Mohon tunggu...
miftachul huda
miftachul huda Mohon Tunggu... Freelancer - rajin pangkal pandir

setiap kita merasa paling benar..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Musim Hujan dan Cerita Kemunculan Ular-ular Itu

5 Januari 2021   16:41 Diperbarui: 5 Januari 2021   17:08 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan masih cukup jauh, agak gelap dan basah, dan lagi-lagi ada kilatan pantulan kulit ular dari sorot lampu motor kembali mengejutkan saya. Kali ini bahkan ukurannya lebih besar. Mencoba untuk mengerem, justru tangan ini maunya ngegas terus, dann gresss... suara dari roda motor saya mengenai ular.

Saya makin panik, kali ini motor saya masih berjarak sekitar 100 meter lagi masuk ke komplek perumahan, rintik hujan masih terus turun. Saya melirik ke arah kanan kiri lagi-lagi ada ular. Saya tambah kecepatan, dan dari jarak jauh saya melihat seperti kayu atau ranting melintang.

Bekas air hujan masih banyak menggenang di sana-sini, cipratan air menambah kesan berbeda pada malam itu. Saat mendekati pemandangan yang saya kira ranting yang bekas tersapu air hujan, ternyata bergerak.

Ya benar, itu bukan kayu, tapi ular, ternyata ketakutan membuat mata saya salah mengirim pesan ke otak. Ya Tuhan, lebar jalan yang saya lewati sekitar lima meter ini hampir penuh menampung panjang ular ini.

Seketika saya berhenti, Hasrat julit khas netizen muncul, saya abaikan rasa takut, dan ambil ponsel lalu jepret. Ya ini benar ular sungguhan. Sayang kualitas gambar pada malam hari dan tanpa mengatur resolusi hasil gambar tak cukup bagus. --Saat saya tunjukkan ke tetangga katanya ular sanca.

Setelah beberapa puluh detik saya tunggu, ular itu akhirnya masuk juga ke got dan entah kemana. Sejak pertama masuk jalur ini hingga sampai depan rumah saya mengira ada banyak ular yang nongkrong di tengah jalan, sekadar lewat, atau meringkuk di tepi jalan yang saya lihat. Tidak sampai belasan, tapi jumlahnya sepanjang yang saya ingat mungkin kisaran 7 sampai 9 ekor. 

Meski jumlahnya tak sebanyak dan ukuran tak sebesar hari pertama, pemandangan ini saya jumpai saat pulang kerja di hari-hari berikutnya, khususnya selepas malam diguyur hujan. Namun ketika tidak turun hujan saya tak pernah menjumpai.

Di hari-hari berikutnya saya mencoba untuk sedikit tenang meskipun juga masih sangat takut setiap di depan ada ular.

Dari pengalaman saat musim hujan itu, semua bukan pengalaman mistis, sama sekali bukan klenik, namun banyak pesan penting tentang hidup di era modern hari ini.  

***

Saat cerita itu terjadi, saat itu sedang massifnya pembangunan. Sawah-sawah produktif yang entah bagaimana ceritanya berubah jadi perumahan. Namun anehnya perumahan-perumahan ini memiliki IMB (izin mendirikan bangunan) dari pemerintah setempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun