Mohon tunggu...
Miftachul Khawaji
Miftachul Khawaji Mohon Tunggu... Seniman - Guru

Tukang gambar dan kadang suka nulis.. 👨‍🎓Islamic History and Civilization 2016

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Stoa: Vitamin dan Vaksin Hati bagi Para Pencinta

4 Mei 2023   13:00 Diperbarui: 4 Mei 2023   15:09 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini sesuai dengan nasihat Marcus Aurelius: 'Jika ada sesuatu yang menghalangimu untuk mencapai tujuan tepat waktu, itu adalah kesempatan untuk melatih kesabaran. Jika seseorang menyakitimu, itu adalah kesempatan untuk berlatih memaafkan. Jika ada sesuatu yang sulit merintangimu, itu adalah kesempatan untuk menjadi lebih kuat.'

Cinta, Indah Namun Tak Abadi

Salah satu pola yang pasti dalam kehidupan adalah 'kematian'. Di dunia yang fana ini tidak ada yang benar-benar abadi. Segala sesuatu memiliki durasinya, termasuk kehidupan itu sendiri. Sudah bukan rahasia lagi jika kehilangan sesuatu yang kita cintai (entah itu kekasih, pasangan, orang tua, anak, saudara, sahabat karib, benda-benda kesayangan, dll) adalah salah satu mimpi paling buruk dalam kehidupan manusia. Sebesar apapun rasa cinta kita terhadap orang-orang atau benda yang kita sayangi tidak cukup untuk membuat keberadaan fisik mereka untuk bertahan selamanya di sisi kita. Atau sebaliknya, bisa jadi kita sendiri yang terlebih dahulu meninggalkan orang-orang yang kita cintai.

Kematian sendiri memang termasuk suatu hal yang di luar kendali kita sebagai manusia. oleh karenanya, dalam ajaran filsafat Stoa juga menekankan bahwa kematian bukanlah perkara yang harus ditakuti. Justru kita bisa menggunakannya sebagai pengingat agar kita tidak berbuat buruk yang menyalahi nilai-nilai kebajikan, karena sewaktu-waktu kita ataupun orang yang kita cintai bisa meninggalkan dunia ini, sehingga alangkah baiknya kita memanfaatkan kesempatan hidup ini dengan sebaik mungkin. Khususnya memanfaatkan waktu untuk bersama-sama dengan orang-orang yang kita cintai. 

Misalnya, sesibuk apapun kita bekerja, jangan sampai membuat kita kehilangan waktu untuk sekedar berkomunikasi dan bercanda ria dengan orang orang terkasih kita. Orang yang rajin mengonsumsi 'vitamin' Stoa, ketika dalam menghadapi tema kematian, ia akan senantiasa berkembang jiwa dan mentalnya ke arah yang positif.

Dan pada akhirnya jika kematian orang-orang tercinta kita telah ditakdirkan untuk tiba, maka tak ada hal lain yang bisa kita lakukan selain menerimanya dengan tabah. Orang yang telah di-'vaksin' Stoa, akan tetap tabah dan kuat ketika kematian orang-orang tercintanya datang. Karena jika kita sadar bahwa kematian adalah hal yang pasti akan terjadi, maka seyogyanya kita juga sudah terlebih dahulu mempersiapkan mental untuk menghadapinya dengan rumus premeditatio malorum. 

Dengan demikian, kematian orang-orang tercinta tidak seharusnya membuat kita bersedih yang berlebihan hingga akhirnya putus asa dan mengeluarkan mantra 'sehidup semati', alias keinginan untuk segera menyusul orang yang kita cintai dengan cara bunuh diri.

Dengan adanya kematian ini, seharusnya mengingatkan kita bahwa waktu yang kita miliki di dunia ini terbatas, sehingga kita seyogyanya memanfaatkan kesempatan yang ada untuk berbuat kebajikan sebanyak mungkin. Karena hidup itu bukan tentang seberapa panjang usia kita, melainkan seberapa baik kualitas waktu yang kita habiskan di dunia. Bisa jadi seseorang berusia sangat panjang, tapi ia tidak pernah meluangkan waktunya untuk orang-orang yang ia cintai, maka kehidupan panjang yang ia miliki akan lebih banyak hampanya.

Berbeda dengan orang yang meskipun diberi usia yang relatif pendek tapi ia dapat memanfaatkannya dengan baik, maka ia akan tetap bahagia terhadap takdir dan ketetapan atas usianya yang pendek itu, karena kuncinya ada pada kualitas, bukan kuantitas. Hal tersebut tentu senada dengan nasihat dari Seneca berikut: 'Hidup ini panjang jika kita tahu bagaimana cara menggunakannya... Kita tidak diberikan hidup yang pendek, tetapi kitalah yang menjadikannya pendek... dan terbuang untuk hal yang sia-sia.'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun