Perahu wisata melengkapi kemeriahan Imlek di Solo. Sebanyak 5.000 lampion terbentang di jalan raya sepanjang 2 kilometer.Â
Pernak-pernik khas Tionghia juga bertebaran di Jalan Jenderal Sudirman hingga Jalan RE Martadinata itu.
Kemeriahan berlanjut dengan adanya ataraksi barongsai, taekwondo, bakti sosial, donor darah, karaoke mandarin, dan Grebeg Sudiro.
Hari raya Imlek yang diperingati etnis Tionghoa setiap tahun menjadi penanda bahwa keberagaman dan toleransi Indonesia masih dan tetap terjaga.
Warga Solo membaur tanpa membeda-bedakan ras, etnis, suku, strata sosial, dan golongan. Semua tumpah ruah di jalan, menikmati gemerlap lampion dengan suka cita. (Miv)