Mikir dulu sebelum Anda sungguh-sungguh menjawab pertanyaan ini. Terlalu banyak orang berkamuflase dengan frasa “Orang Indonesia Asli” tetapi sebetulnya untuk tujuan politis dia atau kelompok dia semata. Apapun itu.
Bagi saya pribadi, siapapun yang LAHIR dan punya KTP Indonesia maka dia berhak dan pantas disebut ORANG INDONESIA ASLI, terlepas dari ujung manapun leluhurnya datang. Itu sudah final dan mengikat lho.
Oma saya sendiri adalah orang Finlandia yang kebetulan waktu itu bertugas di Indonesia lalu kemudian kawin dengan opa saya yang orang Minahasa, maka lahirlah bapak saya, lantas kemudian lahirlah saya. Apa lalu kemudian kalau begitu maka saya tidak bisa dianggap Indonesia asli? Tunggu dulu, man! Saya bisa tersinggung kalau digituin. Kalau Anda masih mau debat lebih lanjut, oke mari kita lanjutkan.
Kenapa rupanya sampai saya kepincut untuk membahas soal ini sih? Itu adalah gara-gara pernyataan ‘bodoh’ dari seseorang yang sebetulnya selama ini saya anggap pintar. Dia adalah salah satu pentolan Partai PPP. Saya bacanya di Kompas.com hari ini beritanya.
Dia, yang mengatasnamakan Partai Persatuan Pembangunan mengusulkan kembali dilakukan amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945, terutama pada Pasal 6 ayat 1.
Apa itu bunyinya? Begini bunyi Pasal 6 ayat 1 UUD 1945 tersebut, "Calon presiden dan calon wakil presiden harus seorang warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden".
Nah, PPP menurut Romahurmuziy menginginkan frasa "orang Indonesia asli" untuk kembali dimasukkan dalam pasal tersebut, persis seperti sebelum pasal itu diamandemen tempo hari. Dengan demikian, pasal tersebut akan nantinya disertai lagi frasa "Presiden ialah orang Indonesia asli". Ini menurut saya pribadi, kita ini sepertinya mau diajak untuk mundur lagi ke belakang. Amandemen pasal itu, tempo hari sesungguhnya adalah lompatan cara berpikir kita yang waktu itu masih ‘kuno’. Tapi masak iya sih kini kita mau diajak mundur lagi ke belakang. Ini tentu ada batu di balik udang toh. Indonesia asli yang mana?
Lucunya lagi, menurut dia, bahwa perubahan bunyi pasal tersebut sangat diperlukan sebagai ketegasan sikap dan semangat nasionalisme. Para pendiri bangsa atau yang biasa dikenal dengan founding fathers, katanya menginginkan bangsa ini dipimpin oleh orang Indonesia asli.
Ketegasan apanya? Itu kan bisa jadi adalah penafsiran orang per orang. Asumsi dan interpretasi orang per orang. Pertanyaan saya memang adalah pertanyaan klasik, yaitu siapa sebetulnya orang Indonesia asli? Tapi tolong dijawab saja. Apakah Anda dapat membuktikan bahwa Anda itu Indonesia asli dan sama sekali bukan keturunan?
Istilah Indonesia asli yang sering disebut pribumi sendiri masilah begitu rancu dan tak ada batasannya. Apakah yang dapat disebut asli dan pribumi itu adalah dilihat dari siapa yang paling lama tinggal di negeri bernama Indonesia ini, atau setiap mereka yang lahir di negeri ini? Atau ada batasan sampai keturunan dan keturunan ke berapa maka ia baru dapat disebut asli, lewat dari itu disebut tidak asli lagi? Sungguh membingungkan.
Dikotomi antara ‘pribumi’ dan ‘pendatang’ sontak membuat kegerahan tersendiri bagi banyak orang yang dianggap sebagai pendatang. Semua pergerakan seakan dibatasi dan terus dianggap sebagai ‘warga Negara kelas dua’, justru oleh sesama mereka sendiri, yang juga adalah pendatang! Sungguh memiriskan.
Memang secara kesukuan, maka ada begitu banyak suku di republik ini yang sudah menghuni sejak lama dan karena itu sering dibedakan menjadi pribumi dan pendatang.
Beberapa suku di Minahasa umpamanya, mereka itu dianggap manusia-manusia pertama di tanah Minahasa (tanah Toar-Limuut). Ya, mereka adalah turunan pertama Toar dan Lumimuut dan disebut ‘asli’ Minahasa. Suku Batak di Sumatera Utara juga sebagai contoh. Minang di Sumatera Barat. Ada Bugis di Sulawesi Selatan, Dayak di Kalimantan Tengah, dan banyak lainnya. Apakah mereka semua asli Indonesia? Belum tentu.
Kita harus merunutnya jauh ke belakang. Jawabannya adalah, baik dari tinjauan sejarah maupun berdasarkan mitos dan pendekatan legenda, maka hampir pasti tidak ada satupun yang dapat membuktikan bahwa dirinya adalah pribumi asli. Itu.
Semua kita ini pendatang, yang asli adalah manusia purba yang hidup jutaan tahun yang lalu. Itupun sebetulnya bukan asli banget, karena ternyata mereka juga datang dari luar sana untuk kemudian menetap dan beranak-pinak di Nusantara kita ini.
Siapa Orang Indonesia Asli?
Mari kita telisik tentang Homo erectus.Kaum ini datang ke Nusantara jauh sebelum manusia modern muncul berkembang di Nusantara kita ini. Mereka ini, menurut catatan sejarah, telah melakukan sebuah migrasi panjang dari Afrika nun jauh di sana untuk datang ke sini. Ya sekitar sejak 1.8 juta tahun yang lalu lah. Dari data teranyar, didapatilah bahwa Homo erectus inilah penduduk yang paling lama tinggal di negeri kita ini, yaitu sudah sejak sekitar 1.5 – 1.7 juta tahun. Kelompok Homo erectus ini ada yang kemudian singgah lalu menetap di Flores, Nusa Tenggara Timur.
Manusia purba ini kemudian kawin mawin di daerah yang mereka datangi itu, lalu menyebarlah mereka sampai ke Sunda. Jadi, kelompok pendatang pertama ini sudah menikmati Nusantara ini jauh jauh jauh jauh bahkan sebelum kakek paling tua yang kita kenal lahir ke muka bumi ini. Mereka hidup sampai sekitar 100.000 tahun yang lalu sebelum akhirnya punah, hilang dari peredaran dan peradaban.
Setelah itu? Barulah bermunculan apa yang kita kenal sebagai Homo sapiens atau manusia modern. Mereka juga berasal dari Afrika, yang lalu kemudian melakukan migrasi besar-besaran ke seluruh penjuru dunia hingga juga mencapai Nusantara ini. Manusia modern pertama yang sampai ke wilayah Nusantara ini berciri Melanosoid (seperti bentuk dan cirinya orang Papua). Mereka lalu menyebar ke sana-sini, diduga ada hampir ke semua wilayah Nusantara.
Para arkeolog dan paleontolog menduga bahwa manusia modern berciri Melanosoid ini diduga kuat pernah hidup bersama di satu pulau dengan jenis manusia lain yang merupakan keturunan langsung dari Homo erectus yaitu Homo floresiensis di sekitar Kepulauan Flores.
Setelah itu, masih juga terus berdatangan para pendatang manusia modern berikutnya ke Nusantara ini. Mereka itu adalah kelompoknya Melayu-Austronesia. Rumpun Austronesia ini merupakan rumpun yang sangat besar karena mencakup suku Melayu, Formosan , Polynesia, dan lain sebagainya. Ciri mereka adalah memiliki kulit kecoklatan, rambut tebal dan agak sedikit ikal, hidung tidak mancung. Ya, mungkin saja Anda merasa diri Anda pas untuk masuk di rumpun Austronesia ini.
Jauh melompat ke depan, sejarah lalu menunjukkan kepada kita tentang adanya diaspora masyarakat dari Tiongkok yang berlangsung dalam beberapa gelombang. Gelombang pertama yang cukup besar dipengaruhi oleh kebijakan Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Wikramawardhana yang sangat liberal dan rupa-rupanya memperbolehkan semua orang dari ras dan agama apapun untuk berdagang dan menyebarkan agamanya di daerah kekuasaan Majapahit. Cheng Ho adalah ‘pahlawan’ dalam penyebaran ini.
Seperti yang pernah saya tuliskan di sini CHENG HO Penemu Benua Laksamana Cheng Ho yang beragama Islam bolak-balik datang ke Nusantara ini dengan maksud baik. Ia mengunjungin Pantai Utara Jawa bagian Tengah untuk berdagang pada sekitar awal abad 15. Banyak di antara pasukan yang dibawa Cheng Ho akhirnya menetap dan kawin mawin beranak-pinak menyebar di Nusantara ini.
Jadi etnis Tionghoa pun sudah sejak lama bercokol di Nusantara ini. Makanya sangat aneh kalau hari ini ada begitu banyak orang yang menolak kepemimpinan Ahok oleh karena dia itu keturunan Cina/Tionghoa. Ini sungguh menyebalkan, huh!Kita ini sama-sama manusia modern toh, bukan manusia purba lagi. Jadi mestinya pikiran kita sudah harus modern dan jangan berpikiran purba. Iya toh?
Jadi Siapa Sebetulnya Orang Indonesia Asli Itu?
Pasti bingung. Karena dari silsilah saja, coba Anda buktikan sendiri, Anda itu dari keturunan mana dan kelompoknya siapa? Asalkan jangan Anda mengaku bahwa Anda itu keturunan langsung si Erectus yah, sebab dia saja sudah punah ratusan ribu tahun yang lalu.
Dalam tinjauan sejarah, jelas sekali bahwa sesungguhnya Nusantara ini pada mulanya adalah tanah yang tidak ada siapapun yang mendiaminya, sampai pada akhirnya mulai banyak didatangi oleh semua pendatang yang disebutkan di atas itu, ditambah lagi dengan pendatang-pendatang lain semisal yang datang di kemudian hari dari Eropa, India, dan Arab.
Semua pendatang ini menjadikan kita kaya sebagai negeri yang sangat beragam. Sangat mejemuk. Namun tentu kita semua adalah satu adanya. Itulah Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi satu. Meskipun agama kita berbeda. Walaupun ras kita berbeda. Kendatipun warna kulit kita tak sama. Tetapi saya bisa pastikan bahwa dalam darah kita mengalir darah yang sama yaitu “Darah Keindonesiaan”.
Oleh sebab itu pulalah, saya sebetulnya mau mengajak kita semua untuk sama-sama menyadari bahwa kita semua yang lahir di negeri ini, negeri dimana pusar kita ditanam, maka kita semua adalah Indonesia Asli. Janganlah kita diajak kembali mundur untuk mulai memisah-misah diri lagi dengan sebutan pribumi atau Indonesia asli dan pendatang atau non-pribumi. Karena kalau kita mau jujur, maka kita semua adalah pendatang.
Akhir kata, kalau ada yang masih mau mengutak-ngatik kebhinekaan kita, saya pastikan dia itu bukan datang dari jenis homo erectus. Bukan pula dari homo sapiens. Tetapi dia itu jangan-jangan malah adalah homo beneran! LOL. Makanya hati-hati jadi orang, bro! Pikir dulu sebelum bicara dan menebar wacana. Peace and cheers! ---Michael Sendow---
Sumber: Wikipedia, zenius.net
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H