga, ada yang berperan sebagai penjual dan pembeli.

D.  Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya

11. Peserta didik merekap hasil sisa uang modal yang telah dibelanjakan. (Saintifik-Menalar)

12. Peserta didik menyajikan daftar anggaran belanja, laporan jumlah uang yang dibelanjakan, dan sisa uang modal yang masih dimiliki. (Saintifik- Mempresentasikan)

E.  Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah

13. Peserta didik bersama guru melaksanakan evaluasi tentang proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. (4C-Berfikir Kritis)

Kegiatan Penutup

  • Peserta didik bertanya jawab dengan guru tentang simpulan pembelajaran yang telah dilaksanakan. (Saintifik-Menanya)
  • Peserta didik dibimbing oleh guru untuk menyampaikan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan. (4C-Berfikir Kritis)
  • Peserta didik menerima penjelasan tentang kegiatan pembelajaran pertemuan berikutnya. (Saintifik-Mengamati)
  • Peserta didik menerima penjelasan tentang rencana tindak lanjut pembelajaran yang telah dilakukan. (Saintifik-Mengamati)
  • Peserta didik melaksanakan doa bersama serta merespon salam penutup dari guru. (4C-Kolaborasi, Komunikasi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun