Mohon tunggu...
Michael Sendow
Michael Sendow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Writter

Motto: As long as you are still alive, you can change and grow. You can do anything you want to do, be anything you want to be. Cheers... http://tulisanmich.blogspot.com/ *** http://bahasainggrisunik.blogspot.co.id/ *) Menyukai permainan catur dan gaple. Menulis adalah 'nafas' seorang penulis sejati. I can breath because I always write something...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Karena Kompasiana Saya Bisa Bernafas

16 September 2015   14:38 Diperbarui: 16 September 2015   15:11 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="(Pic Sourse: Kompasiana.com)"][/caption]

Ah, Anda lebay saudara! Mungkin itulah pendapat mereka-mereka yang belum menjadi kompasianer. Bisa jadi saya memang agak sedikit lebay sih, namun apa yang saya tuliskan itu semuanya benar oleh karena saya mengalaminya sendiri sejak tahun 2011 yang lalu. Motto saya ini, “Dengan menulis maka Anda akan hidup”. Di lain kesempatan saya menulis motto yang lain, “Writing is breathing…” Menulis adalah ‘nafas kehidupan’ bagi seorang penulis sejati. Ketika ia berhenti menulis itu berarti ia berhenti bernafas.

Tanggal 6 Februari 2011 saya mendaftar resmi menjadi kompasianer, anggota ‘rumah besar Kompasiana’, tentu saja saat itu di tengah hingar bingar dunia blog dan dunia kepenulisan lainnya. Jujur mesti saya akui, sepanjang hidup kepenulisan saya, di Amerika maupun di Indonesia, menulis di Kompasiana menjadikan hidup saya semakin berwarna, dan dunia menulis saya menjadi amat hidup dan berkembang. Lain daripada yang lain. Oleh karenanya di lain kesempatan saya sempat menulis supaya Kompasiana tetap berbeda. Menjadi sesuatu yang lain dan tak ditemui padanannya. http://www.kompasiana.com/michusa/kompasiana-justru-harus-berbeda-dong_5500e32ba333118d735120a0

Kompasiana adalah ladang kita menabur dan menuai. Ingatlah pepatah kuno yang berkata “Apa yang kau tabur, itulah juga yang akan kau tuai”, maka demikianlah menulis di kompasiana ini bekerja. Semakin banyak kita menabur tulisan-tulisan yang bermanfaat, maka seiring berjalan waktu maka akan banyak manfaat juga yang akan kita tuai darinya. Baik bagi diri kita sendiri sebagai penulis, maupun bagi para pembaca tulisan kita. Robert Frost membahasakannya secara unik, “No tears in the writer, no tears in the reader. No surprise in the writer, no surprise in the reader.” Buatlah kejutan-kejutan bermanfaat dalam setiap tulisanmu, niscaya engkau akan dikenyangkan oleh beragam kejutan yang senantiasa datang menghimpirimu.

Buah dari keaktifan saya menulis di Kompasiana juga sangat banyak. Di antaranya adalah saya dapat banyak teman berinteraksi. Ini adalah modal dasar tentunya….hehehe…Bukankah untuk berdagang maka kita harus punya banyak jaringan? Nah, saya sih tidak menjual barang namun menjual ide. Bagi yang menjual barang dagangan lewat komunitas ini juga kan kayaknya sah-sah saja toh. Bagi saya, dagang ide itu ternyata justru sangat mengasyikkan. Saya ketemu pengusaha, sama-sama kita berbisnis. Saya ketemu penulis buku, sama-sama kita kemudian menulis buku. Saya ketemu pemain catur, sama-sama kita main catur. Saya ketemu penikmat kopi, ya sama-sama kita minum kopi bareng. Saya ketemu pejabat, sama-sama kita diskusi politik. Saya ditawari jadi PNS eh umur saya ketuaan hahaha….Ya sudahlah….

Menulis di Kompasiana membawa banyak kesegaran baru. Kerap kita memperoleh apa yang selama ini mungkin belum pernah terbayangkan sama sekali.

Saya sudah menulis dua buku tentang Bahasa Inggris Untuk Peluat, tentu oleh karena keaktifan menulis dan merangkum tulisan-tulisan saya di Kompasiana. Saya juga ikut andil menyumbang dua tulisan dalam Buku Ahok Untuk Indonesia tentu juga adalah berkat Kompasiana. Menyumbang tulisan di buku kolaborasi Kami Tidak Lupa Indonesia adalah juga berkat Kompasiana. Ini semua tentulah adalah berkat yang tak ternilai harganya. Sama sekali melebihi nilai uang. Bahkan pun melebih nilai dollar yang seakan sudah membuat rupiah kita semaput. Melebihi semuanya itu. Oh, pokoknya tidak bisa dinilai dengan uang lah. I am proud to be a writer. I am proud to become kompasianer.

Pada suatu kesempatan lain, saya juga pernah diminta menulis tentang Indonesia oleh sebuah majalah luar, katanya oleh karena mereka sempat membaca beberapa tulisan wisata saya di Kompasiana (sudah pernah saya tuliskan di Kompasiana ini). Saya heran, ah masak sih mereka ngerti bahasa Indonesia, kan saya nulisnya pake bahasa Indonesia. Ooh jangan-jangan mereka tertarik lihat fotonya doang hahaha…Tapi kesempatan itupun saya ambil juga, yah itung-itung buat promosiin keindahan Indonesia juga bukan?

Berkat kompasiana juga saya mendapat berkat lain yaitu diundang tampil di Kompasiana TV (di Kompas TV) beberapa kali. Terakhir kemaren malam kalau nggak salah, hanya saja pas sudah siap-siap online, utak atik sana sini eh server di kantor mati tanpa sebab yang jelas. Wah, akhirnya nggak jadi on-air. Minta maaf sedalam-dalamnya buat Mas Alvin di Kompasiana TV yah karena janji saya tak bisa tertepati oleh karena server yang mogok kerja, padahal sudah saya bayar internetnya penuh buat satu bulan. Sesungguhnya topik diskusinya amat menarik: Tentang dubes-dubes saat ini yang katanya adalah bekas-bekas relawannya Jokowi. Terus kenapa? Anak-anak muda bilang: So what gitu loh!

Ada beberapa tulisan saya di Kompasiana juga yang ternyata dipakai sebagai bahan skripsi oleh mahasiswa tingkat akhir. Ada juga yang hanya sekedar mengambil kutipan-kutipan motto hidup saya. Tidak soal, yang penting kita harus terus membagi berkat kepada semakin banyak orang, selagi kita bisa. Kalau tidak bisa lewat hal-hal lain, umpamanya lewat materi dan atau harta, maka berbagilah lewat tulisan. Sesederhana itu. Write something good for your readers.

Saya juga bersyukur dapat mengenal Kang Pepih dan Mas Isjet, penemu dan motor di Kompasiana ini. Tentu juga ada Mas Nurul yang sudah pernah bertemu di acara peluncuran Buku Ahok Untuk Indonesia. Saya sudah sempat foto bareng dengan Kang Pepih dan Mas Isjet, tapi belum pernah foto sama Mas Nurul dan staf Kompasiana lainnya.

Satu keinginan saya memang belum juga terkabulkan, yaitu supaya bisa main catur lawan Kang Pepih. Sebagai penyuka dan sering ikut pertandingan catur, tentu saya begitu amat tertantang menjajal kecanggihan Kang Pepih. Dari profil dan statusnya, ia itu bisa jadi lawan berat saya. Mungkin saya bakalan kalah, tapi ya perlu kita coba satu dua set dulu lah. Pembukaan E4 atau Scotch adalah kesukaan saya bila pegang buah putih. Ikut-ikut pembukaannya Kasparov lah. Jadi, Kang Pepih, dimana pun dikau berada, seandainya tulisan ini sampai di depan matamu, ini adalah sekaligus juga tantangan terbuka saya. Semoga ada waktu yang pas buat kita berdua. Kenapa saya berani menantang Manager Kompasiana? Oleh karena saya adalah kompasianer, bagian tak terpisahkan dari komunitas ini. Kalau seandainya saja saya tidak tergabung di sini, manalah berani saya menantang beliau. Ini semua tentunya juga adalah berkat Kompasiana. Winston Churchill lantas seakan berbisik pelan, “History will be kind to me for I intend to write it.”

Menulis di Kompasiana memberi dampak besar dalam kehidupan saya, dan juga orang-orang di sekitar saya. Menulis menjadikan hidup ini lebih hidup, dan tentunya hidup yang lebih hidup itu turut menghidupkan orang lain juga. Kreativitas dalam menulis pun semakin menjadi-jadi di Kompasiana. Lagi-lagi itu tentunya adalah berkat Kompasiana yang terus berinovasi serta membuka ruang sebesar-besarnya untuk kemanfaatan kita bersama, yang sampai detik ini belum saya temui di tempat (ruang menulis) lain. http://www.kompasiana.com/michusa/fenomenalnya-kompasiana-bisa-menyembuhkan-luka-batin_5500a6d1a333115b73511799

Kadang saya mesti berimajinasi sedikit untuk menuliskan sesuatu. Melahirkan tulisan ini juga butuh sedikit imaginasi dan banyak kreativitas, sebab tanpa itu semua, saya khawatir hidangan ini akan terasa hambar laiknya sayuran tanpa garam. Mudah-mudahan kali ini bumbunya pas. Tak kurang dan tak terlalu berlebihan. Sebab memang itulah fakta yang saya alami sendiri. Mungkin saja orang lain akan punya pengalaman lain lagi, ya monggo untuk diutarakan secara terbuka.

Akhirnya, karena Kompasiana saya bisa bernafas….ya, bernafas lega. Thanks Kompasiana. Be blessed and cheers!

“And by the way, everything in life is writable about if you have the outgoing guts to do it, and the imagination to improvise. The worst enemy to creativity is self-doubt.” ---Sylvia Plath.

#Kompasiana7

Catatan beberapa tulisan saya tentang menulis, dan juga tentang Kompasiana (di masa lampau):

http://www.kompasiana.com/michusa/untuk-apa-anda-menulis_552aea7af17e617653d623e1

http://www.kompasiana.com/michusa/m-e-n-u-l-i-s_552e04846ea834261e8b45a1

http://www.kompasiana.com/michusa/buang-hajat-di-kompasiana_5500f1cca33311d372512acc

http://www.kompasiana.com/michusa/menjadi-penulis-kaya-penulis-terkenal-atau-penulis-berkualitas_5528fe156ea83431738b457f

http://www.kompasiana.com/michusa/mati-matian-menulis-mati-karena-tulisan-atau-menulis-sampai-mati_551fbc768133111d6e9de5ac

http://www.kompasiana.com/michusa/opini-siapa-paling-benar-di-kompasiana_55177c73a333114607b65e13

http://www.kompasiana.com/michusa/menjadi-penulis-emosioner-atau-misioner_550e557a813311c52cbc6285

http://www.kompasiana.com/michusa/seimbangkah-kualitas-penulis-wanita-di-kompasiana_5500ce92a33311d372512456

http://www.kompasiana.com/michusa/logika-penulis-dan-ide-menulis_54f4a61f7455137f2b6c8d7f

http://www.kompasiana.com/michusa/bangkit-dari-kematian-menulis_54f7621ba33311d6338b476a

http://www.kompasiana.com/michusa/berhati-hatilah-dalam-menulis-dan-berkomentar-sama-sama-bisa-membunuh_54f7ff10a33311af608b4886

http://www.kompasiana.com/michusa/apa-yang-anda-tulis-itu-menunjukkan-siapa-anda_552fb9396ea8341a278b457b

http://www.kompasiana.com/michusa/satu-keluarga-tapi-berantem-melulu-beberapa-tipe-penulis-kompasiana_550b5338a33311a01e2e3c32

http://www.kompasiana.com/michusa/melacurkan-diri-untuk-personal-branding_55018d8ca333119f6f51396c

http://www.kompasiana.com/michusa/kemampuan-menulis-tidak-turun-dari-langit_5500bbbf8133110b1afa7b0c

http://www.kompasiana.com/michusa/sebuah-pena-bicara-dan-ketika-cinta-bicara_5500ad13a333117f73511a2d

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun