Datang ku dalam keheningan malam . . .
Untaian lirih sebaris doa menembus waktu sunyi nya pekat. . .
Terdiam ku disudut jendela dunia. . .
Menerka kata dalam lautan. . .
Tak cukup waktu untuk kenali bathin mu . . .
Ribuan bintang membentang cahaya, . .
Toreh kan tanya tentang rentannya jiwa. . .
Harapan indah goreskan pena. . .
Dalam mihrab syair
tulus hatiku kagumi mu . . .
Rintis hujan tidak datang tanpa alasan, hadirku jawab akan doa, bingkisan sabar mu menunggu waktu. . .
pada kotak kaca-kaca tua kalbu mu . . .
Riuh belaian syair mu, menyentuh roma ku. . .
Dalam syair, ku maknai hatimu. . .
Hati indah terbias pesona redupnya senja. . .
Menutup hari dengan mega. . .
Itulah diriku datang memuja pujangga ku, . .
Bagaikan malam merindukan purnama .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H