Mohon tunggu...
MIFTAHUL SUROH
MIFTAHUL SUROH Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

HOBI SAYA BEROLAHRAGA DAN MAKAN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Jerome Bruner

18 Juni 2024   23:09 Diperbarui: 18 Juni 2024   23:24 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori Belajar Kognitif Bruner

Nama lengkap Bruner adalah Jerome Seymour Bruner, dan dia adalah seorang psikolog yang memberikan kontribusi penting pada teori pembelajaran kognitif, yang mewakili pergeseran dari teori behavioris. Bruner lahir pada tanggal 1 Oktober 1915  di New York, AS. Beliau memperoleh gelar master pada tahun 1939 dan gelar doktor dari Harvard University pada tahun 1941 (Arias Gallegos, 2016). Kajian Pemikiran merupakan kajian Bruner yang memperkenalkan kognitivisme (Ngroho, 2015). Bruner merupakan salah satu tokoh utama  revolusi kognitivisme, dan kehadirannya di bidang pendidikan memberikan pengaruh yang besar terhadap proses pembelajaran (Anidar, 2017).

Pak Bruner adalah pakar psikologi pembelajaran kognitif, pakar perkembangan kognitif, dan telah melakukan banyak  penelitian tentang persepsi, pemikiran, pembelajaran, dan motivasi manusia. Bruner berpendapat bahwa manusia berperan sebagai pemikir, pemroses, dan pencipta informasi. Oleh karena itu Bruner berfokus pada apa yang dilakukan orang terhadap informasi yang mereka terima untuk mencapai  pemahaman yang bermakna. (Arias Gallegos, 2016; Buto, 2010).

Pandangan Bruner tentang belajar sebagai proses perkembangan kognitif didasarkan pada dua asumsi: Akuisisi pengetahuan merupakan proses interaktif yang secara aktif melibatkan manusia dan lingkungannya, dan perubahan terjadi pada manusia dan lingkungannya. Pengetahuan yang dimiliki seseorang menjadi struktur pengetahuan yang bermakna dengan menggabungkan informasi baru dengan informasi yang diperoleh sebelumnya  (Picauly, 2016).

Menurut Bruner, belajar pada hakikatnya adalah suatu proses perkembangan kognitif yang terjadi dalam diri seseorang. Selama pembelajaran terjadi tiga proses kognitif: perolehan informasi baru,  transformasi informasi, dan evaluasi atau pengujian relevansi dan keakuratan pengetahuan (Anidar, 2017; Picauly, 2016; Sutarto, 2017). . Perolehan informasi baru dilakukan dengan membaca buku dan sumber lain yang sesuai, mendengarkan penjelasan guru,  dan menonton media audiovisual. Transformasi informasi merupakan tahap memahami, mencerna, dan menganalisis pengetahuan baru serta mengubahnya menjadi format baru yang dapat bermanfaat bagi orang lain. tujuan. Menilai atau memeriksa relevansi dan akurasi menentukan apakah hasil transformasi sudah benar. Evaluasi tersebut kemudian dievaluasi untuk  kemudian menentukan apakah ilmu yang diperoleh dapat digunakan dan diterjemahkan untuk memahami fenomena lain.

Menurut Bruner, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika belajar agar pengetahuan dapat dengan mudah dikonversi. 

a. Struktur Pengetahuan Kurikulum harus memuat struktur pengetahuan yang mencakup ide, konsep, konsep dasar, hubungan antar konsep, atau contoh konsep yang dianggap penting. Ini sangat penting. Struktur pengetahuan  membantu siswa memahami bagaimana fakta-fakta yang tampaknya tidak berhubungan berhubungan satu sama lain dan dengan informasi yang sudah mereka miliki. Agar  proses pembelajaran dapat  efektif, struktur pengetahuan  harus sesuai dengan karakteristik dan tingkat perkembangan anak. 

b. Kesediaan untuk belajar

Kesiapan belajar menurut Bruner terdiri dari kesiapan berupa keterampilan sederhana yang memungkinkan seseorang memperoleh keterampilan yang lebih tinggi. Kematangan dan pengalaman psikologis anak sangat mempengaruhi pembelajaran. Untuk mengetahui apakah siswa siap belajar, perlu diujikan terhadap mata pelajaran yang diajarkan dari sumber materi.

c. Intuisi 

Proses pembelajaran harus menekankan proses intuitif. Intuisi  Bruner merupakan teknik intelektual untuk sampai pada rumusan awal tanpa melalui langkah analitis. Setiap bidang ilmu pengetahuan memiliki konsep, prinsip, dan prosedur yang perlu Anda pahami sebelum memulai penelitian. Cara terbaik untuk belajar adalah dengan memahami konsep, makna, dan hubungan melalui proses intuitif hingga akhirnya mencapai suatu kesimpulan atau menemukan sesuatu (discovery learning). Pemikiran intuitif hanya dapat terjadi jika Anda memiliki pengetahuan luas tentang bidang keilmuan ini dan memahami strukturnya.

 d. Motivasi 

Motivasi adalah keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu kegiatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam konteks pembelajaran, kondisi tertentu tidak hanya dapat mempengaruhi belajar siswa tetapi juga membantu dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk menciptakan minat belajar Bruner, siswa perlu dimotivasi dengan cara yang berbeda-beda ketika belajar  (Sutarto, 2017). 

Teori ini menyatakan bahwa ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan aturan-aturan (termasuk konsep, teori, definisi, dan sebagainya) melalui contoh-contoh yang menjelaskan sumber aturan-aturannya, maka proses pembelajaran berlangsung secara kreatif (mengungkapkan penjelasan). Pendekatan ini menghasilkan "explanatory learning" (belajar sambil menjelaskan). Siswa diberikan  informasi umum dan diminta mencari contoh spesifik dan konkrit. Menurut Bruner, ada tiga tahap  perkembangan kognitif yaitu (Warsita dan Bambang, 2017) 1. enaktif : upaya/kegiatan mengetahui dan memahami lingkungan melalui pengamatan dan pengalaman terhadap kenyataan. 2. Simbolik: siswa mempersepsikan dunia  melalui visualisasi gambar dan  verbal. 3. Simbolik: Siswa mempunyai ide-ide abstrak yang sangat dipengaruhi oleh bahasa, logika, dan penggunaan simbol.

Ekspresi dari semua mode ini tidak dapat digambarkan sebagai tingkatan yang terpisah, melainkan terintegrasi. Representasi simbolik menjadi mode terakhir. Brunner menyatakan bahwa teori ini menyatakan bahwa ketika anak-anak dihadapkan pada materi baru, mereka mengikuti representasi secara bertahap dari tahap aktif ke tahap simbolik dan menjadi produktif. Hal ini juga berlaku bagi pembelajar dewasa. Dari sinilah lahirlah teori pembelajaran penemuan yang mengatur metode penyajian  sesuai dengan tingkat kemampuan anak agar dapat belajar. Saat belajar, anak harus dikondisikan untuk berperan  aktif  di kelas dan berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran (Nurlina dkk, 2021).

NAMA : MIFTAHUL SUROH

NIM : 230105110024

Tugas MK: perkembangan kognitif aud

Dosen Pengampu: Rikza Azharona S., M.Pd

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun