Selanjutnya memiliki banyak teman disosia media. Agar lebih terlihat eksis disosial media generasi ini cenderung lebih memilih untuk bergaul lewat aplikasi ketimbang bergaul dengan lingkungan sekitar mereka.
Terlalu focus kepada gawai, hingga kurang memperhatikan lingkungan sekitar. Misal saat sedang menunggu transportasi umum kita kadang lebih memilih terlihat sibuk dengan gawai yang kita punya ketimbang berinteraksi dengan lingkungan.
 Atau saat berkumpul dengan teman dan keluarga, seringkali pemandangan ini terlihat dimana semua anggota yang berkumpul sibuk memperhatikan gawai masing-masing. Sehingga pertemuan dan obrolan menjadi kurang intensif.
Privasi menjadi bahan publikasi. Generasi z yang kita kenal merupakan generasi yang eksis disosial media, sehingga kerap kali kita sering membagikan postingan lokasi, makanan yang kita makan, liburan, hingga prestasi. Hal ini sebenarnya dapat memicu kerentanan privasi yang kita miliki. Jadi sebagai generasi z yang pintar, kamu haruslah pandai memilih hal-hal yang akan kamu bagikan.
Budaya membaca semakin menurun. Dalam mengisi waktu bersantai anak-anak biasanya cenderung lebih menyibukkan pada aktivitas yang kurang bermanfaat seperti bermain game, medsos dan lain-lain. Sehingga terkadang membuat mereka kehilangan waktu untuk membaca dan melupakan pentingnya sebuah pengetahuan.
Readers, jadi kapan terakhir kamu meluangkan waktu untuk membaca, atau bagimana kamu berinteraksi dengan orang-orang yang ada dilingkunganmu sudah intensifkan?Â
Mari kita saling mereflesi diri masing-masing, dengan mulai menghapus stigma negative yang melekat pada diri kita. Sehingga kita semua bisa memunculkan potensi positif yang ada pada generasi kita sekarang, dan bisa menjadi pedoman yang lebih baik lagi untuk generasi selanjutnya.
Source: