Mohon tunggu...
Miftahus Surur
Miftahus Surur Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengenalan Ekonomi Kita

27 Februari 2018   07:04 Diperbarui: 27 Februari 2018   18:28 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah Iqtishoduna ( Ekonomi Kita )

Dalam khazanah pemikiran ekonomi Islam kontemporer, banyak tokoh bermunculan menawarkan gagasannya masing-masing dalam rangka menangani kebuntuan system ekonomi konvensiaonal. Dalam hal ini, yang dimaksud adalah hegemoni system kapitalisme maupun system sosialisme dan komunisme.

Tumbangnya raksasa Uni Soviet pada era 1990-an dalam telah mematahkan hukum dialektika Kall Marx yang menyatakan bahwa sistem kapitalisme akan mengalami kehancuran dengan sendirinya. Dengan kata lain, kehancuran sistem kapitalisme merupakan sesuatu yang niscaya dalam sejarah manusia.

Bertolak belakang dari fakta sejarah tersebut, tidak mengherankan jika Fukuyama dalam bukunya The And Of History menyatakan bahwa kemenangan kapitalisme dalam menjawab permasalahan social ekonomi manusia, dianggap sebagai proses berhentinya sejarah manusia. Makna dari stetmen Fukuyama ini menandakan bahwa dunia dewasa ini tengah menggantungkan hidup pada satu system ekonomi saja yakni kapitalisme.

Walaupun demikian, jika melihat fakta-fakta yang terpampang dalam internal system kapitalisme, maka sudah saatnya lahir sebuah system alternative untuk menjawab permasalahan social ekonomi manusia dewasa ini. Kelemahan dan kebobrokan system kapitalisme setidaknya telah terpampang dalam rentang sejarah kehidupan manusia melalui krisis ekonomi yang dimulai pada tahun 1866 dan 1890, 1929, 1985, 1987, 1998, dan 2000.

Melihat fenomena-fenomena tragis yang telah di sebutkan tersebut, maka tidak mengherankan apabila sejumlah pakar ekonomi terkemuka, mengkritik dan mencemaskan kemampuan ekonomi kapitalisme dalam mewujudkan kemakmuran ekonomi di muka bumi ini. Bahkan cukup banyak klaim yang menyebutkan bahwa kapitalisme telah gagal sebagai sistem dan model ekonomi. Sejalan dengan hal tersebut, Anthony Gidden dalam bukunya The Thrid Way menyatakan dunia selayaknya mencari jalan ketiga dari pergumulan sistem dunia yakni kapitalisme dan sosialisme. Jalan ketiga tersebut, bagi Gidden terdapat dalam konsepsi Islam.

Kehadiran konsep ekonomi baru tersebut, bukanlah gagasan awam, tetapi mendapat dukungan dari ekonom terkemuka di dunia yang mendapat hadiah Nobel 1999, yaitu Joseph E.Stiglitz. Dia dan Bruce Greenwald menulis buku Toward a New Paradigm in Monetary Economics Mereka menawarkan paradigma baru dalam ekonomi moneter. Dalam buku tersebut mereka mengkritik teori ekonomi kapitalis (konvensional) dengan mengemukakan pendekatan moneter baru yang entah disadari atau tidak merupakan sudut pandang ekonomi Islam di bidang moneter, seperti peranan uang, bunga, dan kredit perbankan.

Oleh karena itu, dengan kegagalan system kapitalisme dalam mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan, maka menjadi keniscayaan bagi umat manusia untuk mendekonstruksi ekonomi kapitalisme menuju system ekonomi yang berkeadilan dan berketuhanan yang dalam hal ini tentu ekonomi Islam patut untuk dipertimbangkan sebagai salah satu alternative dalam merealisasikan kesejahteraan manusia.

Muhammad Baqir Ash-Sadr (selanjutnya disingkat dengan nama panggilan yaitu Sadr) sebagai salah satu tokoh intelektual dari kaum muslim kontemporer dewasa ini, hadir dengan gagasan original yang mencoba menawarkan gagasan sistem ekonomi Islam yang digali dari landasan doktrinal Islam yakni al-Quran dan al-Hadis. Baqir Ash-Sadr tidak sepakat bahwa ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang sama seperti sistem ekonomi sebelumnya seperti kapitalisme dan sosialisme.

Dalam pada itu, magnum opus yang menjadi dedikasi luar biasa Sadr terhadap pemikiran ekonomi Islam diwujudkan dalam Iqtishaduna yang telah diterjemahkan kedalam beberapa bahasa sampai saat ini.

Mazhab Baqir Ash-Sadr

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun