Mohon tunggu...
Miftahul Abrori
Miftahul Abrori Mohon Tunggu... Freelancer - Menjadi petani di sawah kalimat

Lahir di Grobogan, bekerja di Solo. Email: miftah2015.jitu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Pasar Depok Solo, Surga Pecinta Burung yang Kerap Dikunjungi Jokowi

8 Januari 2020   08:50 Diperbarui: 8 Januari 2020   09:11 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SOLO- Pecinta hewan kerap menafkahi hobi dengan berburu hewan kesukaan. Berburu kini tak lagi di alam liar tetapi cukup di pasar tradisional. Di Solo terdapat pasar burung dan ikan hias yang menjadi surga pecinta hewan: Taman Pasar Burung dan Ikan Hias Depok Solo. Pasar ini lebih dikenal dengan Pasar Depok, sesuai dengan nama daerah yang ditempati. 

Pasar ini kerap dikunjungi Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ia pulang kampung maupun disela kedatangannya di Kota Solo.  Terakhir Jokowi ke Pasar Depok pada Minggu (9/6/2019). Jokowi juga mengajak sang cucu dan dua anaknya, Jan Ethes Sri Narendra, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep.

Foto: Jateng.Tribunnews.com
Foto: Jateng.Tribunnews.com
Pasar Depok dibangun pada 1984. Awalnya para pecinta burung melakukan transaksi jual beli di daerah Widuran, Kepatihan, Solo, lalu Pemkot Solo memindahkan mereka ke daerah Depok, Manahan, Solo. 

Sejak saat itu pasar ini terkenal sebagai pusat jual beli burung. Pasar Depok berada di tengah kota, sehingga mudah dijangkau oleh mereka yang berasal dari dalam maupun luar kota. Letaknya tak jauh dari kawasan Stadion Manahan Solo, hanya puluhan meter dari Taman Balekambang, Solo.

Pertama kali bangunan pasar tidak terlalu besar dan cenderung kumuh. Pada 2011 Pemkot Solo merevitalisasi dan merenovasi pasar yang mempunyai luas area 12.754 m, dengan konstruksi beton bertingkat dua lantai. 

Terdapat 523 pedagang yang terdiri dari 64 pedagang kios, 226 pedagang los, dan 183 pedagang pelataran, serta 42 pedagang ikan hias pindahan pedagang ikan Pasar Gede yang diboyong pada 2012. 

Setelah proses renovasi selesai, pada Maret 2013 pasar tersebut resmi dinamakan Taman Pasar Burung dan Ikan Hias Depok.

Pasar Depok tak pernah sepi pengunjung. Setiap harinya ratusan pembeli dan penjual melakukan aktifitasnya di pasar tersebut. Pasar Depok menjadi lokasi favorit berburu berbagai binatang, terlebih para pecinta burung. 

Pedagang di Pasar Depok menawarkan harga yang relatif murah, juga keanekaragaman jenis binatang yang menjadi koleksi andalan. Tak hanya membeli, beberapa pengunjung juga ada yang menjual hewan  piaraannya ke Pasar Depok.

Pasar Depok termasuk salah satu pasar burung legendaris di Indonesia. Pasar ini menjadi sentra utama jual beli berbagai jenis burung, baik burung hasil penangkaran maupun penangkapan di alam liar. 

Burung-burung yang dijual pedagang di antaranya parkit, lovebird, jalak suren, murai batu, cucak hijau, cucak rowo, beo, kacer, kenari, parkit, dan sebagainya. 

Pedagang juga menjual berbagai hal yang berkaitan dengan kebutuhan pemeliharaan burung, seperti pakan burung, mulai dari pakan buatan seperti pur sampai pakan hidup, seperti kroto jangkrik, kelabang, dan kecoak. Lalu aneka macam sangkar dan perlengkapan burung, baik untuk keperluan lomba maupun perawatan sehari-harinya.

Tak hanya menjadi tujuan pecinta burung dan ikan, Pasar Depok menjadi tempat berburu bagi para pecinta unggas hias, reptil, dan hewan mamalia lainnya, seperti merpati hias, ayam mutiara, ayam cemani, ayam kate, ayam ketawa, kucing, anjing, ular, kelinci, kadal, biawak, tokek, dan kelelawar. 

Berbagai satwa di Pasar Depok didatangkan dari wilayah Solo raya dan dari luar kota, bahkan luar Jawa, seperti dari Sumatra, Kalimantan, Sumbawa, dan Lampung. (Miv/ berbagai sumber)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun