Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berpaling Dari Ruang Casino

20 Desember 2015   23:23 Diperbarui: 21 Desember 2015   00:39 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga tibalah pada suatu saat dimana saya tak bisa menolak. Oleh perkumpulan sekampung saya 'dipaksa', mereka itu  mengajak saya untuk bergabung dalam organisasi yang mereka bentuk.

Lambat laun saya mulai aktif, dan eh ternyata malah menjadi keasyikan. Kegiatan ke Atlantic City masih jalan terus namun sudah mulai jarang. Saya sudahj menemukan 'ladang' baru.

Saya punya tekad, yang lama sudah berlalu dan yang baru sudah datang. I was blind but now I see!

Di suatu sore organisasi ini ada perkunjungan orang sakit di daerah Avenel, saya diminta ikut. Mulanya enggan dan malas untuk ikut sih, tapi akhirnya pergi juga. Itu oleh karena orang yang sakit saya kenal. 

Kami pun berangkat. Masuk ke ruangan sempit itu, ada  seorang kakek renta yang lagi terbaring sakit. Saya sungguh terenyuh. Opa ini terbaring tinggal kulit bungkus tulang. Di meja kecil dekat tempat tidur ada beberapa kue kecil yang sudah dikerubuti semut. Ada sepiring nasi tanpa lauk. Ia tidak punya keluarga lain yang tinggal serumah. Saya sebetulnya kenal dekat si opa ini, tapi tak pernah punya waktu lagi mengunjunginya.

Kita lalu berbincang-bincang dan menghibur opa. Apalagi ia sudah terlihat begitu lemah, dan jelas menderita.

Opa lalu berkata dengan suara parau serta lirih, "Saya sudah terbiasa seperti ini. Bagi saya, apapun dalam hidup ini harus saya syukuri." Ternyata, kota megah ini tidak sepenuhnya memberi 'susu dan madu' baginya. Namun apapun itu, ia toh tetap mensyukurinya.

Saya merasa seperti ditampar keras. Orang yang 'satu kampung' hidup seperti ini lalu ada dimana saya? Saya membuang-buang duit di casino. Tanpa pernah mengucap syukur atas nikmat yang sudah Tuhan berikan.

Saya benar-benar merasa menjadi orang yang tidak bersyukur, dan tidak tau diri. Besoknya saya berikan setengah gaji saya ke opa yang sakit itu. Saya ikhlas. Apalagi mengingat sewaktu saya belum mengenal New York, Opa inilah yang banyak membantu saya. 

Saya juga mulai rajin mengunjunginya. Ada saat dimana nurani saya benar-benar berontak, bahwa ada banyak hal besar yang sesungguhnya  dapat saya lakukan untuk orang lain, daripada sekedar menghabiskannya di ruang-ruang casino. Someday you'll do better than you ever imagine. Saya percaya kata hati saya.

Ada istilah dalam Bahasa Inggris bilang begini;  monkeys see, monkeys do. Ini menunjukkan betapa hebatnya pengaruh teladan apa yang sekiranya mau kita tunjukkan supaya orang lain meneladani kita. Karena kenapa? Karena orang lain lebih melihat perbuatan kita daripada perkataan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun