Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Untukmu, Pak Gus...

12 Oktober 2015   16:50 Diperbarui: 12 Oktober 2015   17:05 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surat tertutup ini ‘terpaksa’ saya buka menjadi surat terbuka. Mestinya surat ini saya kirim langsung ke alamat orang yang dituju itu. Tapi karena ada event ini ya saya tuangkan di sini aja.

Nah, siapa sih orang itu? Mungkin saudara-saudara, rekan-rekan setanah air teramat ingin mengetahui sosok luar biasa yang kepadanya saya kirimkan surat ini? Kalau nggak kepengin tau juga ya ndak apa-apa sih ha ha ha. Tapi, mending saya kasih tau deh, Anda nantinya bakalan berterima kasih pada saya setelah saya kasih tau.

Sosok ini sudah banyak sekali menorehkan ‘tinta emas’ dalam ‘dunia bahasa’. Ia sudah menyumbang banyak pembelajaran bahasa, utamanya bahasa Inggris bagi begitu banyak pemirsa dan pembaca. Entahkah itu lewat Kompasiana ini, pun juga lewat tempat-tempat lain di seantero jagad raya ini. Siapa sih dia?

Siapa lagi kalau bukan Pak Gus alias Gustaaf Kusno. (http://www.kompasiana.com/gustaafkusno.) Sampai detik ini, ia sudah menuliskan artikel tak kurang dari 963 buah (tanpa biji), dan 791 di antaranya (sekitar 80%) menjadi highlight, dan ada 302 artikelnya dipajang di HL. Jumlah view sudah di atas 1 jutaan. Tidak semuanya, namun hampir seluruhnya adalah mengenai bahasa.

Tuturan bahasanya, pengetahuannya, dan cara dia menyajikan memang amat memesona. Bergizi dan punya kandongan kalori dan vitamin tinggi. Itulah yang membuat saya terpikat. Saya rupanya benar-benar jatuh cinta (falling in love) dengan tulisan-tulisannya. Jangan salah kaprah. Jatuh cintanya saya itu, hanyalah sebatas pada tulisan-tulisan Pak Gus ya, oleh karena jikalau lebih dari itu, maka saya amat yakin kepala saya akan digebukin istri tercinta saya. Gebukinnya pake sendok segede gaban. Guarantee!

Ini baru pengantarnya. Wah, pengantarnya saja sudah panjang kayak kereta api? Sabar. Karena memang sudah begitulah saya. Kalau menulis surat selalu saja pakai pengantar. Ah, dasar kau Mike! Iya, memang dasar! Karena sudah dikatai dasar, maka cepat-cepatlah saya sadar. Nah, itu kan sudah sadar sayanya!

Sekarang yang lain tutup mata karena hanya Pak Gus yang boleh baca. Ini namanya surat setengah terbuka, pengantarnya dibaca umum, isinya for Pak Gus eye’s only.

-Isi Surat-

........................................................................

Pak Gus, ijinkan saya memanggil bapak dengan sebutan itu. Selain terkesan akrab, itu juga menandakan (atau memperlihatkan) kedekatan kita yang begitu amat dekat, walau tentu tidak untuk saling mendekap. Psssst, jangan bilang-bilang orang ya pak kalau kita sebetulnya hanya dekat lewat tulisan-tulisan kita saja. Saya penyuka bahasa, dan Anda adalah a language lover. Sebatas itu. Mantap!

Surat ini saya tuliskan di hari terakhir event menulis surat cinta. Cinta memang kadang selalu datang terlambat ya pak? Ha ha ha better late than never, ya kan pak?

Saya teringat waktu Pak Gus menulis sebuah tulisan bertajuk Bicara Soal "Bulu" dan "Janda". Ada perasaan geli, karena kala itu saya langsung saja membayangkan ada bulu-bulu ayam yang seketika masuk ke telinga saya. Eh, ternyata isinya lain, jauh dari kesan kegelian, bahkan isinya adalah sesuatu yang amat membantu dan luar biasa bagus.

Pak Gus mungkin masih ingat kalimat ini, “Jadi sesungguhnya pemakaian kata “bulu” sama sekali bukan mengesankan “rambut yang halus dan lembut”. Sekadar mengingatkan saja, istilah “bulu ayam” dalam bahasa Inggris bukan disebut dengan chicken’s hair, tetapi ada istilah khusus yaitu feather. Demikian pula istilah “bulu domba” bukan disebut sheep’s hair, tetapi ada istilah khusus yaitu fleece. Namun istilah fleece ini tak dipakai dalam kiasan “serigala berbulu domba” karena dalam bahasa Inggris diungkapkan dengan “a wolf in sheep’s clothing”.

Memang betul sekali pak, dalam bahasa kita arti ‘bulu’ itu sangat bervariasi, dan tidak melulu soal rambut. Ada bulu tangkis, ada bulu babi (nama binatang air), dan lain-lainnya.

Sebutan untuk bulu pun ada banyak ya pak? Ada sebutan axial hair (bulu ketiak), pubic hair (bulu kemaluan), chest hair (bulu dada), nose hair (bulu hidung) dan sebagainya.

Aduh, maaf pak, kenapa jadi ngelantur ke masalah bulu ya? Sudahlah, lupakan saja masalah bulu itu. Meskipun saya juga sangat yakin bahwa kehidupan kita semua tak bakalan lepas dari soal bulu ini, tetapi pak kita sudahi saja soal bulu ini ya. Saya kok jadi kayak beat around the bush ya pak? Ada yang sebetulnya lebih penting dari soal bulu. Apa itu?

Ini dia ----- Yaitu salam hormat saya pada Pak Gus. Doa-doa saya untuk Pak Gus. Dan, tentu saja harapan-harapan saya buat dunia kepenulisan Pak Gus. Tentu juga, supaya Tuhan kiranya melimpahkan berkat dan kemampuan untuk terus menulis dan berbagi. Agar Pak Gus selalu punya waktu untuk menulis dan membagikan pengetahuan bahasanya kepada semakin banyak orang. Amin. (Aminin dong pak….)

By the way (baca: ngomong-ngomong), saya sudah pernah membeli dan membaca tuntas tas tas tas….buku Pak Gus tentang ‘Bunga Rampai Bahasa’. Bagus sekali isinya. Kadang membuat kita tertawa, serempak ada perasaan bersedih. Loh kenapa bisa sedih? Jelas saja sedih oleh karena melihat begitu banyak kekurangan dan kelemahan kita dalam berbahasa.

Semoga kita semua tidak akan miss the boat dalam mengembangkan diri, dan terus memiliki semangat menulis seperti yang Pak Gus punyai.

Akhirnya, to make a long story short, saya sudahi saja tulisan ini dengan megucapkan “menulislah terus Pak Gus!”. I will always love you, and of course your writings…..Ha ha ha.

Dan, tak lupa pula saya berpesan tidak perlu balas surat saya ini yah….Tetapi kirimin saja buku bunga rampai bahasa itu ke alamat yang akan saya kasih belakangan. Maklum yang saya beli dipinjam kawan dan dengan begitu teganya dia tidak punya niat untuk balikin bukunya ke saya. Sudah lebih dari 3 bulan loh pak. Ha ha ha!

After all, Elvis has left the building, that’s why I have to finish right here!

....End of story.....

Eh, ada yang terlupa pak: Cheers!

---Michael Sendow---

 

NB : Ikuti Event Surat-menyurat di Sini (http://www.kompasiana.com/androgini/event-fiksi-surat-menyurat-di-kompasiana_5618f89b4123bd3d16f2001f)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun