Mohon tunggu...
Michran Marsaoly
Michran Marsaoly Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penuhi Gizi Ibu Hamil untuk Cegah Stunting

27 Juni 2024   09:51 Diperbarui: 27 Juni 2024   14:15 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: dppkbpppa.pontianak.go.id)

Penuhi Gizi Ibu Hamil Untuk Cegah Stunting

Stunting menurut World Health Organization (WHO) (2015) adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Stunting merujuk kepada anak-anak dengan tinggi badan yang pada usia mereka lebih dari dua standar deviasi di bawah median Standar Pertumbuhan Anak WHO (World Health Organization, 2015). 

Selaras dengan definisi tersebut, stunting dalam kacamata Kementerian Kesehatan (Kemenkes) (2022) mendefiisikan stunting sebagai perawakan pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 Standar Deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO. 

Hal ini disebabkan karena kekurangan gizi kronik yang berhubungan dengan status sosioekonomi rendah, asupan nutrisi dan kesehatan ibu yang buruk, riwayat sakit berulang dan praktik pemberian makan pada bayi dan anak yang tidak tepat (Kementerian Kesehatan, 2022).

Data per Januari 2023, mengutip dari website sehatnegeriku.kemkes.go.id, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) stunting memang mengalami penurunan di tahun 2022 dengan angka 21,6% setelah sebelumnya menduduki angka 24,4% di tahun 2021 (Rokom, 2023). 

Tetapi, walaupun demikian, bukan berarti permasalahan stunting ini selesai begitu saja, dalam forum Rapat Kerja Nasional BKKBN, Presiden Joko Widodo menyampaikan target angka stunting di tahun 2024 dapat menyentuh 14% (Rokom, 2023). Dengan demikian, tugas untuk memecahkan permasalahan stunting masih menjadi tugas yang serius. Maka dari itu, mari sama-sama kita sadari dan cegah stunting sejak anak di dalam kandungan!

Solusi stunting terus menerus diupayakan oleh berbagai pihak, dari tingkat Nasional, Daerah hingga kesadaran individual. Tenaga kesehatan dan pihak-pihak terkait berupaya penuh mengedukasi ibu-ibu hamil mengenai apa itu stunting, bahaya stunting hingga apa yang perlu dilakukan seorang ibu untuk mencegah stunting.

Salah satu poin yang dikutip dari beberapa penyebab stunting adalah asupan nutrisi dan kesehatan ibu yang buruk. Status dan asupan gizi seorang ibu dapat mempengaruhi kesehatan anak sejak janin hingga nantinya dewasa, sehingga gizi yang baik pada ibu menjadi kunci kelangsungan hidup seorang anak dalam masa pertumbuhannya (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2019). 

Hal ini selaras dengan ketegasan dalam mengatur gizi anak sejak 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK).  1000 HPK tersebut menjadi periode pertama kehidupan sejak awal kehamilan hingga anak berusia 2 tahun, masa ini adalah masa kritis yang dapat menentukan kesehatan, kesuksesan dan kesejahteraan anak di masa yang akan datang (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2019). 

Masa 1000 HPK ini terdiri dari 270 hari saat kehamilan dan 730 hari pada masa setelah bayi dilahirkan (Fitriah, et al., 2018). Sehingga, jika terlewatkan dengan kualitas gizi yang tidak baik, maka dapat menimbulkan gangguan yang permanen dan sulit untuk diperbaiki, kedepannya akan berdampak buruk pada sumber daya manusia (Fitriah, et al., 2018).

Kenyataan yang disampaikan melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang adalah masih banyak kasus ibu hamil yang memiliki gizi kurang, seperti kurus dan menderita anemia karena kurangnya asupan makanan saat hamil dan beban kerja yang lebih berat dibanding sebelum hamil, sehingga bayi atau janin tidak mendapat zat gizi dan tentunya mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Maka dari itu, penting sekali bagi ibu hamil untuk memenuhi zat gizi saat sedang mengandung, untuk memenuhi asupan ibu dan juga bayi yang sedang dikandung.

Asupan gizi ibu hamil dapat menunjang kesehatan ibu hamil itu sendiri serta tumbuh kembang janin (Andarwulan, et al., 2020). Selanjutnya dipaparkan juga bahwa, Ibu hamil membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan orang pada umumnya yang sedang tidak hamil, sebab janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi dan disimpan oleh ibu di dalam tubuhnya (Andarwulan, et al., 2020). Ibu membutuhkan makanan yang berkualitas dengan jumlah yang cukup dengan menu gizi seimbang yaitu terdiri dari zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur (Fitriah, et al., 2018).   

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2021) dalam buku "Pedoman Gizi Seimbang Ibu Hamil dan Ibu Menyusui" memaparkan bahwa selama hamil, ibu membutuhkan zat gizi makro dan zat gizi mikro untuk mencapai berat badan yang optimal selama kehamilan. Zat gizi makro terdiri dari kebutuhan energi (karbohidrat) dan kebutuhan protein. Karbohidrat dapat berupa nasi, umbi-umbian, dan lainnya. Sedangkan, protein berasal dari telur, ikan, daging dan lainnya (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021).

Kemudian, zat gizi mikro yang mencakup zat besi (terdapat dalam daging merah, hati, ayam, ikan, sayur, dsb), asam folat (terdapat dalam jeruk, sayur hijau tua, hati, dll.), vitamin A (pada sayur hijau tua atau oranye), Kalsium (pada susu, sereal, dan sayur), serta probiotik dan prebiotik (terdapat dalam susu, yoghurt, dan lainnya) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021). Maka dari itu, untuk para ibu hamil ayo penuhi gizi yang dikonsumsi untuk mencegah stunting pada generasi-generasi emas yang akan dilahirkan!

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun