Teori Belajar Kognitif Bruner
Nama lengkap Bruner adalah Jerome Seymour Bruner, dan dia adalah seorang psikolog yang memberikan kontribusi penting pada teori pembelajaran kognitif, yang mewakili pergeseran dari teori behavioris. Bruner lahir pada tanggal 1 Oktober 1915  di New York, AS. Beliau memperoleh gelar master pada tahun 1939 dan gelar doktor dari Harvard University pada tahun 1941 (Arias Gallegos, 2016). Kajian Pemikiran merupakan kajian Bruner yang memperkenalkan kognitivisme (Ngroho, 2015). Bruner merupakan salah satu tokoh utama  revolusi kognitivisme, dan kehadirannya di bidang pendidikan memberikan pengaruh yang besar terhadap proses pembelajaran (Anidar, 2017).
Pak Bruner adalah pakar psikologi pembelajaran kognitif, pakar perkembangan kognitif, dan telah melakukan banyak  penelitian tentang persepsi, pemikiran, pembelajaran, dan motivasi manusia. Bruner berpendapat bahwa manusia berperan sebagai pemikir, pemroses, dan pencipta informasi. Oleh karena itu Bruner berfokus pada apa yang dilakukan orang terhadap informasi yang mereka terima untuk mencapai  pemahaman yang bermakna. (Arias Gallegos, 2016; Buto, 2010).
Pandangan Bruner tentang belajar sebagai proses perkembangan kognitif didasarkan pada dua asumsi: Akuisisi pengetahuan merupakan proses interaktif yang secara aktif melibatkan manusia dan lingkungannya, dan perubahan terjadi pada manusia dan lingkungannya. Pengetahuan yang dimiliki seseorang menjadi struktur pengetahuan yang bermakna dengan menggabungkan informasi baru dengan informasi yang diperoleh sebelumnya  (Picauly, 2016).
Menurut Bruner, belajar pada hakikatnya adalah suatu proses perkembangan kognitif yang terjadi dalam diri seseorang. Selama pembelajaran terjadi tiga proses kognitif: perolehan informasi baru,  transformasi informasi, dan evaluasi atau pengujian relevansi dan keakuratan pengetahuan (Anidar, 2017; Picauly, 2016; Sutarto, 2017). . Perolehan informasi baru dilakukan dengan membaca buku dan sumber lain yang sesuai, mendengarkan penjelasan guru,  dan menonton media audiovisual. Transformasi informasi merupakan tahap memahami, mencerna, dan menganalisis pengetahuan baru serta mengubahnya menjadi format baru yang dapat bermanfaat bagi orang lain. tujuan. Menilai atau memeriksa relevansi dan akurasi menentukan apakah hasil transformasi sudah benar. Evaluasi tersebut kemudian dievaluasi untuk  kemudian menentukan apakah ilmu yang diperoleh dapat digunakan dan diterjemahkan untuk memahami fenomena lain.
Menurut Bruner, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika belajar agar pengetahuan dapat dengan mudah dikonversi.Â
a. Struktur Pengetahuan Kurikulum harus memuat struktur pengetahuan yang mencakup ide, konsep, konsep dasar, hubungan antar konsep, atau contoh konsep yang dianggap penting. Ini sangat penting. Struktur pengetahuan  membantu siswa memahami bagaimana fakta-fakta yang tampaknya tidak berhubungan berhubungan satu sama lain dan dengan informasi yang sudah mereka miliki. Agar  proses pembelajaran dapat  efektif, struktur pengetahuan  harus sesuai dengan karakteristik dan tingkat perkembangan anak.Â
b. Kesediaan untuk belajar
Kesiapan belajar menurut Bruner terdiri dari kesiapan berupa keterampilan sederhana yang memungkinkan seseorang memperoleh keterampilan yang lebih tinggi. Kematangan dan pengalaman psikologis anak sangat mempengaruhi pembelajaran. Untuk mengetahui apakah siswa siap belajar, perlu diujikan terhadap mata pelajaran yang diajarkan dari sumber materi.
c. IntuisiÂ
Proses pembelajaran harus menekankan proses intuitif. Intuisi  Bruner merupakan teknik intelektual untuk sampai pada rumusan awal tanpa melalui langkah analitis. Setiap bidang ilmu pengetahuan memiliki konsep, prinsip, dan prosedur yang perlu Anda pahami sebelum memulai penelitian. Cara terbaik untuk belajar adalah dengan memahami konsep, makna, dan hubungan melalui proses intuitif hingga akhirnya mencapai suatu kesimpulan atau menemukan sesuatu (discovery learning). Pemikiran intuitif hanya dapat terjadi jika Anda memiliki pengetahuan luas tentang bidang keilmuan ini dan memahami strukturnya.