Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kisah Lucu di Negeri Paman Sam

20 Oktober 2015   12:08 Diperbarui: 20 Oktober 2015   14:28 1903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Giliran saya ambil sop itu, seperti biasa saya selalu membongkar bawahnya dulu supaya daging dan bumbu-bumbunya naik ke atas. Eh, saya kaget, kok ada bunyi-bunyinya…”pltak plutk pltak pltuk”, apaan tuh? Saya jadi penasaran. Saya ambil pake sendok besar bagian bawah sup itu, betapa terkejutnya saya karena yang muncul ke permukaan sup itu adalah butiran-butiran telor yang masih utuh sama kulitnya, tak kurang 7 butih telor dalam belanga itu. Astaga naga ular naga, kenapa bisa begitu?

Rupa-rupanya dia itu tidak tau bagaimana caranya membuat sup pakai telor seperti yang sering kita masak. Mestinya telornya direbus tersendiri, kupas kulitnya dan masukin ke dalam sup lagi, bukannya dicemplungin begitu saja. Ini dia malah masukin ke sup sama kulitnya sekalian. Gimana cara makannya coba? Semua kita tertawa. Yah, apa mau dikata.

Dia bilang, “ Sorry, saya tidak pernah memasak sup pake telor sebelumnya di negara asal saya…” saya bilang ke dia, nggak apa-apa bro, karena kamu orang Kenya, maka anggap saja ini sebagai “Kenyan Soup”. Sup unik, dan tiada duanya di dunia dan di akhirat. Hahahaha!

 

“Let Me See Your ID, Please”

Ini kejadian di sebuah college. Nama college itu Middlesex County College, di NJ. Nah, di college itu ada perpustakaan yang sering digunakan mahasiswa untuk belajar, browsing, buat tugas, dan lain sebagainya. Uniknya, kala itu orang luar pun bisa bebas masuk menggunakan library itu. Saya waktu tahun pertama di Amerika sering belajar dan menggunakan perpustakaannya itu. Penjaganya sudah saya kenal. Satpamnya, bahkan juga beberapa dosen.

Suatu hari ada kawan saya yang belum lama tiba di Amerika ikut-ikutan mau browsing di situ. Ikutlah dia bersama saya. Eh, pas pintu masuk dia dicegat Satpam sekedar bertanya. “Dari mana asal kamu?” Dijawab kawan saya “LA”. Petugas itu heran, karena saya juga waktu itu ngakunya dari LA juga. "Oh jadi kamu dari LA dan hanya jalan-jalan saja ke NJ?",  “Iya" jawab kawan saya singkat. Ternyata petugas itu juga dari Los Angeles (LA), “Yeah me too….”. Dia senang karena tau kalau ternyata kita sama-sama orang “LA”. Ha ha ha, padahal kita ngarang aja.

Dia nggak tau kalau kawan saya hanya bercanda, tentu saya juga becanda waktu ditanyain sebelum-sebelumnya. Yang pasti kawan saya bilang LA yang dia maksud adalah Lenteng Agung. Kalau saya, ya pastilah desa LA di Minahasa yang saya maksud, yaitu Langowan Atas .

Maka masuklah kami berdua ke ruang perpustakan di college itu. Saya buat banyak tugas-tugas saya kala itu, dan kawan saya itu nggak tau deh browsing apaan. Nggak jelas. Saya sempat cek sih, dan yailah dia ternyata main catur online dan nonton youtube. Abis itu dia juga ngeprint tulisan banyak banget. Saya bilang ke dia untuk hati-hati, karena printer disediakan untuk orang bikin tugas kuliah, bukan buat yang lain. Dia cuek.

Tiba-tiba ada petugas penjaga perpustakaan yang kayaknya sudah mulai curiga datang mendekat. Lalu kemudian disamperinlah kawan saya itu. Bahu kawan saya ditepuk, dan penjaga yang lumayan kekar badannya itu berkata, “Let me see your ID, please”. (Tentunya yang dia maksudkan adalah ID card – tanda pengenal mahasiswa college tersebut). Gawat, dia curiga.

Kawan saya melongo, nggak terlihat gugup sih. Dia ini cuper cuek kayaknya. Dia pura-pura mencari ID card dalam dompet dia. Tidak ketemu. Ya jelas tak bakalan ketemulah wong emang nggak punya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun