Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kawin, Cerai, Kambing Hitam, dan Jangan Putus Asa

7 Agustus 2016   12:08 Diperbarui: 7 Agustus 2016   12:12 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kejadian di atas kita kenal sebagai pengalihan agresi atau displacement of aggresion. Gejala seperti ini terjadi ketika perilaku agresif verbal atau fisik dialihkan dari sumber frustrasi yang sesungguhnya ke sumber frustrasi pengganti. Suami merasa jengkel kepada atasannya namun mengalihkan hal itu ke istrinya. Lalu, istri yang jengkel terhadap suaminya mengalihkan rasa jengkel itu ke anaknya. Ini namanya lingkaran setan mencari pelampiasan. Ini kalau tidak dikelola dengan baik akan sangat berbahaya dalam kehidupan rumah tangga itu sendiri.

Nah, ada lagi yang lebih pelik dan lebih kompleks ketimbang displaceement of aggresion, yaitu proyeksi. Begini, ada seseorang yang pernah mengalami perlakuan buruk pada masa kecilnya. Ia kemudian membenci keluarganya. Akibatnya kelak di kemudian hari ketika ia sudah tumbuh dewasa maka dalam mental bawa sadarnya terpendam rasa benci yang begitu membuncah. Tetapi ia tentu tak mengakui hal itu, yang ia rasakan justru adalah kebalikannya. Apa itu? Yaitu bahwa orang-orang di sekitarnya amat membenci dirinya. Ia memproyeksikan rasa benci yang ada pada dirinya kepada orang lain. Proyeksi adalah pengalihan sifat dan peraasaan dari mental bawa sadar seseorang kepada orang lain.

Di sini letak bahayanya. Baik dalam proyeksi pengalihan sifat maupun pengalihan agresi terjadilah pelemparan kesalahan. Ada pihak lain yang tidak bersalah, tidak tau apa-apa, namun dijadikan pihak yang bersalah. Di dunia masa kini itu kita kenal sebagai gejala ‘kambing hitam’. Sangat suka mengkambinghitamkan orang lain.

Karenanya, bila dalam sebuah keluarga ada pasangan yang setiap kali punya masalah pribadi ia suka mengkambinghitamkan orang lain termasuk pasangannya sendiri, bisa jadi dalam dirinya ada salah satu dari dua hal di atas itu. Maka sering-seringlah berdiskusi dengannya secara terbuka dan dari hati ke hati. Mereka jangan pula langsung kita jauhi atau kita ajak ke pengadilan untuk urus cerai. Justru harus dicari obatnya, supaya hal-hal seperti itu tidak lalu kemudian menjadi alasan untuk bercerai.

Lalu Apa Saran Saya?

Mungkin ada yang bertanya, terus apa saran terbaik supaya rumah tangga saya bisa tetap utuh? Atas pertanyaan itu saya hanya bisa menjawab bahwa jawaban paling baik ada dalam diri Anda masing-masing yang sementara menjalani kehidupan berumahtangga dengan pasangan Anda. Hanya dengan menjalani kehidupan berumahtangga sejujur-jujurnya Anda akan selalu temukan jalan keluar terhadap permasalahan rumah tangga yang lagi dihadapi, serta cara terbaik menyikapi setiap masalah yang datang setiap hari. Hanya saja ada satu pesan pendek dari saya: Jangan pernah putus asa!

Ketika Wisnton Churchill masih menjadi Perdana Menteri Inggris, suatu hari ia mendapat undangan untuk mengunjungi sekolah dimana ia dulu pernah menjadi siswa di sekolah tersebut. Semua murid sudah menanti-nanti kehadiran Winston Churchill. Pada hari itu oleh pihak sekolah Churchill diminta untuk membawakan pidato yang sekiranya dapat memotivasi murid-murid yang hadir.

Tempat yang disediakan sudah penuh sesak orang. Murid, guru, bahkan para wartawan sudah memadati tempat itu untuk mendengarkan pidato Churchill yang mereka semua tahu selalu sangat mengesankan. Churchill adalah seorang orator ulung. Mereka jadi bertanya-tanya dalam hati, pidato apakah yang akan disampaikan oleh sang Perdana Menteri tersebut.

Kemudian Winston Churchill tampil di podium untuk memulai pidatonya. Semua yang hadir berdiam diri dan menatap pentuh antusias ke arah Churchill. Perdana Menteri Inggris ini lalu menyampaikan pidatonya, “Jangan putus asa! Jangan putus asa! Ya, jangan sekali-kali putus asa!” Lalu Churchill turun dari podium, duduk kembali di kursinya. Semua terkejut dan tertegun. Ini adalah pidato paling singkat yang pernah mereka dengarkan. Dan, sangat bisa jadi pidato paling singkat dalam sejarah.

Jadi, mengakhiri tulisan ini saya hanya ingin berpesan pendek bagi setiap kita yang sementara menjalani dan menjajali proses kehidupan berumahtangga. Ingatlah, seberat apapun masalah rumah tangga yang kita hadapi jangan mudah putus asa dan putus harapan. ---Michael Sendow---`

Jangan putus asa !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun