Kritik bahwa Pemerintah Indonesia berupaya memanfaatkan para transmigran untuk menggantikan populasi lokal, dan untuk melemahkan gerakan separatis lokal. Program ini beberapa kali menyebabkan persengketaan dan percekcokan, termasuk juga bentrokan antara pendatang dan penduduk asli setempat.
Seiring dengan perubahan lingkungan strategis di Indonesia, transmigrasi dilaksanakandengan paradigma baru sebagai berikut :
- Mendukung ketahanan pangan dan penyediaan papan ;
- Mendukung kebijakan energi alternatip (bio-fuel) ;
- Mendukung pemerataan investasi ke seluruh wilayah Indonesia ;
- Mendukung ketahanan nasional pulau terluar dan wilayah perbatasan ;
- Menyumbang bagi penyelesaian masalah pengangguran dan kemiskinan.
Transmigrasi tidak lagi merupakan program pemindahan penduduk, melainkan upaya untuk pengembangan wilayah. Metodenya tidak lagi bersifat sentralistik dan top down dari Jakarta, melainkan berdasarkan Kerjasama Antar Daerah pengirim transmigran dengan daerah tujuan transmigrasi. Penduduk setempat semakin diberi kesempatan besar untuk menjadi transmigran penduduk setempat (TPS), proporsinya hingga mencapai 50:50 dengan transmigran Penduduk Asal (TPA).
METODE PENELITIAN
Penelitian akan dilakukan di wilayah Kabupaten Konawe dengan pertimbangan bahwa di daerah ini banyak terdapat warga transmigrasi dari berbagai enik seperti etnik Jawa, Bugis, Makassar, Madura, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Waktu penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah 2 bulan yakni bulan Maret sampai April 2019.
Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang sangat memahami permasalahan yan diteliti. Adapun yang dimaksud sebagai informan kunci dalam penelitian ini adalah tokoh masyarakat etnik Jawa, Madura, Bali, NTB, Bugis dan Tolaki yang ada di Kabupaten Konawe masing-masing etnik diwakili oleh 1 (satu) orang, sehingga jumlah informan kunci sebanyak 6 orang.Â
Informan biasa, yaitu orang yang dianggap mengetahui permasalahan yang diteliti yaitu Camat dan Kepala Desa di wilayah Kabupaten Konawe..Penelitian yang dilakukan pada Desa Basala menggunakan metode pengumpulan data yang meliputi : Oberservasi, Wawancara Wawancara dan Dokumentasi.
Teknik analisis data yang sesuai dengan penelitian kualitatif adalah analisis deskriptif kualitatif. Secara operasional teknik analisis data yang dilakukan melalui beberapa tahapan sebagaimana model teknik analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1994:218) Â adalah:
Pengumpulan data
Pada bagian ini, penulis melakukan observasi dan pengumpulan data melalui wawancara, serta dokumentasi dari informan yang berhubungan dengan tujuan penelitian.
Reduksi data