"Baiklah, ayah akan membantu mengurus proses pendaftarannya. Besok kita akan pergi ke Yogyakarta", Rona ayah yang semula serius membaca koran menjadi sumringah dan girang. Tiba-tiba ia memelukku dan mengecup halus keningku.
Kala itu, sebuah perdebatan antara aku dan ayah dimulai dengan bersaksikan hujan dan aroma khas tanah yang menyeruak memenuhi ruangan. Yah, perdebatan yang sebelumnya tak pernah aku lakukan dengan seorang pria yang sangat aku segani dan aku cintai pertama kali sebelum cinta yang lain mendatangiku. Perdebatan sengit yang ditengahi oleh seorang pedagang asongan tua yang mampir sekejap memberiku petuah inda.