Ada ketakutan dan kekhawatiran bahwa aksi tersebut akan berujung pada konflik horizontal berbau SARA, khususnya di Ibukota Jakarta tercinta ini. Ancaman yang beredar pun tidak hanya kepada Ahok saja sekarang ini, tetapi juga sudah menjurus kepada ancaman terhadap Jokowi (pemerintah), aparat, etnik dan agama tertentu. Bahkan sudah ada pula yang mengaitkan hal ini dengan peristiwa Mei 1998. Kejadian di Poso, Ambon, dan sebagainya.
Media sosial lantas kemudian menjadi alat propaganda yang efektif, disamping WA tentunya. BBM seharusnya sudah keluar dari hitungan mungkin karena sudah banyak yang nggak pake lagi, tetapi toh masih saja ada segelintir orang yang mengirim pesan-pesan tersebut di BBM.
Sebetulnya kita tak usah mudah terpancing dan jangan euphoria menyebarkan, meneruskan banyak pesan-pesan serupa. Anda mungkin lupa, tetapi dengan semakin banyak kita edarkan justru nama FPI akan semakin terkenal dan melambung tinggi sampai ke langit.
Demo memang adalah hak setiap individu dan organisasi. Namun terkadang demo sering dipakai sebagai alat politisasi dan demi keuntungan kelompok tertentu saja. Bisa jadi, mereka justru senang kalau rasa takut dan khawatir muncul di masyarakat. Ini diharapkan dapat memunculkan apriori dan ketidaksukaan masyarakat terhadap pemerintah. Banyak sekali agenda-agenda tertentu yang sama sekali tidak publik ketahui. Kemungkinan.
Contoh sederhana saja, mereka tuntut Ahok diproses karena ucapan tentang Almaidah 51. Tetapi kenapa ujung-ujungnya Jokowi yang dibawa-bawa. Jelas sekali ada agenda terselubung di sana. Kenapa si Habib siapa tuh, menyentil-nyentil Jokowi. Kenapa pula si Tengku siapa tuh yang dari MUI sampai bilang, katanya kalau sampai 2 minggu tidak ada proses hukum, maka Presiden yang akan diturunkan. Apa hubungan? Makanya ada saya baca komentar balasan seperti begini, ‘Presiden diturunkan ndasmu. Siapa elo!’.
Ini jelas propaganda. Video dan meme-meme semacam ini terus-terusan disebarkan untuk membentuk opini di masyarakat bahwa Ahok salah, lalu kemudian karena Jokowi diam saja maka Jokowi juga turut salah, maka ia harus diturunkan.
Emangnya Jokowi bendera bisa seenak udelmu diturunin kapan saja kamu mau? Terus siapa yang mau gantiin? Apa Anda tiba-tiba akan angkat koncomu jadi Presiden? Engkongmu atau orang yang punya duit banyak barangkali? Makanya, mikir bro. Propaganda semacam itu bagi saya amat menyesatkan loh.
Untuk menyebar ketakutan dan ketidakpercayaan pada pemerintah dan aparat, maka propaganda-propaganda seperti akan terus ditebar dan disebar. Mereka berharap jadi viral, dan akan lalu muncul kegerakan masa menuntut Presiden bertindak, kalau tidak ya mundur atau diturunkan. Bos besar TNI sudah bicara. Bosnya kepolisian sudah bicara. Kita tidak usah terpancing dan panik lah.
Jangan mudah terpancing. Berdoa saja supaya tanggal 4 November nanti turun hujan lebat disertai petir, mau kita lihat masih idealis kah para pendemo ini atau nggak…..hahahaha. Kalau jutaan orang berdoa minta turun hujan kan mujarab tuh. Kalau idealis ya mereka harus tetap demo dong ya, hujan panas nggak masalah bukan, jangan ditunda. Tidak semua ormas Islam juga akan ikut demo itu kok. Bahkan dua yang paling besar pun melarang memakai atribut mereka.
Propaganda bahwa Ahok menista agama dan Alquran menyebar begitu cepat. Sekarang propaganda Jokowi akan diturunkan mulai disebarkan. Ada apa ini? Kelompok manapun yang bermain di belakang aksi demo ini harus lebih banyak berkaca sebetulnya. Jangan sampai hanya karena kepentingan perut dan dompetmu, keutuhan bangsa rela kau jual.
Logika Berpikir