Jualan anti penggusuran adalah jualan klasik setiap calon gubernur dari waktu ke waktu. Jualan ini kadang dipoles dan dipolitisasi sedemikian rupa supaya warga akan melihat mereka sebagai ‘pahlawan rakyat kecil’. Pahlawannya para wong cilik. Tetapi coba tanya bagaimana mereka akan melakukan pembangunan dan melebarkan sungai, serta menata kota tanpa merelokasi warga? Paling mereka akan berkelit dengan bahasa klasik mereka juga, “Ooh ada...nanti yah kita sampaikan pada waktunya..” Ember bocor!
8. Membentuk PPSU
Melalui peraturan gubernur (pergub) tentang perekrutan para pekerja penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU), Ahok sudah membuat sejumlah pasukan yang ditugaskan untuk menangani persoalan darurat dan kecil di seluruh dan seputaran Jakarta.
Misalnya, untuk membersihkan sampah yang menyumbat saluran air, untuk memunguti sampah yang dibuang orang tak bertanggung jawab secara sembarangan, untuk menambal lubang kecil di trotoar, dan masalah kerusakan pada sarana dan prasarana umum di Jakarta lainnya.
Dengan seragam oranye, PPSU itu pun lalu ditempatkan berdasarkan zonasi tertentu di setiap kelurahan. Satu zona misalnya, satu ruas jalan atau taman, bisa diisi 2-3 pekerja yang dibagi dalam 2 giliran kerja dari pagi hingga malam. Satu kelurahan akan mendapatkan 40-70 pekerja, tergantung luas wilayah dan jumlah penduduk.
Apakah berjalan baik dan ada manfaatnya? Sangat jelas ada. Merekalah ujung tombak dan garda terdepan Jakarta menjadi lebih bersih, lebih indah, dan lebih terawasi.
Beberapa bulan lalu, selokan di depan tempat tinggal saya di daerah Kayu Putih mampet luar biasa oleh karena timbunan daun kering, ranting pohon, dan sampah-sampah plastik. Airnya sampai meluap ke jalanan dan baunya busuk sekali. Saya lalu teringat ada program atau aplikasi qlueuntuk melaporkan keluhan apa saja di kota Jakarta ini.
Nah, saya lalu daftar segera, kemudian saya foto selokannya dan kirim melalui aplikasi itu. Tak menunggu lama tiba-tiba ada balasan, dot merah berkedip, dengan catatan yang ditampilkan adalah bahwa laporan sudah diterima dan dalam proses penanganan. Keesokan harinya pasukan berseragam orangedatang lengkap dengan peralatan mereka. Selokan dibersihkan dan air got langsung lancar mengalir. Ini contoh sederhana saja. Tahun-tahun sebelumnya mana ada seperti ini? Kepada siapa kita harus melaporpun rasanya kita nggak tau tuh.
9. Penerapan Electronic Road Pricing
Ini juga adalah idenya Ahok. Ia bahkan sudah menandatangani Peraturan Gubernur (pergub) terkait Electronic Road Pricing atau sistem berbayar elektronik bulan July yang lalu, dan tak mau menunggu belasan atau puluhan tahun terlebih dahulu. Diharapkan enam bulan ke depan penerapan ERP ini sudah bisa dilakukan. Proyek ini diberikan melalui tender dan alat ERP yang akan dipasang itu harus standard internasional. Dengan ini juga maka diharapkan bakalan dapat mengurangi kemacetan secara signifikan.
Itulah beberapa hal yang sudah dan sementara Ahok kerjakan. Semoga tidak semakin banyak kampanye buta yang benar-benar memakai prinsip ‘Asal Bukan Ahok’, yang dengan gelap mata menisbikan apa-apa yang sudah dilakukan Ahok untuk Jakarta selama ini. Kita jangan jual janji, tetapi jualah bukti.