Mohon tunggu...
Fahmi Awaludin
Fahmi Awaludin Mohon Tunggu... Guru, Dosen -

Guru (kelas) SD; Dosen B. Inggris Niaga; Suka buat modul; chatting; beristri dan memiliki anak cantik... hehehe

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Nenek Gayung

23 April 2012   06:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:15 7222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13351492611884863083

Di sebuah desa, akhir bulan Desember 2011, masyarakat sekitar disibukkan dengan mitos kehadiran sosok nenek tua yang menyeramkan. Ia adalah nenek gayung. Konon kabarnya sebutan itu tak lain karena kebiasaan nenek yang membawa gayung dan tikar pandan. Dan anehnya jika warga setempat menemui nenek yang satu ini tengah membawa gayung alhasil tujuh hari kemudian menjadi korban dan meninggal. Kontan saja pelbagai aktivitas yang biasa dilakukan baik di pos keamanan, pos pangkalan ojek sepeda dan lainnya mendadak diam, hanyut dibawa mitos yang terus berkembang di masyarakat. Jika hal ini tidak segera diantisipasi, khawatir korban semakin banyak.

Di akhir bulan tahun 2011 ini banyak sekali kejadian diluar batas nalar manusia yang kebanyakan merasa aneh dengan kejadian yang menimpa beberapa warga. Kasus yang terjadi pada salah satu pengojek sepeda di malam hari membuat pelajaran bagi semua warga agar hati-hati. Kejadian ini awalnya ketika tiga pengojeg sepeda tengah bercanda akan penumpang yang tak kunjung datang. Kemudian salah satu kawannya di ledek dan terus meledek satu dengan lainnya. Akhirnya satu pengojeg pun segera pulang karena ada urusan yang harus diselesaikan sedangkan dua lainnya masih setia menunggu langganan dan penumpang lainnya yang akan memakai jasanya.

Sepuluh menit kemudian saat ia tengah mengayuh rodanya dan melewati jalanan kampung yang sepi, tiba-tiba dikejutkan dengan sepedanya yang tak bergerak sampai ia pun merasa kebingungan. Muncullah sesosok nenek tua yang wajahnya terhalang oleh kerudung putih lecek yang samar-samar jika dilihat wajahnya. Bersamaan dengan itu semua, ia pun membawa gentong kayu dan tikar pandan. Percakapan pun terjadi diantara mereka, si pengojek yang akan pulang dan nenek tua yang tak tahu datangnya  dari mana. Sempat kaget saat ditanya akan ke mana nenek itu saat sebagian besar warga tengah beristirahat. "Saya mau ke kali, .... mau mengantarkan saya tidak, anak muda?" Ucap nenek dengan suara yang menyeramkan.

Hampir sepuluh menit telah berlalu di tempat itu. Dan akhirnya dengan terpaksa si anak muda mengantarkannya ke tempat tujuan. Sayang  kejadian yang tak diinginkan menimpanya dan menjadi korban atas mitos yang beredar di masyarakat, jika bertemu dengan nenek gayung, pastilah nyawanya akan melayang dan benar terbukti adanya.

Tujuh hari kemudian banyak kejadian yang menimpa warga. Diantaranya tiga anak muda yang tengah asyik dengan usahanya menjual burger. Hanya ada perbedaan dengan cerita diatas tepatnya bagaimana kejadian ini berlangsung. Dion yang mendapat tugas ke satu lokasi untuk mengantarkan pesanan burger dan saat yang bersamaan akan menyampaikan kejutan kepada pujaan hatinya tiba-tiba kebingungan mencari alamat. Untungnya pencarian pun tak berlangsung lama, hanya di tengah jalan menuju lokasi ia berhenti karena ada nenek tua yang lewat dan segera membantu. Padahal ia tak tahu kalau yang dibantu itu adalah nenek gayung yang selalu membuat warga resah dan takut akan nyawanya hilang. Tak terjadi apa-apa dan ia pun segera melewatinya untuk meneruskan perjalanan sampai ke lokasi dengan tepat.

Sesampainya di tempat, segera Dion mengeluarkan pesanan dari boks motornya dan sempat kaget karena yang memesan itu adalah Valentina, wanita gemuk yang akan dinikahinya itu. Sontak Dion kaget dan tak percaya kalau yang ada didepan wajahnya adalah Valentina dan diwaktu yang bersamaan saat Dion hendak megucapkan sesuatu dari mulutnya, ia tak percaya karena kalah cepat oleh calonnya itu. Di tempat tersebut ia mengucapkan maaf karena Valentina sudah memiliki calon baru dan lebih baik dari Dion, seorang karyawan di sebuah warung burger yang memiliki modal pas-pasan dan hanya memiliki rasa cinta yang tinggi terhadap Valentina, wanita bertubuh gemuk itu. Kita putus saja dan saya sudah punya calon pasangan hidup dengan modal yang lebih dari cukup, ucapnya sembari sombong sambil memperlihatkan calonnya dan mobil putih didepan matanya.

Apa yang terjadi? Tentu saja Dion marah besar dan sedih sampai setiap orang yang melewatinya kena marah jika itu berkenaan dengan perasaannya yang lagi galau. Pengamen waria yang menghibur dengan balasan jasa beberapa rupiah setelah tampil sepertinya menjadi momok yang pas untuk dimarahinya. Padahal sebelumnya sempat dihibur dan diasongkan pisau tajam ke depan wajahnya oleh waria tadi. Namun dengan nekat yang besar, Dion semakin menjadi berang. Ayo bunuh saja aku, mau dimana aja terserah dengan suara yang begitu keras, ucap Dion di depan waria tadi. Akhirnya waria pun kabur dan ketakutan karena pikirnya orang ini stress berat.

Saat melewati jembatan panjang nan sepi, Dion memberhentikan motor matik putihnya dan mencoba bunuh diri dengan berdiri diatas tembok besar yang mengarah ke hilir sungai. Ditengah angin kencang dan derasnya air sungai malam hari. Ia berteriak dengan suara yang keras laiknya suara gelegar dari petir pada musim hujan. Mengapa hidup ini tak adil dan menimpaku Tuhan, apa salahku, Dion seolah-olah berorator tanpa tahu arahnya ke mana. Tidak berlangsung lama, niatnya pun segera dilakukannya dan semakin yakin dengan dirinya untuk bunuh diri atas perasaannya yang menimpa di malam hari itu.

Tangan kanan Dion terasa berat. belum sempat menoleh ke belakang ia tak yakin dengan berat tangannya itu dan bertanya ke wanita yang dia sendiri belum sempat menatapnya. Hanya dialog kecil yang terjadi di malam yang gelap sembari dikelilingi angin yang semakin malam, semakin besar. Kenapa kamu menghalangi niatku untuk bunuh diri. Nyawaku sudah tak berharga lagi, suara Dion dengan kerasnya. Pada akhirnya Dion turun dan mengikuti saran wanita berbaju merah itu. Namaku Dion dan aku sedang dirunut masalah yang besar. Malam ini adalah malam terakhirku dan jembatan ini jadi saksi atas hidupku, suara Dion dengan sedih meneteskan air mata yang tak henti-hentinya. Dion, jangan putus asa masih ada harapan yang lebih baik sekiranya kamu mau berusaha. Dan aku pun mau menjadi orang yang mengerti untukmu, Dewi sambil menatap wajah dan memperkenalkan dirinya di malam yang dingin oleh hembusan angin.

Saat itulah mereka, Dion dan Dewi, memulai persahabatan. Hampir setiap malam mereka bertemu di tempat yang sama, jembatan putih nan sepi. Dan tak sedikitpun Dewi memperlihatkan wajah aslinya yakni nenek gayung itu. Dion melewati hari-hari bersamanya tanpa sedikitpun merasa ketakutan atau terancam nyawanya. Dewi melihat Dion orang yang baik dan tak pernah cari masalah. Kepolosannya itu membuat Dewi semakin yakin kalau Dion adalah sosok anak muda yang baik dan tentu saja pekerja keras dalam menjalani hari-harinya. Makanya saat itu ia tak sedikit pun berpikir untuk membuat Dion terluka apalagi hilang nyawanya.

Dua teman di kosannya itu tak percaya saat Dion menyampaikan kabar sedih sekaligus baik. Sedih karena telah kehilangan Valentina dan hilang ditiup kabar bahagia karena terlah bertemu dengan sosok wanita berparas cantik, Dewi. Dua kawan di rumah yang sekaligus tempat jualan burger nya tak percaya dan pikir mereka Dion hanya omong kosong saja. Faktanya mereka pun percaya setelah menemukan sosok Dewi yang mempesona itu di satu waktu di tempat yang sama. Sayangnya ada rahasia yang mereka tidak tahu tentang Dion dan Dewi itu. Pesan Dewi hanya satu, jangan lupa untuk menjemputnya di setiap malam di tempat yang sama yakni jembatan. Padahal tempat ini begitu sepi dari aktivitas warga.

Suatu ketika saat ibu nya Dion datang berkunjung dan membawa makanan ke rumah tempat mereka tinggal, dua kawannya itu sedang tolong menolong. Hanya apa yang ia lihat salah tafsir artinya tidak seperti yang dipikirkan oleh ibu nya. Kontan saja ia segera berpikir mereka berperilaku aneh dan lebih jauh pikirannya langsung mengarah ke anak tercintanya, Dion. Segera menuju dapur dan menemui Dion dengan wajah marah-marah. Ibu nya bercerita tentang dua kawannya aneh itu sembari memarahi Dion tanpa jeda sedikitpun. Kagetnya bukan main, karena Dion tak mengerti dengan yang Ibu nya sampaikan. Lantas setelah semuanya tenang, Dion pun menjelaskan kepadanya kalau yang di maksud itu salah faham.

Apakah kisah nenek gayung sudah selesai? Jawabannya tentu saja tidak. Dewi yang masih menjadi teman dekatnya Dion suatu ketika menatap serius. Dan Dion pun mengerti maksudnya. Saat itu ia mengucapkan dengan kesungguhan hati kalau Dewi adalah pilihannya yang tepat. Selang seminggu kemudian ia mendapati hal aneh, beberapa tanda di punggung Dion seperti kena cakaran makluk halus. Segera ia bersama dua sahabatnya menemui dukun sakti untuk membantu membuka tabir dibalik yang terjadi dengan Dion akhir-akhir ini. Kontan semua kaget ketika ia menjelaskan pernah bertemu dengan nenek tua yang membawa gayung dan tikar pandan saat hendak menyeberang di jalan raya pada suatu malam yang gelap dan sepi. Akhirnya sang dukun berusaha untuk membantu memecahkan masalah yang Dion hadapi.

Kuncinya oleskan obat pemberian sang dukun ke tubuh yang terkena luka.  Kemudian ikuti saran sang dukun agar selamat dari nenek gayung itu. Pertama temui kuburan nenek gayung. Lalu gali sampai menemukan jasadnya. Dan yang terakhir mandikan layaknya manusia biasa ketika meninggal segera dimandikan, shalatkan, kafani dan yang terakhir dikubur di tempat yang semestinya. Alasannya agar jasadnya tenang dan tidak mengganggu Dion kembali dan warga setempat pada umumnya. Dan mereka pun setuju sembari bingung sambil melirik satu dengan lainnya. Karena setelah itu mereka harus bersikeras agar menemukan kuburannya yang dukun sendiri ketika ditanya tidak tahu entah dimana jasad nenek gayung disemayamkan.

Pada akhirnya saat Dion diingatkan oleh sahabatnya akan sosok Dewi itu ternyata dia baru sadar kalau Dewi adalah penjelmaan dari nenek gayung. Sempat tak percaya akan cerita teman-temannya, seolah-olah mereka iri padanya. Namun ke dua sahabatnya itu bersikeras ditambah dua teman perempuannya, Dion pun menyadari kalau ia telah tertipu oleh Dewi. Saat itulah ia mulai yakin apa yang selama ini orang-orang ceritakan kepadanya benar adanya. Dewi pun berubah menjadi nenek gayung yang menyeramkan. Pantas ketika suatu waktu ia, Dion, disindir oleh pa hansip yang tengah keliling ronda di kampung kalau Dion rada aneh karena pacaran bersama nenek tua. Sayangnya ia tak menyadari kalau Dewi itu adalah nenek gayung yang menjelma menjadi wanita muda yang cantik.

Semenjak itu di malam hari tepat ketika Dion sadar kalau Dewi adalah nenek gayung, kuburan yang bertanda cangkul yang belum selesai dilepas dari kuburan, segera digali dan mengikuti saran dari sang dukun. Dan hari-hari yang mereka lalui pun menjadi tenang setelah sosok nenek gayung itu tak muncul lagi. Catatan di akhir cerita ini yakni, selama hidupnya nenek gayung adalah seorang nenek yang semasa hidupnya suka membantu warga untuk memandikkan orang yang sudah meninggal. Hanya ketika ia sudah tua dan meninggal, sang suami, kakek tua itu pun meninggal saat hendak memandikannya, dengan badan terkulas lemas dan jatuh menimpa cangkul yang mengarah ke atas dan menimpa kepalanya. Semenjak itulah peristiwa demi peristiwa aneh menimpa warga sekitar karena tak ada satu pun yang memandikannya. Begitulah cerita sang dukun dengan wajah seriusnya.

(Fahmi Awaludin, Sabtu, 23 April 2012 pukul 1.28 siang)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun