Mohon tunggu...
Politik Pilihan

Kepribadian Dahlan Iskan Menurut Teori Adler

11 Desember 2017   08:35 Diperbarui: 11 Desember 2017   08:46 1184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sepak terjang Dahlan Iskan yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat soal listrik tentunya sangat dihargai oleh pemerintah. Pada 17 Oktober 2011, ia pun dipilih Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)   untuk menggantikan Mustafa Abubakar yang sedang sakit. 

Sebenarnya pada saat itu, bisa dibilang Dahlan Iskan sangat berat untuk menerima tawaran tersebut, karena ia sedang berada di puncak semangat mereformasi sistem PLN. Banyak progam dan visinya yang belum terwujud mengingat masa jabatannya yang seumur jagung. Namun presiden mempunyai pandangan lain mengenai hal itu. Kepemimpinan dan kemampuannya dianggap lebih tinggi daripada hanya memimpin PLN, sehingga mampu untuk naik kelas ke tingkat berikutnya.

Dahlan Iskan Menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara (Bumn)

Dalam karirnya sebagai Menteri BUMN, Dahlan Iskan melaksanakan beberapa progam dalam pengelolan BUMN, namun ia memprioritaskan restrukturisasi asset dan downsizing (penyusutan jumlah) beberapa badan usaha. Perihal restrukturisasi asset masih menunggu persetujuan Menteri Keuangan. BUMN dinilai bersih dari korupsi oleh masyarakat dan kinerjanya membangun BUMN juga dinilai berhasil

Dahlan Iskan juga giat mendukung progam 'mobil nasional' yang berbahan bakar listrik. Dahlan Iskan berpendapat bahwa Indonesia adalah Negara besar dengan penduduk lebih dari 200 juta jiwa, sayang sekali jika hanya menjadi Negara konsumen saja, termasuk juga mobil. Tetapi jika Indonesia ngotot memproduksi mobil bensin, maka dipastikan Indonesia sudah kalah pasar dengan Jepang dan Korea. 

Akhirnya dipilihlah mobil listrik yang belum seramai mobil bensin. Selain itu, mobil listrik dinilai lebih ramah lingkungan dan jika diproduksi secara masal (apalagi produksinya di Indonesia) akan lebih murah harganya dari mobil bensin yang harus impor. Jika Jepang mempunyai Soichiro Honda dalam menangkap sebuah peluang menciptakan sepeda motor, maka Indonesia mempunyai Dahlan Iskan dalam memperjuangkan mobil listrik.

Mobil listrik pertama Dahlan Iskan adalah Tuxuci. Tuxuci adalah sejenis mobil sport. Mobil ini dibuat oleh Danet Suryatama dan beberapa orang yang ahli dibidangnya. Tim mobil listrik ini dinamai 'Putra Petir'. 

Namun sayang, pada 5 januari 2013 saat uji coba dari Solo menuju Surabaya, Tuxuci mengalami rem blong dan menabrak tebing di Magetan. Body Tuxuci mengalami rusak parah dan untungnya Dahlan Iskan dan mekaniknya yang bernama Ricky Elson yang mengemudikannya selamat. Walau begitu Dahlan Iskan pantang menyerah. Setelah mengevaluasi kegagalan di percobaan pertama, Ia tetap melanjutkan proyek mobil listriknya bersama Ricky Elson para 'Putra Petir'. Ia mengembangkan mobil listrik generasi kedua yang dipertontonkan di KTT APEC Bali. 

Mobil listrik tersebut antara lain, Selo, Arimbi dan Gendhis yang meliputi jenis mobil sport, bus dan minibus. Pada 8 juli 2013, Dahlan Iskan menerima gelar Hororis Causa di bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam dari IAIN Walisongo Semarang. Rektor IAIN Walisongo menilai Dahlan Iskan sebagai sosok yang inspiratif, akademisi, pengambil kebijakan dan implementator progam. .(sumber: kompas.com)

Analisis Kepribadian

MASA KECIL DAHLAN  ISKAN DAN ANALISINYA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun